14. Memaafkan

11.1K 926 20
                                    

Saat ini Agan sedang duduk di pangkuan Erik, sejak tadi Abang nya itu tidak mau melepaskan nya. Bahkan ketika abang Marcell nya memanggil nya pun, Abang Erik nya tidak mau melepaskan nya. Sementara Agan hanya pasrah diam di gendongan Abang nya ini. Erik sejak tadi sibuk mengelus kepala adik kecil nya ini.

Sementara sepupu nya yang lain sibuk bercerita bersama. Dasha dan Alisha pun tak henti-hentinya tertawa, ntah apa yang mereka bicarakan. Marcell dan Max sibuk dengan ponsel nya, padahal mereka sejak tadi ingin bersama adik bungsu mereka itu, tapi malah Abang tertua mereka itu tidak mau melepaskan Agan dari pangkuan nya. Sedangkan para orangtua sibuk bercengkrama ntah itu hanya membahas masalah keluarga atau masalah pekerjaan.

Sedangkan Dion sejak tadi hanya diam memandang ke arah Agan. Rencana nya dia ingin minta maaf pada Agan, tapi dia masih gengsi walau hanya sekedar mengucapkan kata maaf.
Lama Dion menatap ke arah Agan, akhirnya Agan menyadari kalau dirinya sedang di tatap. Dia menatap ke arah Dion yang juga sedang menatap nya.

Agan malah menunjukkan wajah garang nya pada Dion, namun Dion hanya tersenyum tipis, melihat bagaimana imut nya Agan di mata nya. Jika di pikir-pikir lagi, ternyata Agan itu cukup imut, hanya saja Dion yang selama ini terlampau cemburu pada Agan dan membuat nya selalu berfikir buruk pada Agan.

Akhirnya dengan keberanian dan tekad yang bulat, Dion beranjak dari tempat duduk nya. Dia berjalan ke arah tempat duduk Agan dan Erik.

Agan yang melihat Dion berjalan ke arah nya mulai memeluk Erik dengan erat, dia takut, dia berfikir apa yang akan dilakukan Abang sepupu nya itu pada nya.

"Baby, maaf kan Abang"

Kalimat singkat itu terdengar di telinga Agan. Agan merubah posisi nya dan melihat ke arah Dion yang berdiri di hadapan nya.

Agan hanya diam, dia masih mencerna perkataan dari Abang sepupu nya itu. Hingga akhirnya Dion kembali mengucapkan kata maaf.

"Kau tidak ingin memaafkan Abang baby?"

"Eh"

Agan malah bingung, ada apa dengan Abang nya, kenapa tiba-tiba meminta maaf pada nya.

"Baby, kau tidak ingin memaafkan bang Dion?"

Itu suara Erik yang kembali menyadarkan Agan.

"Agan mau memaafkan bang Dion, maafkan Agan juga"

Agan menjawab dengan tersenyum, akhirnya tidak ada lagi yang membuat nya merasa tidak enak setiap berkunjung kerumah kakek nya. Karna selama ini Dion lah yang membuat nya merasa kurang nyaman berkunjung ke mansion ini.

Dion mengacak surai Agan dengan gemas melihat senyum Agan.

Erik hanya tersenyum tipis menyaksikan dua adik bungsu nya itu akhirnya berbaikan

Para orangtua juga menyaksikan hal itu, terutama Kaela yang akhirnya tersenyum melihat putra nya itu kembali tersenyum.

"Bagaimana pekerjaan kalian Erik, Marcell, Max?" Abraham bertanya pada cucu-cucunya yang sudah bekerja

"Semua baik, aku baru saja memenangkan tender besar" Erik

Ya, saat ini Erik lah yang mengelola kantor cabang milik keluarga Federico, sementara kantor pusat nya masih di pegang oleh Daddy nya, Gabriel

"Semua lancar, tidak ada yang perlu di khawatirkan" Max

"Semua terkendali" Marcell hanya menjawab singkat pertanyaan Kakek nya itu

"Bagaimana dengan sekolah kalian?" Abraham bertanya pada cucu nya itu.

"Sekolah kami lancar kek" Dasha menjawab mewakili Alisha

REAGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang