Tring...
Bel sekolah menggema, membuat semua siswa SMA Jaya Bangsa berhambur masuk ke kelas masing-masing.
Arkan tampak khawatir, ia terus menatap pintu, berharap orang yang ditunggu nya saat ini muncul dari balik sana. Ya, saat ini Arkan tengah menunggu Disha yang masih belum datang, Arkan takut Disha sakit, karena kemarin mereka hujan-hujanan. Tapi tadi Arkan sudah menanyakan kabar Disha, dan Disha menjawab dia baik-baik saja dan akan sekolah. Tentu saja itu hanya kebohongan, supaya Arkan gak macam-macam, seperti waktu dulu, dia berani bolos dan datang ke rumah Disha.
Arkan melihat handphone nya, berharap Disha menjawab pesan yang dikirim Arkan beberapa saat yang lalu. Namun, hasilnya tetap nihil. Disha tidak menjawab pesan Arkan, bahkan dia tidak aktif.
"Argh!!" Arkan mengacak-ngacak rambutnya frustrasi, lalu ia pun menenggelamkan kepalanya ditangan yang sudah ia lipat dan ditaruh di atas meja.
Pintu kelas ini sengaja ditutup, supaya saat ada seseorang yang masuk, murid kelas ini bisa duduk rapi, sebelum guru benar-benar masuk. Sebenarnya kelas ini itu dulu dicap sebagai kelas paling berisik, tetapi siswa-siswinya pintar semua, tapi karena mereka pernah ditegur kepala sekolah, akhirnya mereka selalu telihat rapi ketika guru datang.
Krek
Serentak, semua murid duduk rapi, ketika pintu mulai terbuka. Seseorang masuk di luar sana. Tampak sekali orang itu terkejut, ketika semuanya tampak melongo melihat dirinya.
"Kok, dia-" ucapan Dita tergantung, terkejut melihat seorang siswi dengan rambut yang diikat biasa, dan kedua mata terpasang kacamata yang tebal.
Apa ingatannya udah balik?
Hanya itu pertanyaan yang sekarang sedang menetap dipikiran mereka.
Gadis berkacamata tebal itu tak lain, Kayra. Yang baru hari ini kembali masuk sekolah.
Arkan mendongakkan kepalanya, setelah itu celingukan melihat orang-orang tampak terdiam melihat ke arah pintu. Arkan mengerutkan dahinya, melihat sosok yang ia tunggu sejak tadi akhirnya muncul.
Tapi tunggu, kenapa Disha berubah? Gak mungkin, kan, karena kehujanan bentar doang bisa buat mata jadi min kayak gini? Udah gitu untuk pertama kalinya Arkan melihat seorang Disha mengikat rambut saat ke sekolah, biasanya Disha membiarkan rambutnya tergerai indah. Tapi ya sudah lah, Arkan tetap senang bisa melihat seorang Disha baik-baik saja, walaupun sebenarnya itu adalah Kayra.
Kayra menunduk malu diperhatikan seperti ini. Ia berjalan perlahan ke arah kursinya, di belakang kursi Arkan. Yang artinya, di bangku yang sering ditempati Disha dan Varnaz semenjak masuk SMA ini. Ini juga sebenarnya bangku Kayra, yang seminggu lebih ini di duduki Disha dan Varnaz.
Dengan semangat, Arkan segera berpindah tempat, dan duduk di tempat Varnaz yang masih kosong.
"Lo kemana aja sih?" tanya Arkan.
Kayra tampak canggung. Ia terus menunduk, merasa tak enak duduk sampingan bersama Arkan yang sudah jelas tidak dikenali Kayra.
"A-aku gak kemana-mana," jawab Kayra.
Arkan menyatukan kedua alisnya. "Lo gak sakit, kan?" lanjut Arkan bertanya.
"Eng-nggak," jawab Kayra.
"Tapi lo aneh hari ini."
"A-aku aneh ke-kenapa?" tanya Kayra tak mengerti.
"Ya aneh aja."
Kayra melirik Arkan sekilas, setelah itu ia kembali menunduk. "Mu-mungkin, kamu yang aneh. A-aku gak kenal kamu!"
Arkan terlihat makin menyatukan alisnya, masih tak mengerti. Kenapa gadis yang begitu berani menatap, sekarang malah tampak malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembar
Teen FictionDua gadis kembar yang terpisahkan sejak bayi, kembali bertemu ketika mereka sedang duduk di bangku SMA. Namun, pertemuan mereka tidak membuat mereka berdua sadar, jika sebenarnya mereka itu saudara kembar yang terpisahkan. Mereka hanya tahu, bahwa d...