“Saat orang lain melakukan kesalahan di depan kita, maka kita juga harus siap terseret masalah mereka.”
•
•
•Seseorang dengan jaket hitam, kepala yang memakai topi, dan kedua mata yang dipakaikan sebuah kacamata, tiba-tiba memotret Kayra dari jarak yang tak terlalu jauh, tetapi tak ada yang sadar jika Kayra telah dipotret oleh orang yang terlihat misterius itu.
Saat orang itu memotret Kayra, Kayra tadi tengah berjalan menuju mobilnya. Ia habis dari sebuah toko buku, dan membeli beberapa buku fiksi juga nonfiksi. Kayra pergi bersama sopir. Dia masih tidak berani pergi sendiri malam-malam.
Setelah mobil yang ditumpangi Kayra melaju meninggalkan parkiran toko buku ini, orang yang misterius itu juga ikut pergi. Tapi sebelum itu, orang itu tampak menempelkan ponsel ke daun telinganya. Sepertinya dia tengah menelepon seseorang.
"Terus saja awasi dia, sampai kita bisa membalaskan semuanya!" ucap seseorang di sebrang sana.
Orang yang misterius itu, yang masih belum diketahui wujud dia apakah seorang perempuan atau lelaki, orang itu segara memutus teleponnya setelah mendengar ucapan seorang perempuan di sebrang sana.
Tampaknya di balik maskernya itu, ia menyeringai sembari berjalan meninggalkan tempat itu.
***
Tok..tok..tok
Disha melihat ke arah pintu kamar.
"Siapa?" tanya Disha sedikit berteriak.
Tok..tok..tok
Disha berdecak seraya memutar bola matanya malas. Ia menyingkirkan laptop yang sedari tadi berada di pahanya, dan segera turun dari kasur dan mendekat pada pintu.
Disha membuka kunci pintu, dan segara membuka pintunya. Mata Disha tiba-tiba melebar, sampai bola matanya itu seperti akan keluar dari kedua matanya.
"LO NGA–mmm..."
Ucapan Disha terhenti oleh orang yang sudah membuat Disha terkejut hebat. Seseorang itu membekap mulut Disha untuk menghentikan teriakkan Disha yang lumayan kencang kalau Disha meneruskan perkataannya tadi.
Orang itu juga menerobos masuk gitu aja ke kamar Disha, berbarengan tadi saat dia membekap mulut Disha dengan tangannya.
"Mmm... Lepas!!" ucap Disha tak jelas.
Disha menyikut keras perut orang dengan pakaian serba hitam, mulai dari kaos hitam, jaket hitam, celana hitam, sepatu hitam, bahkan ia memakai topi berwarna hitam.
"Argh..." ringis orang itu dengan nada suara khas seorang lelaki.
Disha mengatur napasnya yang sesaat agak sesak. Pertama sesak karena terkejut, kedua sesak karena di bekap seperti tadi. Disha juga bisa merasakan sesak, lagian siapa sih yang gak pengap kalau hidung dan mulut kita di bekap, Disha juga pasti pengap.
"Lo ngapain sih ke sini??" tanya Disha geram. Tentu ia akan sangat geram, dan sekarang tambah takut. Takut, karena seorang lelaki masuk ke asrama wanita, dan sialnya malah masuk ke kamar Disha lagi, nanti kalau ketauan kan Disha ikut tersalahkan.
"Argh.. Perut gue sakit banget, gila tenaga lo gede juga!" keluh lelaki itu sembari memegang perutnya yang memang benar-benar sakit. Disha itu memang pandai dalam seni bela diri, jadi jangan diragukan lagi jika dalam situasi seperti ini, Disha bisa melawan untuk menjaga dirinya sendiri.
"Ya lagian lo ngapain ke sini sih, Kak?" lanjut Disha bertanya pada lelaki yang ia sebut Kakak itu. Disha tidak punya Kakak laki-laki, jadi itu berarti, lelaki itu adalah Erland, yang memang orang yang berani menerobos ke asrama wanita ini hanya satu-satunya yaitu Erland.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembar
JugendliteraturDua gadis kembar yang terpisahkan sejak bayi, kembali bertemu ketika mereka sedang duduk di bangku SMA. Namun, pertemuan mereka tidak membuat mereka berdua sadar, jika sebenarnya mereka itu saudara kembar yang terpisahkan. Mereka hanya tahu, bahwa d...