Judul lagu multimedia : Goblin ost. BGM - First Love.
"Cinta tidak bisa memilih, semua berasal dari hati. Itulah sisi ajaibnya. Sekaligus menjadikan kelebihan kita sebagai yang disebut MANUSIA".
- Do Jung Woo-
🌆🌆🌆🌆🌆🌆🌆🌆🌆🌆🌆
Arus mulai semakin pasang ketika kapal yang mereka tumpangi menuju pulau Jukdo berangkat, namun itu tidak menyurutkan semangat tim pertama.Do Jung Woo menatap langit yang semakin gelap, dari tempatnya berdiri di sisi kiri lambung kapal, ia bisa melihat badai hebat sebentar lagi akan terjadi.
Udara dingin menusuk menembus tulang. Menolehkan kepala, seulas senyum tipis terbit di wajahnya kala melihat Kang Woo diam-diam menyelimuti tubuh Kwon Joo. Wanita itu tengah terlelap dalam posisi duduk, satu kepalanya menyentuh tembok kapal. Lalu dengan sangat hati-hati Kang Woo memberikan jaketnya sebagai bantalan untuk leher Kwon Joo.
Netra mereka beradu, Kang Woo beranjak perlahan dari tempatnya menuju Jung Woo.
"Seharusnya dia tetap berada di rumah sakit alih-alih di sini" kata Kang Woo sedikit ketus. Menatap ke atas awan.
"Dan apa, membiarkan dia diculik seperti kemarin lagi? Kamu tahu seperti apa Kang Kwon Joo, dia bakal ikut dalam misi meski harus menyeret tiang infus bersama tubuhnya" Jung Woo membuka sebungkus lagi permen lalu segera mengulumnya.
Ia sadar kalau Kang Woo tengah mengamatinya secara serius.
"Katakan" ujar Jung Woo. Masih belum menolehkan kepalanya.
"Kamu sudah merencanakan ini semua dari awal bukan, kenapa baru sekarang. Kenapa tidak sebulan lalu?".
"Itu karena aku menunggumu" jawab Jung Woo. Menolehkan leher, menatap tepat di kedua iris si kapten tim Golden Time tanpa takut. "Aku harus memastikan kondisimu sudah benar-benar stabil, jika tidak maka misi ini bisa kacau" mengeluarkan permen batangan dari dalam mulutnya.
"Setidaknya kamu bisa melibatkan ku lebih awal, maka aku bisa mengawasi segala hal lebih baik. Apa kamu pikir aku kurang kompeten untuk itu" intonasi Kang Woo sedikit naik. "Hal buruk bisa terjadi pada Kwon Joo atau Golden Time lebih dari yang sudah mereka lalui karena kamu memilih diam".
Jung Woo menggaruk dahinya yang tak gatal. Berpindah posisi dari bersandar ke depan menjadi berhadapan dengan Kang Woo.
"Apa kamu bahkan sadar kalau Bang Je Soo sudah tahu soal lokasi keberadaan mu selama berbulan-bulan terakhir tapi memilih diam dan tak mendatangimu? Itu karena mereka punya rencana. Dan itulah yang ingin ku tahu" sahut Jung Woo.
"Dengan mengumpankan Kang Center" wajah Kang Woo menegang. Setiap urat dilehernya tampak jelas.
Jung Woo mengalihkan pandangan sekilas, tertawa sinis. "Yak. Do Kang Woo, apa kamu menyadari ucapan mu barusan? Siapa menjadikan siapa umpan? Berkompetisi itu bagus, tapi pikirkan baik-baik tujuan aslimu sesungguhnya".
Satu alis Kang Woo tertarik naik.
"Kenapa? Kamu takut aku akan merebut semuanya darimu? Kalau itu pikirkan mu soal diriku, sebaiknya kamu turun saja dari kapal ini. Jujur saja, aku lebih mementingkan keselamatannya dari pada dirimu, sebab aku tahu sejauh mana kemampuanmu. Selain itu, aku telah mengawasinya sejak tiga bulan terakhir. Apa itu membuat harga dirimu jatuh?" Jung Woo dengan sengaja mengejek Kang Woo.
Pupil Kang Woo melebar.
"Jangan jadi cengeng. Bagaimana bisa menjaga Kang Kwon Joo kalau lemah begitu. Fokus pada tujuan utama kita" Jung Woo sudah akan mengakhiri pembicaraan.
Ia hendak beranjak pergi karena merasa percakapan ini tak akan ada habisnya selama Kang Woo masih belum mau merendahkan egonya.
Namun tiba-tiba, Kang Woo melakukan sesuatu. Memblokir jalan Jung Woo.
"Jawab jujur. Apa perasaanmu sesungguhnya pada Kang Center?".
Jung Woo mengamati Kang Woo sambil memiringkan lehernya sedikit ke sisi kiri.
"Seharusnya tanyakan sejak tadi, jangan berbelit-belit".
"Apa kamu melihatnya lebih dari rekan kerja?" Kang Woo kali ini berusaha tidak terpancing.
"Benar. Memang seperti itu. Tapi, kalau aku mencintainya terus kenapa?" jawab Jung Woo memandang lurus dan dalam pada kedua netra Kang Woo.
Do Kang Woo terkejut, tak menyangka Jung Woo akan begitu gamblang terhadap perasaannya. Meski harusnya dia tidak heran.
"Tapi meski begitu aku tidak bisa memaksakan bukan?" Jung Woo mengulum senyum kecut.
Kang Woo terlihat masih berusaha mencerna.
"Dengarkan aku baik-baik, jika firasat ku benar, akan ada yang harus berkorban di akhir hari. Tapi mari kita pastikan itu bukan Kang Kwon Joo" mendekatkan diri pada Kang Woo. Meletakkan tangan kanannya di atas bahu kiri Kang Woo. "Dia, sudah banyak menderita. Dan sejujurnya kamu adalah alasan terbesarnya. Karena itu, apapun yang terjadi nanti, kamu harus memprioritaskan dirinya di atas segalanya. Berjanjilah padaku".
Kang Woo kini membisu. Jelas kehabisan kata-kata.
Jung Woo sedikit meremas bahu kokoh lelaki yang herannya memiliki begitu banyak persamaan seperti dirinya dibalik perbedaan mereka.
"Aku sungguh berharap kita bisa memulai dari awal dan hidup dengan lebih baik" bisik Jung Woo. Tulus dari hati.
Lantas, ia menarik tangannya dari atas bahu pria yang berbagi genetika sama dengannya tersebut, tapi sayangnya tidak dengan masa lalu. Ia lalu berjalan meninggalkan Kang Woo tanpa mengatakan apapun lagi.
Membiarkan Do Kang Woo berdiri membisu, sementara Do Jung Woo sendiri merasa dadanya seakan mau meledak sekarang.
Namun Jung Woo tak bisa membiarkan reuni kecil ini merusak fokusnya, ada terlalu banyak hal ia pertaruhkan pada misi kali ini. Salah satunya adalah, nyawa wanita yang sekarang tersenyum manis dalam tidur lelapnya.
🌌🌌🌌🌌🌌🌌🌌🌌🌌🌌🌌🌌
Saban ketemu kaleyan geludth muluk secara mental :") mbok bersatu. Sana geludt sama kang Derek. #heh.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] The Voice of Awaken.
FanfictionMerupakan Fanfiksi dari dua kdrama terpopuler Voice dan Awaken (2020-2021). . Bagaimana jadinya jika Do Kang Woo tidak pernah satu darah dengan Kaneki Masayuki. Bagaimana jika ternyata Kapten tim Golden Time tersebut memiliki keterikatan secara gen...