Setelah beberapa hari beristirahat, liburan, dan jauh dari pelajaran. Sekarang, semuanya kembali ke sekolah. Disha tampak berpakaian rapi, tidak banyak rias di wajah, tapi Disha sangat cantik.
Disha mengambil papan namanya, dan berniat memakainya. Namun, saat ia hendak memasang papan namanya itu, handphone nya tiba-tiba berbunyi, membuatnya kembali menaruh papan nama itu, dan segera mengambil ponselnya itu.
"Iya, Naz, kenapa?" tanya Disha memulai obrolan antaranya dengan Varnaz.
"Gue dah standbye di bawah nih, buruan cuy!" jawab Varnaz.
"Gila, lo jemput gue?"
"Iya lah, buruan jangan banyak dandan lo, mentang-mentang sekolah baru."
"Hah, yang ada lo ya. Gue yakin nih, muka lo semalem abis di operasi plastik dulu deh!"
"Bangkek lu, udah buruan Disha sayang, cepetan turun!"
"Iya tunggu, gue turun sekarang!"
Disha mengambil tasnya, lalu berjalan ke pintu dan mengambil kuncinya. Ia pun keluar dan mengunci pintu kamarnya. Dan papan nama, ia lupakan di atas meja.
***
Kayra berjalan turun dibeberapa anak tangga. Ia masih nyaman dengan piamanya, hingga ia belum siap untuk berangkat sekolah. Lebih tepatnya, ia memang tidak akan pergi ke sekolah.
"Kayra, kamu gak sekolah?" tanya Bu Xandra menghampiri Kayra yang sekarang sudah mendudukkan bokongnya di sofa.
"Ma, selama beberapa hari ini, Kayra gak sekolah dulu, ya?" ujar Kayra.
"Loh, kenapa? Kamu masih sakit?" tanya Bu Xandra, sembari menaruh punggung tangannya di dahi Kayra.
"Iya, Ma. Kayra masih sakit, kepala Kayra masih pusing!" jawab Kayra. Lebih tepatnya ia berbohong. Sebenarnya Kayra sendiri sudah tidak merasakan apa-apa, tapi karena rasa takutnya terhadap Tara Cs, ia lebih baik tinggal di rumah dulu, sampai ia siap menerima kembali perlakuan Tara padanya.
"Ya sudah, kamu lebih baik istirahat aja dulu, ya?"
"Iya, Ma." Kayra termenung sendiri setalah itu. Ia merasa bersalah telah berbohong pada Mamanya.
***
Disha dan Varnaz akhirnya sampai dipekarangan sekolah baru mereka. Merekapun turun di depan gerbang. Hari ini Varnaz diantar supir, karena ia masih belum tahu jalanan Jakarta, itu sebabnya mereka hanya sampai gerbang sekolah.
Disha dan Varnaz sama-sama takjub dengan sekolah baru mereka yang mereka lihat besar. Memang sekolah ini sangat besar, lebih besar dari sekolah mereka sebelumnya.
"Ini sekolahan gede banget!" umpat Varnaz sangat takjub.
"Asli, lebih gede dari sekolah yang sebelumnya, kan!" tambah Disha.
"Iya, gila, kita bisa sekolah di SMA impian para siswa, ya?" lanjut Varnaz.
"Iya, udah ayo kita masuk aja!" ajak Disha.
"Tunggu-tunggu." ucap Varnaz seraya menggeledah tasnya.
"Cari apa?" tanya Disha.
"Ini dia!" umpat Varnaz sembari menunjukkan barang yang sempat ia cari kepada Disha.
Disha mengerjapkan mata beberapa kali. "Jadi lo cuman mau ngambil bedak doang?" tanya Disha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembar
Fiksi RemajaDua gadis kembar yang terpisahkan sejak bayi, kembali bertemu ketika mereka sedang duduk di bangku SMA. Namun, pertemuan mereka tidak membuat mereka berdua sadar, jika sebenarnya mereka itu saudara kembar yang terpisahkan. Mereka hanya tahu, bahwa d...