Our Sweet Home (Epilog part 02).

85 11 0
                                    

"Kondisi ibu anda berdua bisa disebut sebagai Amnesia Disosiatif, hal ini umumnya terjadi pada orang-orang setelah melalui sebuah hal besar bersifat traumatis yang amat mengguncang fisik serta mentalnya. Situasi begini biasanya bisa bersifat sementara, namun".

Psikiater muda bernama dada Ju Young Do tersebut menjelaskan dengan tenang. Sepasang manik hitam kecoklatan miliknya berkilau ketika menghadapi sepasang kembar Do yang kini duduk dihadapannya.

"Keadaan ini tak akan membahayakan fisiknya bukan?" tanya Jin Hee, memajukan tubuh.

"Ani. Selama tidak ada paksaan dari dalam atau luar dirinya untuk mengingat. Kondisi luka di kepala Nyonya Jo sendiri tidak terlalu baik. Jaggaman" memutar komputer di depannya dan memperlihatkan foto hasil X-Ray kepala Jo Hyun Hee pada kedua anaknya. "Titik lobus temporal beliau mengalami benturan hebat ketika insiden kecelakaan beberapa waktu lalu, dalam kondisi normal, harusnya ibu anda mengalami koma efek dari shock hebat akan tetapi mukjizat berkata lain. Beliau hanya mengalami luka fisik ringan serta gegar otak sedang. Kita harus banyak-banyak bersyukur akan hal tersebut oleh sebab itu"

Dokter Ju mengambil nafas banyak-banyak pada satu kali tarikan lalu menghembuskan cepat lantas mulai menjelaskan lagi.

"Anda semua harus menjaga kondisi fisik serta mental beliau sebaik mungkin. Jangan membuatnya stres atau bahkan memaksa ibu anda untuk mengingat. Saat ini kemampuan ingatannya hanya sampai sebatas memori ketika beliau masih remaja saja. Namun syukurlah sebab beliau mampu menerima keberadaan anak-anaknya dengan baik. Sebab pada beberapa kasus, orang tua yang mengalami hilang ingatan serta tidak mampu mengingat anak-anak mereka akan mengalami disorientasi kondisi cukup parah. Tapi sejauh pantauan saya, Nyonya Jo bisa menerima keadaannya secara baik".

Jin Hee melirik Do Kang Woo yang sejak tadi hanya duduk diam, melipat kedua tangan, menundukkan kepala dengan bibir terkatup rapat serta alis bergerak-gerak. Jelas tampak berpikir keras.

"Lalu berapa lama dia harus di rumah sakit?" Jin Hee seakan menyuarakan isi kepala Kang Woo.

"Ehm, tergantung. Sejujurnya kondisi fisik ibu anda sudah memungkinkan untuk pulang. Mengenai masalah psikologisnya, bisa dilakukan sambil rawat jalan. Nanti saya juga akan melakukan beberapa pemeriksaan ulang sebelum beliau keluar dari rumah sakit serta meresepkan beberapa obat jika sampai ada gejala lain tak diduga muncul" jawab dokter Ju.

Kang Woo akhirnya mengangkat kepalanya, untuk kali pertama bertemu mata dengan dokter tampan tersebut.

"Baiklah Uisanim, kami mengerti. Terima kasih banyak atas bantuannya" tukas Kang Woo. Nadanya terdengar datar begitu juga ekspresinya.

Dokter Ju mengangguk lagi, kemudian mengeluarkan kartu nama dari dalam kotak penyimpanan dan menjulurkan ke depan. "Jika sewaktu-waktu kalian membutuhkan bantuan, saya akan selalu siap" diikuti seulas senyum tipis.

Jin Hee yang otomatis bergerak, setengah berdiri dan membungkuk untuk mengambil benda tersebut dari dokter Ju.

Keduanya akhirnya berpamitan, dokter Ju berdiri serta mengantarkan si kembar hingga mencapai pintu ruangannya. Namun sebelum membiarkan keluarga pasiennya pergi, ia kembali berkata. "Ah, benar juga. Nyonya Jo belakangan jadi suka memakan permen lollipop secara diam-diam, beliau selalu berkata kalau putra sulungnya suka sekali diam-diam memakan itu meski dilarang. Yang menurut saya ini sebuah kemajuan juga agak unik, mengingat memori yang mampu beliau ingat hanya sampai masa kuliahnya saja".

Jin Hee serta Kang Woo seketika saling pandang penuh makna.

"Yah, kita doakan saja yang terbaik untuk kondisi beliau. Dan paling penting, jangan terlalu memaksanya".

[COMPLETED] The Voice of Awaken.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang