The Cosmic Hurricane (02)

63 11 0
                                    

Ost. For this part. DOTS -MILITARY DIGNITY.

Haessu-Dong 77

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haessu-Dong 77. Poongsan.

Bagi Moon Jae Woong pertarungan kali ini sangat tidak adil. Sebab meski jumlah lawannya hanya empat saja, namun mereka sudah tak bisa lagi disebut manusia.

Mereka memiliki mata berwarna merah darah. Tangan bercakar yang siap menyobek kulit lawannya setiap kali diayunkan. Juga gigi taring tajam. Penampilan mereka masih sedikit mirip manusia akan tetapi sikap serta sifat, lebih menyerupai binatang yang bergerak karena insting.

Jae Woong berhasil menumbangkan satu di antara mereka, itu juga karena secara tidak sengaja dia berhasil menemukan titik lemahnya. Yaitu leher sebelah kanan. Ia mengarahkan satu pukulan keras di titik syaraf musuhnya dan lawannya langsung tumbang dalam hitungan detik. Jae Woong segera teringat pada ucapan Do Jung Woo tempo hari.

"Mahluk percobaan ini, mungkin lebih kuat dari pada manusia pada umumnya tapi kamu harus mencari titik nadir kelemahan mereka. Serang. Dan saat itulah mereka akan kalah".

Jae Woong lantas segera sadar apa maksud dari sosok yang telah ia anggap bagai kakaknya sendiri tersebut. Akan tetapi, yang tidak diketahui Jae Woong adalah....

....kalau kelemahan mereka ternyata tidak di satu titik yang sama. Gong Hye Won sudah membuktikannya. Ia menembak sisi kanan leher ketiga mahluk lainnya berkali-kali, alih-alih mereka tumbang justru semakin menggila.

Kini sambil bertarung sekuat tenaga Jae Woong berpikir keras bagaimana cara mengalahkan mereka.

'Bagaimana!' hardik batinnya.

Ia melirik ke sekitar. Ji Wan dalam posisi terpojok. Hye Won sendiri sudah mulai kelelahan. Choon Byung tergeletak di atas lantai, tak sadarkan diri karena sebuah serangan saat melindungi Hye Won. Sementara para petugas tersisa berusaha mati-matian menyerang atau menghindar. Tim kanit Moo sendiri sudah berjanji akan mencari mereka dan masih belum terlihat batang hidungnya.

'Tak bisa begini, aku harus melakukan sesuatu' pikir Jae Woong.

Atensinya sedikit teralihkan. Membuat Jae Woong tidak sadar kalau mahluk berwujud seperti lelaki sepantarannya tengah menyarangkan satu pukulan ke arah perut sebelah kanannya. Sepasang mata Jae Woong mendelik saking kagetnya akan serangan tiba-tiba barusan. Ia terpukul mundur, punggungnya menghantam tembok, lalu jatuh ke atas lantai.

Mahluk berambut cepak lepek di depannya tersebut terkekeh geli. Dan suara yang keluar dari dalam mulutnya, bukan seperti manusia.

"Jadi cuma ini kemampuanmu. Moon. Jae. Woong. Aku pikir bakal sehebat apa, mengingat dirimu adalah satu dari penyitas di desa malam putih pertama. Serta subjek generasi pertama penelitian" ejek sosok tersebut. Lantas duduk berjongkok di hadapan Jae Woong.

[COMPLETED] The Voice of Awaken.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang