[COMPLETED] The Voice of Awaken.

The Thunder in the Sky (02).

Ost. Part ini dipersembahkan oleh : Diablo - Voice 3 ost. Moksori rock version .
.
Serius bacanya sambil dengerin lagunya ya.

(Dan percaya ga sih, ide awal buat work ini tercetus tak lama setelah Awaken episode 11 keluar, serta foto Nam Goong Min yang ini rilis 😂😂. Kemudian saya gabung kan dengan Kang Woo. Daebak. Kalau saya jadi Jamie, betah bener di rumah punya dua saudara kek gini / atau malah setres ya gaes. Yang satu gesrek satu kek kulkas. Tapi yang pasti kalau punya saudara kek mereka, yang namanya lelaki kardus, tukang pehape, tukang gantung, sales janji manis, bakal melipir jauh-jauh. Mereka lebih sayang nyawa 😂😂😂).

🌆🌆🌆🌆🌆🌆🌆🌆🌆

Kang Woo memasuki area pabrik sayap sisi kiri saat sambungan komunikasi terbuka. Itu dari tim Dispatch yang memberitahunya kalau mereka sudah sampai di lokasi dan ada Agen Park juga bersama mereka. Kang Woo meminta Joong Ki untuk membagi tim. Separuh masuk ke sayap kanan sementara sisanya menyisir sekitar hutan di wilayah pabrik.

Sebetulnya Kang Woo kesulitan berkonsentrasi saat ini, setelah kejadian barusan. Tindakan Jamie terlalu mengejutkannya. Dan apa-apaan itu? Bagaimana bisa perempuan bertubuh kecil seperti dia memiliki energi sebesar itu. Lalu siapa pula wanita yang tadi menyerangnya.

Kang Woo menggelengkan kepalanya kuat-kuat, dia harus fokus pada pencarian terhadap Kwon Joo. Jamie bilang dia akan mengurus musuh mereka bukan, ia yakin kalau Jamie bakal baik-baik saja. Ia punya perasaan kuat soal itu, dan yakin kalau Jamie memang bukan orang biasa. Sekarang Kwon Joo lebih membutuhkannya dibandingkan orang lain.

Dengan Bang Je Soo yang menggila menahan Kwon Joo, Kang Woo bahkan tak mau memikirkan apa saja yang pria itu bisa lakukan pada si Direktur Golden Time.

Kang Woo bergerak cepat dalam diam, namun terus waspada.

Area lantai satu aman. Ia lantas menyisir ke lantai dua. Tempat itu merupakan bagian pembuatan obat-obatan sekaligus labolatorium nya. Di bagian ini ada satu lorong panjang berpintu banyak, masing-masing ruangan dipisahkan hanya oleh sekat kayu serta kaca.

Kang Woo memasang telinganya baik-baik. Selain bunyi tikus mencicit serta angin mendesis, dia tak lagi mendengarkan apapun.

Kang Woo sudah sampai di ujung lorong ketika.

Hawa dingin menusuk datang dari belakang punggungnya. Seakan sudah menyadari, Kang Woo memutar tubuhnya amat pelan sambil mengangkat senjata perlahan. Kemudian.

"Bang Je Soo mengirimkan pesan untukmu. Do Kang Woo".

Sosok bertudung hitam dengan suara maskulin berat itu bergerak cepat ke arah Kang Woo. Tepat saat Kang Woo meletuskan senjatanya.