11. Jadi Siapa Yang Milik Siapa?

2K 174 7
                                    

•Disha itu milik gue•

Arkan

•Kayra itu milik gue•

Erland

***

"Baik, anak-anak. Pembelajaran hari ini cukup sampai di sini, buat pelajaran nanti, kita di lab ya, jangan lupa jas lab nya. Ada yang lupa, nanti ibu alpa kan, plus kalian gak bisa ikut pembelajaran ibu selama 3 kali pertemuan. Paham!" ucap Bu Arni.

"Paham, Bu!!" jawab semua serentak.

Bu Arni pun segera meninggalkan kelas.

"Gila, galaknya lebih dari Pak Anton, ya?" ujar Varnaz, membandingkan Bu Arni dan Pak Anton, guru paling galak di SMA Tribhakti.

"Asli. Mending Pak Anton, dia mah nyuruh beres-beres doang, ini alpa!" timbal Arkan.

"Nyambung ae lu bang," umpat Disha.

"Iya dong, kan kita udah kayak tali, kalo putus, bisa disambungin lagi!" gombal Arkan.

"Cie!" goda Varnaz menyudutkan.

"Apa, sih lo. Udah ah, gue mau ke kantin, ikut gak, Naz?" tanya Disha.

"Gue nitip aja, ya? Lagi males nih gue," pinta Varnaz.

"Oke." jawab Disha seraya berjalan pergi menuju luar.

"Kalau lo gak ikut, mending gue aja yang nemenin!" ujar Arkan, segera berlari mengejar Disha.

***

Disha yang sedang santainya berjalan menuju kantin, tiba-tiba ia menghentikan langkahnya, setelah ia merasa sedang diikuti seseorang.

Disha menghela napas, dan segera melipat kedua tangannya dan ditaruh di depan dada. Ia sudah tahu siapa yang mengikuti dirinya.

"Kenapa sih, Kan, ngikutin gue mulu?" tanya Disha tampa berbalik.

"Hehe, abisnya sih, gue takut permaisuri gue kenapa-napa." jawab Arkan, dan berdiri di depan Disha.

Disha menarik napas dalam, dan membuangnya perlahan. "Arkan Pra-"

"Hai!" sapa Erland memotong ucapan Disha.

"Hufftt. Sekarang satu aneh lagi datang." gumam Disha.

"Lo mau apa, kak?" tanya Disha.

"Ya mau jagain lo aja, biar gak diganggu orang ini!" tunjuk Erland pada Arkan.

Disha melirik Arkan. "Gue udah biasa sama dia, dan gue gak mau ada lagi orang yang kayak dia. Udah cukup hanya Arkan yang aneh di dunia ini!" ucap Disha.

Arkan terlihat berlagak, merasa bangga dibilang aneh oleh Disha. Menurutnya, Disha baru saja memuji, bukannya mengejek.

"Lo-astaga, Arkan, lo emang aneh, ya!" Disha menggelengkan kepalanya, lalu pergi meninggalkan Arkan dan Erland.

Kini tinggal Arkan dan Erland berdua saja. Tampak jelas, mereka berdua saling memberikan tatapan tajam, seolah sekarang mereka sedang berhadapan dengan musuh terbesar.

KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang