39. Musuh Tapi Kayak Teman

1.4K 120 81
                                    

“Bahkan tanpa disangka, musuh bisa saja orang yang akan menyelamatkan mu.”

~•~

"Jadi kamu yang sudah mukul anak saya?" tanya Maria pada Erland.

Erland yang sempat menunduk, mengangkat kepalanya dan menatap sinis pada Arkan, dengan batin yang berkata, Dasar tukang aduan.

Davin mengepal tangannya mencoba menahan diri untuk tidak melakukan sesuatu pada Erland yang hanya terus terdiam.

"Dia salah, jadi saya akan menskors dia selama satu minggu, juga dalam aturan sekolah ini, murid pemilik beasiswa ketahuan melakukan kesalahan, maka beasiswanya akan saya cabut, karena dia punya beasiswa, saya akan mencabut beasiswa dia, saya harap Ibu bisa merasa lega mendengarnya," kata Davin membuat Erland, Pak Akbar, Arkan, bahkan Maria terkejut mendengarnya.

Memang Mami Arkan sangat marah saat anak semata wayangnya terluka, tapi Maria juga tidak tega mendengar beasiswa Erland dicabut hanya karena masalah ini.

"Sebenarnya, Pak–"

"Sebenarnya, Mi, masalah ini awalnya itu mungkin gara-gara Arkan," ujar Arkan menyela perkataan Maminya.

Maria mengerutkan keningnya. "Gara-gara kamu gimana?"

"Jadi gini, Mi, kemarin itu Arkan ditawari masuk tim basket sekolah, karena Pak Akbar maksa, jadi Arkan setuju aja."

Pak Akbar tampak merasa tak enak, mungkin ia baru sadar kalau kemarin memang ia memaksa Arkan secara halus untuk masuk tim basket.

"Nah terus, Arkan disuruh nunggu buat dikasih kunci loker, eh Pak Akbar lama banget, mangkanya Arkan sampai pulang kemalaman,"

"Oh jadi kamu pulang kemalaman karena kamu disuruh nunggu?" tanya Maria memastikan.

"Iya, Mi, kan kemarin malam juga Arkan bilang ada urusan masalah ekskul, Mami nya sih gak percayaan," jawab Arkan.

"Terus kenapa kamu terluka?" tanya Maria kembali.

"Jadi, abis Arkan nunggu cukup lama banget, Pak Akbar akhirnya datengin Arkan, terus Pak Akbar bilang, mulai sekarang Arkan bakalan jadi kapten tim basket, ya tentu saja dia marah lah, Mi." Arkan menunjuk Erland.

"Dia pasti marah, Mi, dan tentu pasti mukul Arkan, karena sebelumnya dia kapten tim basketnya. Mami bayangin deh, masa Arkan yang baru gabung udah jadi kapten tim basket, padahal kan dia udah lama jadi kapten tim basket sekolah ini, dia juga udah dapetin banyak piala buat sekolah ini, kenapa harus diganti tiba-tiba, Mami pasti setuju sama Arkan kan, kalau itu pasti gak adil buat dia?" oceh Arkan menjelaskan segala kejadian sebenarnya.

Maria mengangguk. "Tentu saja Mami setuju sama kamu. Ini bagaimana sih, Pak, gimana bisa Arkan menggantikan dia tiba-tiba, pasti ada alasannya, kan? Coba saya ingin tahu alasannya apa?"

Davin dan Pak Akbar saling menatap, dan tidak bisa menjawab pertanyaan Maria.

"Sebenarnya..." Davin menggantungkan ucapannya.

"Sebenarnya kami sudah memutuskan untuk tidak jadi menjadikan Arkan sebagai ketua tim, dan tetap menetapkan Erland sebagai ketua tim," kata Pak Akbar yang dapat respon terkejut dari Davin.

Davin tentu terkejut karena sebenarnya ia belum memutuskan siapa yang akan menjadi kapten tim basket setelah semalam Arkan menolak dan memilih untuk tidak jadi ikut dalam tim.

Pak Akbar tampak mengangguk sedikit, memberi kode pada Davin agar cukup diam dulu dan mendengarkan saja terlebih dahulu.

"Dan kemarin juga Arkan sudah menolak untuk ikut di dalam tim, itu sebabnya Erland akan tetap menjadi ketua tim basket sekolah ini," lanjut Pak Akbar, sedikit membuat Erland terkejut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang