Tim Jin Hee dan Hye Won berpisah, setelah mereka tiba di Polsek Pongsan dan melakukan koordinasi ulang serta membagi agen pembantu lapangan. Jin Hee dan serta Jin Hyuk mengantarkan mereka hingga ke halaman depan, dan sebelum benar-benar melepaskan kepergian tim dua, Jin Hee memanggil Jae Woong untuk mengajaknya bicara empat mata tak jauh dari mobil mereka.
"Ingatlah janjimu padaku untuk bertahan hidup" kata Jin Hee dengan ekspresi berat, menahan lengan lelaki tersebut. Sorot netranya seakan ingin melarang Jae Woong namun dia tahu dirinya tidak bisa melakukan itu.
"Kamu juga, jangan terbawa emosi. Apapun yang terjadi nanti tetaplah jaga call center dengan baik. Oke" tukas Jae Woong. Raut wajahnya begitu teduh. Meletakkan satu tangan di atas bahu Jin Hee. "Kita akan baik-baik saja" menatap intens wanita cantik dengan iris coklat abu-abu yang selalu membuatnya mendapatkan semangat lebih untuk terus berjuang selama berada di dalam penjara. "Yasokhae".
Jin Hee mengangguk perlahan. Kemudian. Saat itulah dia melihatnya. Arah pandangan Jae Woong yang sejak tadi tertuju pada satu tempat.
Bibirnya.
Lalu, seakan sudah tahu apa yang bakal terjadi, Jin Hee memejamkan kedua kelopak mata. Kemudian membiarkan bibir tipis Jae Woong menyentuh bibirnya.
Awalnya hanya berupa kecupan, namun saat Jin Hee mengalungkan kedua tangan ke sekeliling leher Jae Woong, ciuman mereka berubah menjadi lebih dalam serta tidak terkendali.
"Yak! Kalian pikir kalian sedang di mana!".
Suara bentakan Moo Jin Hyuk segera membuat keduanya tersadar. Jin Hee refleks mendorong dada Jae Woong, menundukkan kepala, sementara Jin Hyuk berjalan ke dekat mereka. Jin Hee bisa merasakan wajahnya merona.
"Yak. Direktur Do. Kalau kedua kakakmu sampai tahu soal kejadian barusan maka...." memandang Jin Hee serta Jae Woong bergantian.
"Kakak satunya sudah merestui ku".
"Yang mana?" tanya Jin Hyuk.
"Yang mirip anda".
Jin Hee melotot. Jin Hyuk tertawa sambil memasukkan kedua tangan ke dalam saku jaket kulitnya. "Waa....benar-benar. Sudah sana, nanti kalian bisa terlambat" desis si kanit. Setengah mengancam Jae Woong melalui sorot tajam matanya.
Jae Woong melemparkan senyum tipis, lalu kembali menatap Jin Hee. "Aku pergi. Jaga dirimu".
Jin Hee mengangguk lagi, kali ini dia merasa sedikit lebih tenang.
Jae Woong membalikkan badan dan melangkah ke arah rekan-rekannya yang sudah menunggu sejak tadi, serta otomatis telah menyaksikan seluruh drama-pagi-hari barusan antara dirinya dan Jin Hee, namun lelaki itu cenderung tidak peduli.
Jin Hee dan Jin Hyuk tetap berdiri di tempatnya, menyaksikan kendaraan tim dua meluncur meninggalkan halaman depan kantor hingga bayangannya tak lagi nampak. Kemudian suara di ear pierce masing-masing berbunyi. Itu dari Eun Soo.
"Direktur Do, Kanit Moo, kami menerima laporan baru terkait Bang Je Soo. Sosok serupa dirinya terlihat tengah berkeliaran di sekitar pasar Pongsan-Myeongwun".
Jin Hee dan Jin Hyuk saling berpandangan, sedikit kaget.
"Baiklah kami akan ke ruang kontrol sekarang" tukas Jin Hee. Berlari bersama Jin Hyuk menyebrangi lapangan parkir. Kemudian sambungan segera dialihkan ke tim dua oleh call center. "Ada kemunculan seseorang terduga Bang Je Soo di area pasar Myeongwun, bagi tim dan kirim beberapa orang ke sana lebih dulu. Anda mendengar saya kan? Gong Timjang?".
"Ne, algeseumnida" jawab Hye Won dari ujung saluran.
Keduanya tiba di ruang panggilan khusus. Do Jin Hee berdiri di tengah-tengah ruangan. Menatap semua staff yang sebagian dari mereka tampak bingung.
"Hari ini kita akan menghadapi operasi khusus. Oleh sebab itu tim call center akan dibagi jadi dua. Agen Yoo Yun Mi akan menangani area seputar kota Pongsan hari ini, jika ada kasus baru segera berikan kepada tim Jatanras unit umum yang bertugas. Kelima junior baru akan membantumu hari ini. Saya telah berkoordinasi dengan mereka" kata Jin Hee. Dagunya terangkat. Kedua tangan terlipat depan dada, ekspresinya tegas.
Perempuan bertubuh pendek dengan rambut di cepol belakang
kepala bernama Yun Mi tersebut segera berdiri dari kursinya sambil berkata. "Ne. Do Sajangnim" jawabnya lalu kembali ke tempatnya dan memulai tugasnya. Bersama kelima orang rekan yang berada di lajur bangku tempatnya duduk."Sisanya. Akan bekerja untuk kasus hari ini" Jin Hee membalikkan badan, berjalan ke arah meja utama serta menekan tombol berwarna merah yang menjadi ikon dari keberadaan tim waktu emas sesungguhnya.
Terdengar bunyi sirine berdengung. Menatap lurus ke arah layar di depannya, sekaligus Jin Hyuk yang berdiri tak jauh dari tempatnya. Jin Hee mengangguk. Sambil berkata dengan kedua mata membara oleh tekad.
"Mari kita menangkap Bang Je Soo bersama-sama. Kali ini untuk selamanya".
🌌🌌🌌🌌🌌🌌🌌🌌🌌
Mian bab kali ini pendek. Saya mengedit dalam posisi bekerja, nggak bakal sempat kalau semuanya huhuhu. Semoga kalian suka ya. Meski pendek.
Dann...hari ini Voice 4 prescon hahahah. Di satu sisi excited tapi ya agak sedih juga 🤣.
Yasudah lah kita harus mup on kan.
Warm & Regards. 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] The Voice of Awaken.
ФанфикMerupakan Fanfiksi dari dua kdrama terpopuler Voice dan Awaken (2020-2021). . Bagaimana jadinya jika Do Kang Woo tidak pernah satu darah dengan Kaneki Masayuki. Bagaimana jika ternyata Kapten tim Golden Time tersebut memiliki keterikatan secara gen...