"Bukankah anak nakal harus dihukum?" Franz berucap dengan nada rendah, bahkan sangat rendah, dengan menguatkan cengkraman nya pada rahang Agan.******
Franz dengan kasar menarik tangan Agan untuk bangkit, dan membawa Agan menuju ruang kerja nya. Dibelakangnya Marcell juga Max mengikuti langkah Agan dan papa nya.
Agan bahkan sesekali hampir terjatuh karna langkah lebar papa nya. Namun Franz tidak memperdulikan hal itu, dia terus saja menarik tangan Agan
Sejak tadi Agan terus berdoa semoga mama nya datang dan menyelamatkan diri nya dari amukan papa dan kedua abang nya ini. Dia juga heran kemana mama nya ini.
Ceklek
Pintu ruang kerja itu dibuka oleh Franz. Dia kembali menarik tangan Agan untuk masuk kedalam ruangan itu.
Franz, Marcell serta Max kemudian duduk di sofa ruangan itu, membiarkan Agan berdiri dihadapan mereka sambil menunduk takut.
"Katakan, peraturan apa saja yang kau langgar baby" Marcell mulai angkat bicara
Agan hanya diam, bahkan untuk menatap saja dia tidak mampu, apalagi menjawab pertanyaan dari Abang nya itu.
"Angkat wajah mu baby, bang Marcell berbicara padamu"
Namun Agan masih enggan mengangkat wajah nya. Dia takut sekali, hawa di ruangan ini juga cukup membuat Agan mati rasa.
"Angkat wajah mu Reagan!!
Marcell menaikkan nada suara nya, saat melihat tidak ada pergerakan dari Agan. Akhirnya dengan perlahan Agan mengangkat wajah nya. Ternyata wajah Agan sudah basah karna air mata. Ya, akhirnya Agan menangis karna ketakutan.
"Katakan, peraturan apa saja yang sudah kau langgar" Max kembali bersuara
"Hiks...hiks... Agan la...lari dari man...mansion hiks..hiks..."
"Lalu?"
"A...Agan ber....hiks....hiks..bermain basket di ta..taman"
"Selanjutnya?"
"A...Agan berbicara sama....hiks..Orang ba....baru"
"Ada lagi?"
Agan menggeleng membalas ucapan dari Abang Marcell nya.
" Tiga peraturan dalam satu hari, bukankah itu terlalu banyak baby?" Marcell berbicara sambil terkekeh pelan.
"Kira-kira hukuman apa yang pantas untuk anak nakal sepertimu hmm?" Marcell menunjukkan seringainya.
Agan takut, sangat takut, Marcell itu sangat kejam jika menghukum Agan.
"Sebenarnya apa yang kau inginkan, bukankah papa sudah memenuhi semua keinginan mu?"
"Apalagi yang kau inginkan, papa akan memberikan nya padamu, asal itu tidak membuat mu berbahaya dan membuat mu keluar dari mansion"
Franz berbicara dengan nada geram nya, tapi dia harus mendengarkan dulu penjelasan dari putra nya ini
Ya, itu memang benar, Franz selalu memberikan yang terbaik untuk Agan supaya Agan betah di mansion dan tidak akan keluar jika hanya ingin bermain. Agan bahkan punya banyak koleksi barang-barang mewah, koleksi jam tangan mewah, sepatu-sepatu mahal, miniatur mahal, bahkan Agan punya ruang khusus tempat ia bermain game.
Sementara Agan masih menangis, tidak, dia bukannya tidak bahagia dengan semua yang diberikan papa nya, tapi dia juga butuh teman untuk bermain. Dari dulu Agan tidak punya teman untuk bermain, sejak kecil Agan sudah terbiasa selalu berada di mansion, Mulai dari homeschooling nya, sampai bermain Agan semua nya hanya berada di dalam mansion.
KAMU SEDANG MEMBACA
REAGAN
Teen FictionREAGAN KENT MANUEL "Papa..... Agan ma.. mau sekolah.." "Katakan sekali" "Katakan sekali lagi, Agan!" "Apa kau tidak mendengarkan Papa?" "Hiks...hiks.... maaf papa, Agan cuma mau sekolah..." "Apa kau mulai nakal hmm?" "Hiks... hiks...ng.. nggak Papa...