16 Tahun Kemudian
Bayi kembar yang terpisah itu tumbuh dewasa dengan paras cantik tanpa ada perbedaan satupun di wajah mereka. Yang berbeda hanyalah sifat kepribadian mereka.
Bayi yang 16 tahun lalu diculik Roni, ditemukan oleh bu Aminah. Beliau wanita yang baik, ia sangat menjaga bayi itu dan menganggapnya sebagai anaknya sendiri. Bahkan sampai sekarang, bu Aminah tidak pernah memberitahu anak angkatnya itu jika dia sebenarnya bukan orang tua kandungnya. Ia memberikan nama, Disha Claralisya pada bayi itu.
Rodi dan Fatwa juga masih tidak tahu, jika sebenarnya anak mereka yang lain masih hidup. Mereka bahkan tidak pernah memberitahu anaknya yang masih ada bersama mereka, bahwa ia punya seorang kembaran yang harusnya kembarannya itu dipanggil kakak olehnya. Setelah kejadian penculikkan Disha, esok harinya mereka memberikan nama, Kayra Eliaxandra pada anaknya yang masih ada bersama mereka.
Disha dan Kayra memiliki sifat yang berbeda. Sifat mereka berdua sangat bertolak belakang.
Disha anaknya cantik, pintar, selalu berjuang, berani, ia juga akan berjuang demi mendapatkan apa yang ingin ia capai. Disha juga selalu sopan kepada ibunya dan guru-gurunya, tetapi kesopanannya itu hilang ketika ia sudah bergabung dengan teman-temannya. Bahkan ia juga sangat disukai banyak lelaki di sekolahnya, namun ia tidak pernah menerima satupun orang diantara mereka.
Sedangkan Kayra, cantik, tetapi caranya berhias seperti gadis cupu. Ia selalu mengepang rambutnya, ia juga selalu memakai kaca mata bulat dan tebal. Kayra juga pintar, namun ia tidak pernah disukai banyak orang, karena caranya berhias dan ia juga tidak pandai bergaul, bahkan ia sama sekali tidak memiliki seorang teman. Setiap tahun, Kayra selalu pindah-pindah sekolah karena ia selalu dibully di setiap sekolah barunya, ia juga tidak berani melawan mereka.
Walaupun sifat mereka bertolak belakang, tapi suatu saat nanti, mereka berdua akan bertemu dan mereka akan saling menjagai satu sama lain.
*****
Tringg...
Bel sekolah berbunyi. Murid-murid SMA Jaya Bangsa ricuh saat memasukki kelas mereka masing-masing.
Suara keramaian dari kelas X-IPA 1 terdengar sampai lantai dua. Kelas itu memang sangat berisik, ditambah murid-muridnya nakal semua, bahkan kenakalan mereka bisa melebihi kelas IPS.
Beberapa waktu kemudian, masuklah seorang guru perempuan yang tak lain ia guru Bahasa Indonesia, sekaligus wali kelas dari kelas X-IPA 1, bu Rani Sulistiawaty. Ia juga masuk bersama seorang siswi yan tampaknya asing di mata semua murid di kelas itu.
"Bu, siapa tuh?" tanya seorang siswa yang duduk di pojokkan.
"Dia murid baru kelas kita, dia pindahan dari SMA Jaya Jakarta. Sekolahan yang sodaraan sama kita!" jawab bu Rani.
"Bu, setahu saya yah! Siswi-siswi di sana pada cakep, kok ini cupu banget sih bu?" lanjut siswa itu yang mampu mengundang tawa murid-murid lain.
"Hahaha..."
Ya, gadis itu tak lain adalah Kayra. Seperti biasa, ia pindah sekolah karena ia sering diperlakukan tidak baik di sekolah lamanya, dan ia sama sekali tak berani memberitahu papa dan mamanya, karena ia sering diancam yang membuatnya takut.
"Kalian jangan seperti itu!" ujar bu Rani menghentikan tawa murid-muridnya. "Ayo Kayra, perkenalkan dirimu pada teman-teman baru kamu!" suruh bu Rani.
"Ha-hai, na-nama a-aku, Kay-Kayra Eli-Eliaxandra!!" ucap Kayra terbata, ia sangat gugup dan ia juga sangat pemalu.
"Bu, dia gagap ya?" tanya salah satu siswi sombong, centil, dan ia juga terkenal di sekolah. Dan yang membuatnya terkenal karena ia sering membully siswa lain, ia bahkan juga sering membully kakak kelasnya sendiri, walaupun dia sadar jika dia masih junior ia masih beberapa bulan di sekolah itu. Namanya adalah, Tara Caxandra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembar
Подростковая литератураDua gadis kembar yang terpisahkan sejak bayi, kembali bertemu ketika mereka sedang duduk di bangku SMA. Namun, pertemuan mereka tidak membuat mereka berdua sadar, jika sebenarnya mereka itu saudara kembar yang terpisahkan. Mereka hanya tahu, bahwa d...