Disha dan Bu Aminah kini sedang makan bersama. Mereka hanya berdua saja. Ayah Disha sudah meninggal saat Disha masih kecil, padahal Ayah Disha paling bahagia mempunyai seorang anak seperti Disha.
Disha mengambil segelaa air, dan meneguknya.
"Oh iya, Bu, Disha ditawari sesuatu sama Bu Rahmi," ucap Disha memulai percakapan.
"Di tawari apa?" tanya Bu Aminah.
"Jadi gini, Bu Rahmi bilang kalau Disha bersedia, Disha bisa sekolah di SMA Jaya Bangsa, SMA yang terkenal itu loh bu, di Jakarta,"
"Oh, di Jakarta?"
"Iya, Bu, dan katanya nanti Disha akan tinggal di asrama sampai lulus, juga semua kebutuhan Disha nanti akan ditanggung sekolah, ini beasiswa utama di sekolah itu, Bu!"
"Wah, bagus kalau gitu, kamu terima, kan?"
Disha terkekeh seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Belum sih Bu, hehe, masalahnya Disha ingin bicarain soal ini dulu sama Ibu, menurut Ibu gimana?"
Bu Aminah tersenyum lembut. "Menurut Ibu, tentu saja kamu harus terima, karena kamu pantas mendapatkannya!"
"Tapi kalau Disha ke Jakarta, Ibu sama siapa dong? Nanti Ibu malah sendirian lagi!"
"Ibu gak apa-apa sendirian, yang penting kamu belajar sampai kamu bisa mewujudkan impian kamu!"
"Jadi, Disha gak pa-pa nih, ninggalin Ibu sendirian di Bandung?"
Bu Aminah menaruh sendoknya, dan tangannya beralih mengusap halus kepala putri tersayangnya itu.
"Tentu saja gak apa-apa, nanti Ibu sering-sering ke Jakarta jengukin kamu, kamu terima aja beasiswanya."
Disha mengangguk-angguk. "Oke kalau gitu, Bu, Disha janji akan belajar dengan sungguh-sungguh!"
Bu Aminah tersenyum. "Mungkin ini sudah waktunya, nak!" lirih Bu Aminah setelahnya.
"Hah? Kenapa, Bu?" tanya Disha.
"Nggak, nanti juga kamu akan tahu sendiri, Ibu tidak kuat jika menjelaskan semuanya sama kamu!"
"Menjelaskan apa, Bu? Disha pengen tahu, Bu!" desak Disha menginginkan penjelasan.
Bu Aminah menggelengkan kepalanya. "Nanti saja."
Disha hanya menghela napas dan mengangguk. Setelah itu mereka melanjutkan kembali makannya.
***
Hari ini adalah hari terakhir Disha sebagai murid SMA Tribhakti. Dia sudah menyetujui perpindahannya ke Jakarta, dan hari ini juga adalah hari pembagian rapor kenaikan kelas.
Semua orang sudah berkumpul di aula. Tidak hanya murid, orang tua murid pun ada, seperti Disha yang didampingi Ibunya dan Varnaz didampingi Mami nya.
MC sedang mengumumkan juara umum tahun ini di depan.
"Oke, jadi di sini saya ingin mengumumkan, siapa juara umum dari kelas sepuluh, sebelas, dan dua belas. Dan ya, juara umum tahun ini tidak membandingkan antara tiga tingkatan itu, tapi kita bandingin satu tingkat saja. Jadi maksudnya, di kelas sepuluh ada dua orang juara, di kelas sebelas dan dua belas juga sama, jadi kita simak siapa juara-juaranya." ucap MC.
"Oke, kita umumkan dulu juara dua dari kelas sepuluh, kalian sudah siap?"
"SIAP!!!" teriak semuanya serentak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembar
Novela JuvenilDua gadis kembar yang terpisahkan sejak bayi, kembali bertemu ketika mereka sedang duduk di bangku SMA. Namun, pertemuan mereka tidak membuat mereka berdua sadar, jika sebenarnya mereka itu saudara kembar yang terpisahkan. Mereka hanya tahu, bahwa d...