The Cosmic Hurricane (03).

57 11 0
                                    

Judul lagu multimedia : Hidden Citizen - Immortalized.

	Do Jin Hee terpojok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Do Jin Hee terpojok. Kelelahan. Kehabisan energi. Sekujur tubuhnya bersimbah keringat.

Satu lututnya menumpu seluruh tubuhnya, berlutut di atas lantai. Tangan kanannya menancapkan besi tepian ranjang yang tadi berhasil ia patahkan sebagai senjata untuk bertarung, berpegangan erat pada benda itu agar tetap bisa menyeimbangkan diri.

Dia merasa ada yang salah, mau berusaha sekeras apapun melawan serta menyerang Bang Je Soo, lawannya amat tangguh dan tidak terkalahkan. Bang Je Soo hanya menderita beberapa luka tusukan kecil juga memar tak berarti sementara dirinya mulai benar-benar kewalahan.

Pertarungan keduanya telah sukses menghancurkan separuh dari lorong labolatorium rahasia tempat Bang Je Soo menahan Jin Hee, bahkan efeknya berdampak pada runtuhnya bangunan bagian atas di beberapa titik. Kekacauan ini tak terhindarkan.

Bang Je Soo tertawa bagai maniak, berjalan santai menuju tempat Jin Hee.  "Aku sungguh heran pada kalian, keluarga Do. Kenapa suka sekali mengambil jalan sulit jika ada yang lebih cepat. Mengapa tidak menyerah saja jika sudah tahu hasilnya dari pada berusaha mati-matian melawan. Apa karena harga diri?" Lantas berjongkok tepat di depan Jin Hee.

Terengah-engah, Jin Hee mulai kesulitan bernafas, seakan kehabisan pasokan oksigen. Berusaha mengangkat wajah, Jin Hee menatap lurus ke dalam sepasang iris ungu tua Bang Je Soo sambil berkata. " Jangan bercanda, kami hanya tak bisa membiarkan manusia bodoh dan keji sepertimu berada di puncak dunia serta menguasai segalanya. Kamu pasti sekarang berpikir sangat istimewa karena menjadi kesayangan wanita itu bukan. Sungguh menggelikan, baginya kamu tak lebih dari spesimen labolatorium sukses ciptaannya" ujarnya. Melemparkan tatapan mengejek juga tawa menghina.

Jin Hee tahu kalau perkataannya barusan telah melukai harga diri Bang Je Soo, terlihat jelas dari kilat kemarahan di dalam kedua mata lelaki itu.

" Ya, jangan karena aku bersikap lunak padamu maka kamu dapat bertingkah seenaknya" Je Soo menjulurkan satu tangannya ke depan. Meraih wajah mungil Jin Hee lantas sedikit mencengkram kedua tepian rahangnya dengan sangat kuat, menariknya ke arahnya. Membuat wanita itu harus berjuang keras mempertahankan keseimbangan.  "Kalau bisa aku sudah membunuhmu sejak tadi, kamu masih bisa hidup karena kebaikan dariku".

Jin Hee menyemburkan tawa, sangat keras, tepat di depan muka Je Soo, sampai membuat senjata besi yang menopang tubuhnya ikut bergetar. " Jangan melawak Bang Je Soo, alasanmu tidak membunuhku karena kamu takut bukan? Kamu takut kalau nantinya wanita itu akan membencimu sebab kamu telah menghabisi nyawa putri kesayangannya sekaligus objek penting dari penelitiannya".

Air muka Je Soo berubah, rahangnya mengeras, dan Jin Hee bisa melihat setiap urat di wajah juga leher lelaki itu menghentak-hentak dari dalam kulitnya. Bang Je Soo tentu saja sangat marah, namun keduanya tahu lelaki itu tak bisa berbuat seenaknya pada Jin Hee. Wanita itu sadar sejak tadi, selama pertarungan mereka, Je Soo hanya lebih banyak menghindar atau membalas serangan di saat terpojok. Lelaki itu sama sekali tak ada niatan untuk bertarung dengannya. Hanya ada dua kemungkinan mengapa Je Soo tidak balas melukainya.

[COMPLETED] The Voice of Awaken.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang