6. Jadwal Check Up

19.7K 1.2K 12
                                    






*****
Minggu yg cerah di keluarga Manuel ini diisi tangisan dari Agan. Agan menangis sejak tadi karna papa nya mengatakan kalau hari ini adalah jadwal check up Agan.

"Hiks....hiks....nggk mau, Ag...Agan nggak mau hiks...hiks...."

"Agan nggak suka, pokoknya Agan nggak mau hiks...hiks..."

Saat ini Agan ada didalam mobil mewah keluarga nya, bersama dengan Franz dan Kaela menuju rumah sakit tempat Agan biasa melakukan check up. Sementara Marcell dan Max sebenarnya ingin ikut menemani anak nakal ini, tapi keduanya ada masalah dikantor mereka, yg membuat mereka harus menyelesaikan masalah kantor dulu.

Kaela sejak tadi mengelus Surai lebat Agan yg lepek karena menangis sejak tadi. Posisi Agan saat ini sedang duduk di pangkuan papa nya.

"Hiks.. papa, Agan nggak mau hiks...hiks..."

"Mama, Agan nggak mau mama"

"Mama, bilang sama papa Agan nggak mau check up hiks...hiks...."

"Papa tidak suka dibantah Agan"
Agan sejak tadi sudah membuat Franz ingin marah, tangisan-tangisan yg sejak tadi keluar dari mulut Agan membuat Franz harus dengan susah payah menahan kesabaran nya agar tidak menyakiti Agan. Ingat Franz itu bukanlah orang yg penyabar, dia tidak suka jika ada yg membangkang perintah nya, termasuk Agan. Bungsu nakal nya itu.

"Hiks...hiks... Agan nggak mau sama papa.."

"DIAM AGAN!"

Franz yg sejak tadi geram karena Agan yg menangis terus secara tidak sadar malah membentak Agan yg sekarang di pangkuannya. Bahkan sopir pribadi keluarga Manuel itupun terkejut mendengar bentakan tuan besar nya itu.

"Pa, jangan terlalu keras pada Agan"
Kaela mengelus bahu suami nya yg duduk tepat disebelah nya, ia memaklumi Franz yg tidak sabaran mengahadapi ke rewel an Agan.

Agan yg mendengar bentakan papa nya itupun terdiam sesaat karena terkejut. Franz yg tersadar karena kesalahan nya, membisikkan kata kata maaf di telinga Agan.

"Maafin papa baby, ini semua untuk kebaikan mu. Jangan menangis lagi hmm" Franz mengecup berulang kali pucuk kepala Agan

"Hiks...hiks lepas" Agan memukul mukul tangan Franz yg melilit di pinggang nya. Ia ingin dengan mama saja. "Lepasin, Agan mau sama mama hiks.."

Akhirnya Franz melepaskan tangan nya dari pinggang Agan. Agan dengan cepat berpindah kesamping mama nya. Menyembunyikan wajah nya dalam dekapan hangat mama nya.

"Nggak mau sama papa hiks..hiks.."

"Agan nggak suka papa hiks"

"Papa jahat"

Disela sela tangis nya, Agan mengadu pada Kaela. Kaela dengan penuh sayang mengusap usap punggung Agan yg masih terisak di pelukan nya.

"Hussss sayang jangan bilang seperti itu, papa sayang sama Agan. Agan itu kesayangan nya papa"

"Jangan nangis lagi hmm"

Kaela berujar lembut pada Agan, ia memahami bagaimana perasaan Agan saat ini. Anak itu hanya takut akan serangkaian check up yg akan ia jalani nanti nya.
Hal ini sebenarnya sudah biasa dihadapi oleh Franz dan Kaela. Setiap jadwal check up nya Agan, Agan akan selalu menangis bahkan berteriak dihadapan Franz.

Tapi Agan adalah kesayangan Franz dan Kaela. Itulah sebabnya segala sesuatu yg menyangkut Agan akan menjadi prioritas keluarga Manuel. Terutama kesehatan Agan, Franz akan selalu memastikan kesehatan serta tumbuh kembang putra nya itu.

REAGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang