Part 42

14.7K 1K 465
                                    

Waktu berjalan begitu cepat, sejak Agan kembali pada keluarga Manuel, semua sudah kembali seperti semula. Agan, bocah yang baru saja berusia genap 14 tahun tepat dua minggu yang lalu itu pun sudah kembali menjalani hari-hari nya dengan penuh semangat.

Kejadian dimana sang Opa yang tiba-tiba saja menjemput nya itupun sudah dia lupakan. Agan tidak tau apa yang sebenar nya terjadi, dia hanya tahu kalau Opa nya sudah pergi sejak dia terbangun dari tidur nya.

Papa nya bilang kalau Opa nya sudah tidak akan memaksa Agan lagi untuk tinggal bersama nya. Bahkan kini Opa nya itu hampir setiap hari meminta vidio call pada Agan. Tentu saja Agan sangat senang mendengar hal itu.

Agan tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Semua nya tampak berubah dimata Agan. Mulai dari sikap Opa nya yang terlihat lebih hangat pada nya, hingga perubahan keluarga nya yang sekarang sudah tidak terlalu mengekang Agan lagi.

Tentu saja hal ini dimanfaatkan oleh Agan, Bahkan saat Agan meminta kado ulang tahun nya yaitu untuk kembali sekolah, hal itupun langsung saja dituruti oleh Franz, papa nya

Agan merasa hidup nya kini lebih sempurna. Dia hidup sebagaimana dulu hidup yang dia impikan. Pergi ke sekolah, bermain ke taman, punya teman, semuanya terasa lengkap bagi Agan.

Sebelum nya Agan sempat tidak ingin untuk sekolah umum lagi karna Agan takut kalau kejadian dimana Alex menculik nya yang pertama kali. Namun Franz langsung meyakinkan Agan kalau mereka sudah pergi dan menetap di luar negeri. Ya, itu memang benar, Alex dan Axel telah menetap di negara yang berbeda dengan Agan.

******

"Mamaaa"

"Mamaa hiks... Hiks..."

Teriakan yang disertai dengan tangisan itu berasal dari arah pintu utama mansion keluarga Manuel

Ya, itu adalah Agan.

Tepat pukul tiga sore ini, Agan baru saja pulang dari sekolah nya.

Kaela yang memang sedang duduk di ruang keluarga itu pun menyerngit bingung saat melihat putra bungsu nya itu datang ke arah nya sambil menangis.

Bukankah putra nya itu baru saja pulang dari sekolah? Lalu mengapa Agan menangis?

Agan datang dan langsung memeluk Kaela yang sedang duduk di sofa ruang keluarga itu.

Kaela memerhatikan Agan yang saat ini menggunakan jersey basket merah dengan lambang Federico's school di bagian dada nya

Kaela hanya diam sambil mengelus punggung Agan yang sedang terisak di pelukan nya. Bukankah Agan baru saja selesai klub basket? Tapi Kaela menyadari kalau Agan bahkan tidak menunjukkan tanda-tanda orang yang baru saja olahraga.

Baju Agan masih terasa kering dan wangi. Tidak ada keringat sedikit pun di tubuh Agan.

Lalu mata Kaela beralih ke arah bagian masuk ruang keluarga itu. Disana Franz hanya berdiri dengan tatapan datar nya.

Kaela juga bingung melihat presensi Franz saat ini. Kenapa Franz ada dirumah jam segini? Bukankah tadi Franz mengatakan dia akan meeting dan akan pulang larut malam.

"Ada apa sayang hm?"

Agan tidak menjawab dan semakin terisak dalam pelukan Kaela.

Franz berjalan ke arah Kaela dan Agan. Kaela menatap ke arah Franz seolah meminta penjelasan. Tapi Franz hanya diam dan malah mengambil alih Agan dari pelukan Kaela.

Agan yang sadar kalau papa nya akan mengambil alih diri nya pun, semakin mengeratkan tangan nya pada tubuh mama nya.

Sekali sentakan, kini tubuh Agan sudah berpindah ke pelukan papa nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REAGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang