7. Kecewa

17.6K 1.4K 22
                                    

Detik demi detik berlalu, Hari demi hari berganti. Kehidupan tidak selalu sama. Kehidupan tidak hanya ada kata suka namun masih ada kata duka. Roda kehidupan berjalan seiring berjalan nya waktu.

Sementara Agan masih sama. Menjalani hari-hari monoton hidup nya, bangun pagi, sarapan, homeschooling, hingga kembali tidur lagi.

*****

Saat ini Agan berada di kamar nya, sendirian. Sejak 1 jam yg lalu Agan telah selesai belajar homeschooling nya. Sejak tadi dia hanya berdiam diri diatas kasur king size nya, sembari memandangi langit-langit kamar nya yg di dekorasi dengan motif bintang dan langit malam.

Akhir-akhir ini Agan merasa papa nya agak berbeda. Papa nya bahkan kelihatan sedikit cuek pada nya. Agan tidak mengerti, apa dia membuat kesalahan yg membuat papa nya itu marah padanya? Tapi seingat Agan dia tidak membuat kesalahan apapun akhir-akhir ini. Tak ingin terlarut dalam kebingungannya. Agan memilih tidur saja.

Ceklek

Setelah beberapa menit tertidur, pintu kamar Agan terbuka, menampilkan Kaela yg datang menuju ranjang Agan.

'apa Agan sakit?' batin Kaela bertanya pada diri nya. Ia memeriksa kening Agan, dan benar saja ternyata suhu tubuh Agan terasa hangat dari suhu orang normal. Kaela yg sedikit panik langsung saja mengambil plester penurun panas yg terletak didalam laci nakas Agan. Plester penurun panas itu memang selalu tersedia dalam laci nakas Agan, jaga-jaga kalau Agan tiba-tiba terserang demam seperti saat ini.
Kaela tidak menghubungi Franz, karna Kaela rasa ini hanya masalah kecil, lagi pula dia sendiri bisa mengatasi demam nya Agan.
Kaela mengecup kening Agan sebelum akhirnya berjalan keluar kamar Agan, membiarkan Agan beristirahat karna Agan mungkin hanya kelelahan, fikir Kaela.

*****

Sementara itu, Franz yg saat ini berada di kantor nya, sedang duduk diatas kursi kebesarannya. Franz hanya diam sejak tadi, dia duduk menghadap ke arah kaca besar di ruangan itu. Pemandangan kota indah serta bangunan -bangunan pencakar langit lainnya terpampang jelas dari balik kaca itu.

Franz sedang memikirkan masalah nya akhir-akhir ini. Ia bahkan sering mengabaikan putra bungsu nya itu, terlebih kepada Kaela, mereka berdua bahkan jarang menghabiskan waktu bersama. Franz akan pergi berangkat pagi sekali dan pulang saat tengah malam. Franz bahkan jarang ikut makan malam bersama keluarga nya.

Franz tidak mengerti, akhir-akhir ini Franz merasa tidak tenang. Ia merasa sesuatu yang buruk akan terjadi pada keluarga nya. Ditambah dengan kejadian beberapa hari yang lalu saat Marcell datang keruangan kerja nya, dan mengatakan bahwa ada seseorang yang berusaha meretas keamanan mereka.

Saat ini Franz, Marcell serta Max berada di ruang kerja Franz. Marcell yang meminta nya agar mereka berkumpul setelah makan malam selesai.

"Pa, seperti nya ada orang yang berusaha meretas data privasi keamanan kita." Marcell

"Siapa?" Franz bertanya dan mengerutkan kening nya heran.
Karna selama 10 tahun terakhir, tidak ada yg pernah berani macam-macam dengan keluarga mereka.

"Aku tidak tahu, tapi sepertinya ada orang dalam yang membantu orang itu, membuat ia bisa mengakses beberapa data milik kita" Marcell

"Orang dalam?" Max mengeram marah saat mendengar ada pengkhianat diantara mereka.

"Aku akan mencari tau siapa orang itu, tapi sepertinya dia bukan orang biasa. Aku sudah turun tangan untuk mencari informasi tentang orang itu, tapi sepertinya orang itu punya sistem yang lebih kuat. Max

Sementara Franz sibuk dengan pikirannya. Ia mencoba menerka-nerka siapa orang yang berani mengakses data privasi mereka. Franz tidak bisa menyimpulkan siapa orang yg telah melakukan itu, karna ada banyak musuh disekitar mereka yang memang selalu berusaha untuk menjatuhkan mereka.

REAGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang