"Ya sudah, Pak, makasih. Kalau gitu, Disha saja yang menginap di rumah, dia!" Disha berlagak pergi menuju mobil Kayra.
"Eh, jangan dong, Neng! Anak asrama gak boleh nginep di rumah orang lain, nanti kalau ada apa-apa, asrama yang tercoreng," jelas Pak Dodit.
"Ya udah, Pak, kalau gitu izinin dia nginep di sini. Lagian juga, dia sekolah di tempat yang sama, dia juga pinter, Pak, hanya saja dia kaya, mangkanya gak tinggal di asrama. Jadi Disha mohon, Pak, malam ini aja, janji." Disha membentukkan jarinya dengan huruf V, menandakan dirinya benar-benar tak akan pernah mengajak siapa pun lagi ke asrama.
Pak Dodit menggaruk tengkuknya bingung. Ia mengingat, memang tadi siang saat Disha datang ke asrama bersama Kayra, Kayra juga memakai seragam SMA JB, jadi, ya sudahlah, "Ya udah, Neng, tapi untuk malam ini saja. Besok teman kamu jangan lagi di bawa ke sini!" peringat Pak Dodit, seraya menyetujui.
Semringah terpancar di wajah Disha. "Makasih banget, Bapak ondel-ondel," ucap Disha tulus seraya mengejek bercanda.
Pak Dodit hanya terkekeh, medengar dirinya dipanggil ondel-ondel oleh Disha. "Ya sudah, bawa masuk mobil teman kamu ke dalam!"
***
"Oke, lo tau gak alasan gue, kenapa gue ngajak lo nginep di asrama ini?" tanya Disha yang segera dibalas gelengan kepala tidak tahu dari Kayra.
Kini mereka sedang duduk berhadapan di atas kasur. Ya itung-itung mengamati perbedaan mereka, dimana sebenarnya letak perbedaan mereka, walau mereka berdua sendiri tidak menemukan jawabannya.
Mengenai Kayra menginap sudah meminta izin pada kedua orang tuanya atau belum, tadi saat Kayra dan Disha berjalan menuju kamar Disha, Kayra sempat mengabari kedua orang tuanya, supaya mereka tak khawatir.
"Oke, gue bawa lo ke sini, mau ngajarin lo, gimana anak zaman sekarang banyak sekali yang menerapkan empat B," ucap Disha sembari mengangkat empat jarinya.
"Em-empat B?" tanya Kayra tak mengerti.
Disha mengangguk. "Bergaya, Bergaul, Berteman, dan Bersosialisasi," lanjut Disha memperjelas apa itu 4B, yang sering sekali dijalankan anak remaja zaman sekarang. Sebenarnya tidak ada aturan 4B itu, tetapi karena Kayra tak tahu bagaimana menjalankan hidup di zaman sekarang, maka 4B itu layak Kayra terapkan dalam dirinya.
"Gue, bakalan ajarin lo, gimana anak seumuran kita menjalani hidup. Dan yang paling penting, gue bakal ubah cara bicara lo itu yang selalu terbata."
"Ta-tapi, untuk a-apa?" tanya Kayra tak paham.
Disha menghela napas, seraya memutar bola matanya. "Gue udah jelasin semuanya di sekolah tadi, kan? Jadi, gak perlu nanya lagi buat apa. Intinya, mulai detik ini, lo adalah gue, dan gue adalah orang lain," ucap Disha menekankan kata-katanya.
Kayra mengerutkan dahinya tidak mengerti. "Ma-maksud, kamu o-orang lain gi-gimana?"
"Intinya, lo harus terbiasa, jika Varnaz, atau Arkan, atau bahkan dua kucrit itu, si Aldo dan Erik manggil lo Disha, dan gue akan terbiasa sama orang-orang yang selalu memanggil gue Kayra. Lo paham, kan?"
Kayra mengangguk paham.
"Oke, good. Dan inget ya, mulai sekarang lo harus terbiasa mengucap kata LO dan GUE, gak boleh lagi AKU ataupun KAMU, you understand?"
"Ta-tapi a-aku gak bisa," jawab Kayra ragu pada dirinya sendiri.
Disha mulai merasa jengah, gadis fotokopiannya ini tak bisa sekali diatur. Padahal kan, tinggal menurut saja mudah, kenapa Kayra mempersulit.
"Pokoknya, lo harus bisa, mangkanya gue bakalan ngajarin lo malam ini juga."
"Sa-sampai kapan ki-kita bertukar po-posisi?" tanya Kayra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembar
Ficção AdolescenteDua gadis kembar yang terpisahkan sejak bayi, kembali bertemu ketika mereka sedang duduk di bangku SMA. Namun, pertemuan mereka tidak membuat mereka berdua sadar, jika sebenarnya mereka itu saudara kembar yang terpisahkan. Mereka hanya tahu, bahwa d...