Hujan yang deras, mengharuskan Disha untuk berteduh di halte bus. Kini gadis itu tengah duduk sendiri, sama seperti hidupnya hari ini yang hanya dipenuhi kesendirian.
Melamun dan memandang rintikan hujan yang deras adalah kegiatan Disha saat ini di tengah kesendiriannya.
Melamunkan kejadian yang tak bisa Disha pahami tadi ketika di sekolah, itu kembali mengingatkannya pada kata-kata Varnaz.
"BUKAN GUE, TAPI INI SALAH LO!!"
"Asal lo tahu aja, secara gak langsung lo udah ngehancurin hubungan tiga orang sahabat, dan juga lo udah ngehancurin hubungan gue sama Aldo, Sha!"
"Semuanya tuh gara-gara lo, Sha!! Aldo udah bahagia pas Erik nemu cewek yang ia suka, dan dia gak bakal lagi gantungin gue! Tapi gara-gara lo yang gak mau nerima Arkan, semuanya jadi kacau dan kita berantem!"
"Aldo, Arkan, Erik, mereka berantem, Sha! Gue sama Aldo juga berantem, dan gue sama lo juga jadi gini!"
"Gue udah gak ngerti lagi sama lo, Sha, lo gak bisa ngehargain cowok kayak Arkan, dan lo cuman bisa ngancurin segalanya ternyata."
Langit yang bergemuruh akibat petir, menyadarkan Disha yang sempat melamun.
Disha menengadahkan kepalanya, menatap awan yang gelap. Ia berdiri, lalu membasahi tangannya dengan air hujan. Setelah itu, Disha meneteskan air hujan itu di sudut matanya, seolah itu adalah air mata.
Disha berdiri terdiam saat ia mengingat kembali kejadian yang menyalahkan semua keadaan yang terjadi pada dirinya.
Flashback On
Setelah beberapa saat Disha terdiam menatap dirinya sendiri di cermin toilet, Disha akhirnya keluar dari toilet, dengan pikiran kacau yang mencoba mencerna masalah yang menyalahkan dirinya.
Disha masih bingung, di mana letak kesalahan dirinya, sampai Varnaz menyalahkan dirinya atas pertengkaran yang terjadi pada hubungan Varnaz dan Aldo, juga persahabatan Arkan, Erik, dan Aldo.
Langkah Disha terhenti, karena seseorang yang berdiri di depannya tiba-tiba.
Orang itu terus tersenyum, membuat Disha heran karena tingkahnya.
"Lama banget sih keluar dari toiletnya!" kata Erland terdengar kesal.
Sebelum menjawab pertanyaan Erland, Disha harus menenangkan dirinya dulu, kalau tidak, ia akan melampiaskan kemarahannya pada Erland, dan akan berakhir kesalahpahaman.
Disha kali ini tidak boleh lupa bahwa ia adalah Kayra di depan Erland. Ia juga tidak boleh sampai merusak hubungan antara Erland dan Kayra.
"Memangnya kenapa? Terus kenapa bisa tahu gue lama di toiletnya?" tanya Disha.
"Ya, tau lah, ya kali gue liat lo jalan sendirian gak gue ikutin, tapi pas tahu lo ke toilet, jadinya kan gue harus nunggu di luar, dan lo lama banget keluarnya!" jawab Erland.
"Ya salah sendiri ngapain nunggu,"
"Emang ngapain aja sih, sampe lama kayak gitu?"
"Gak, cuman mandang diri sendiri di kaca aja," jawab Disha dengan jujur.
"Lain kali jangan cuma love yourself aja, sampai mandang diri sendiri begitu lamanya di cermin, lo juga harus look at me and love me too," goda Erland, yang dengan tak sengaja, Disha merespon perkataan Erland dengan senyuman yang coba ia tahan.
Bukan karena Disha salah tingkah, hanya saja perkataan Erland lumayan menghibur dirinya, walaupun tak ada kata yang lucu.
"Sebelum mencintai orang lain, cintai dulu diri sendiri," balas Disha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembar
Fiksi RemajaDua gadis kembar yang terpisahkan sejak bayi, kembali bertemu ketika mereka sedang duduk di bangku SMA. Namun, pertemuan mereka tidak membuat mereka berdua sadar, jika sebenarnya mereka itu saudara kembar yang terpisahkan. Mereka hanya tahu, bahwa d...