Disha melamun, dan menatap kosong ke depan, di mana kedua matanya melihat kendaraan-kendaraan yang melaju di depan mobil yang ia tumpangi sekarang. Hari ini Disha pulang bersama Arkan, dan untuk kali ini Mami Arkan yang memaksa Disha supaya mau di antar oleh Arkan, yang akhirnya Disha setuju.
Arkan sesekali menengok ke arah Disha, seraya mengerutkan dahinya saat melihat Disha yang begitu serius menggigit kukunya sendiri sembari melamun ke depan. Bahkan saat mobil Arkan berhenti di lampu merah, Disha masih tak ada pergerakkan selain bernapas, berkedip, dan menggigit kuku.
Tak mau di rundung banyak pertanyaan, Arkan lebih baik langsung saja melontarkan apa yang ingin ia katakan pada gadis yang saat ini terlihat imut itu menurut Arkan.
"Ekhem. Sha," panggil Arkan, namun sama sekali tak digubris Disha.
"Disha," ulangnya halus.
Arkan menyatukan alisnya heran. Secuek-cuek nya Disha, dia pasti akan menjawab seseorang, walau agak ngegas sih.
Oke, jiwa jailnya Arkan mulai bergejolak. Arkan melihat ke kursi belakang, dan mengambil sebuah headphone yang tergeletak di sana. Perlahan dan dengan hati-hati, Arkan menaruh headphone itu di kedua telinga Disha rapat-rapat. Lalu ia menyalakan bluetooth dari handphone nya dan menyambungkan nya pada headphone miliknya itu. Mulai mencari lagu yang mengagetkan dan...
"HAH." Disha terperanjak kaget saat Arkan memutar suara terompet yang begitu kencang sampai membuat kedua telinga Disha berdengung.
Disha melepas segara benda yang mampu mengeluarkan suara itu dari kedua telinganya, lalu ia menatap sinis pada Arkan yang tengah tertawa lepas itu. Arkan untuk pertama kalinya melihat ekspresi kaget yang begitu lucu dari wajah Disha, jadi kenapa tidak untuk dirinya ketawa.
"Iiihhh..." Disha memukul bahu Arkan kelewat kencang, membuat Arkan beraduh-aduh meringis kesakitan.
"Aduh.. Haha.. Iya maaf, bercanda doang, haha.."
Disha berdengus dan merajuk, sembari kembali menatap ke depan. Arkan menghela napasnya, dan mulai menjalankan kembali mobilnya, saat lampu lalu lintas berpindah warna menjadi kuning lalu hijau.
Arkan kembali menengok ke arah Disha. "Sha, ada apa sih, dari tadi kayaknya serius banget ngelamunnya, coba cerita sama gue!" ujarnya.
"Dih, siapa lo, sampai gue bakal mau cerita sama lo," balas Disha.
"Ya udah cerita aja kali, buruan cerita, gue gak suka liat lo ngelamun kayak gitu."
Disha menggelengkan kepalanya lalu ia mengeluarkan handphone nya dari tas kecilnya itu. Ia melihat jam yang baru saja menunjukkan pukul 10 malam. Lalu dirinya segera membuka aplikasi Line nya dan mengirim pesan pada Kayra.
Dislisya
KayKayxandra
IyaDislisya
Apa alasan lo smpe lo mau pke masker
lama2 kek gitu?Kayxandra
Aku udh biasa dari kecil, krna
diluaran sana bnyk yang ngincer akuDislisya
Selain yg ngincer, lo pnya msuh gak?Kayxandra
Aku selalu ingin punya teman, tapi mereka
semua memusuhi akuDislisya
Gue gak musuhin lo kok, tnang aja skrng
lo gak sendirianKayxandra
MakasihDisha tersenyum kecil untuk membalas ucapan terima kasih Kayra, lalu bukannya ia membalas pesan Kayra, Disha malah berucap secara langsung. "Sama-sama," ucap Disha lantang, membuat Arkan yang mendengarnya jadi terheran-heran sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembar
Teen FictionDua gadis kembar yang terpisahkan sejak bayi, kembali bertemu ketika mereka sedang duduk di bangku SMA. Namun, pertemuan mereka tidak membuat mereka berdua sadar, jika sebenarnya mereka itu saudara kembar yang terpisahkan. Mereka hanya tahu, bahwa d...