34. Mulai Curiga

1.2K 99 32
                                    

Bugh

Bola yang tadinya akan berakhir di punggung kepala Disha, dan kening Kayra, sekarang malah berakhir di punggung kepala Arkan dan juga punggung Erland.

Disha terkejut dan terdiam setelah Arkan mengubah posisi dirinya tadi, sebelum bola itu benar-benar berakhir di kepalanya. Bahkan tanpa sengaja, ketika Arkan memindahkan posisi Disha, kacamata yang Disha pakai tidak sengaja terlepas, hingga sekarang Arkan dapat melihat dengan jelas kedua mata Disha.

Kayra juga terkejut dan terdiam seraya mendongakkan kepalanya menatap Erland yang juga sudah menyelamatkan dirinya tadi. Beruntung jarak Erland tadi tidak jauh dengan dirinya, hingga Erland dapat dengan cepat menghalangi bola hingga berakhir di punggung nya.

Varnaz menatap Kayra dan Erland bergantian. Lalu ia mengerutkan dahinya karena heran. Varnaz juga melihat ke arah Arkan dan Disha di lapangan, dan reaksinya sama seperti barusan ia melihat Erland dan Kayra.

Ini dari tadi pagi pada kenapa, sih?_ tanya Varnaz dalam batinnya.

"Heh, sadar!" Varnaz menyadarkan Erland dan Kayra, membuat suasana mereka bertiga jadi awkward.

Di tempat yang sama dengan jarak yang berbeda, Arkan tampak serius menatap mata Disha, sampai ia berucap, "Disha?"

Disha tersadar dan segera menjaraki tubuhnya dengan Arkan. Disha lalu mengambil kacamata nya yang terjatuh dan kembali memakainya.

Mencoba mencairkan suasana, Disha berpura-pura mencari siapa orang yang sudah berani melempar bola ke arahnya tadi.

"He-hei, siapa tadi yang lempar bola ke arah gue, sampai bo-bola nya kena, Ar-Arkan?" Disha terbata karena salah tingkah, ulah Arkan yang terus saja menatap dirinya tanpa henti, itu membuat dirinya benar-benar gugup sekarang.

Disha balik menatap Arkan, karena tampaknya Arkan masih tak bisa berhenti menatapnya. Bukan apa-apa, Arkan sangat mengenali pandangan yang baru saja ia lihat.

"Gue tadi yang gak sengaja lempar ke sana, maaf bola nya kepeleset tadi," ujar Tara mengakui perbuatannya. Tapi Tara juga terlihat kesal, karena ia malah melempar ke arah Disha, padahal sebelumnya ia bertujuan untuk lempar bola itu pada Kayra.

"Bego banget, masa bola kepeleset sih," gumam Disha kesal. Tapi Disha tidak akan melawan Tara untuk kali ini, ia harus menghindar lebih dulu dari Arkan yang sudah curiga pada dirinya.

"Gue... Gue udahan mainnya." Disha berlari menjauh dari lapangan dan juga dari Arkan yang masih terdiam seraya melihat punggung Disha yang mulai menjauh dari pandangannya.

Setelah punggung Disha benar-benar menghilang, Arkan beralih menatap Kayra yang tengah duduk di tengah-tengah antara Erland dan Varnaz.

Siapa yang gue pandang tadi?_ batin Arkan masih tampak bingung dengan kejadian barusan.

Arkan tersadar ketika ia tahu di sebelah Kayra adalah Erland. Ia menggelengkan kepalanya dan pergi dengan kesal.

***

Disha menatap dirinya sendiri dari cermin toilet yang berada di hadapan nya sekarang. Ia mendekatkan diri pada cermin, dan melihat apa yang salah dengan kedua matanya, sampai Arkan bisa tahu dirinya walau hanya dari mata saja.

Walau Arkan juga belum yakin yang ia lihat tadi adalah Disha, Disha tetap yakin kalau Arkan akan tahu tentang dirinya hanya pada matanya saja. Itu sebabnya sekarang ia tengah mencari tahu bagian matanya yang bisa buat Arkan sadar kalau dia adalah Disha.

Disha mengumpat dengan kesal, saat ia tidak dapat menemukan jawabannya, kenapa Arkan bisa menebak dirinya hanya pada kedua mata saja.

"Argh!! Dia memang aneh banget, ih, apa yang salah sih sama mata gue, jelas-jelas mata gue biasa aja, gak ada–"

KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang