21. Dimasakkin Tante Maria

1.4K 130 3
                                    

"Nama gue... Kalian lihat aja di absensi ya, males ngasih tahu!" ucap Disha enteng. Sebenarnya bukan malas memberitahu, hanya saja, seisi kelas ini akan bingung. Jika Disha memperkenalkan diri sebagai Kayra, maka semuanya akan bertanya-tanya, bukannya Kayra yang sekarang tengah berdiri di sebalah dirinya? Dan jika memperkenalkan diri sebagai Disha, maka Varnaz, Arkan, Erik, dan Aldo yang bingung. Itu sebabnya, jalan absen lebih baik, lagi pula murid kelas tidak akan ada yang bertanya siapa nama Disha, atau lebih tepatnya saat ini mereka tidak akan bertanya siapa gadis bermasker dan berkacamata hitam ini. Kalau Varnaz, dan Arkan Cs sudah jelas pasti bertanya.

Varnaz berjalan kembali duduk di kursi nya, diikuti Kayra yang duduk di sebelah Varnaz, atau kursi yang sering Disha duduki. Disha tampak celingukan, ini dia harus duduk di sebalah siapa? Saat ini, kursi yang kosong hanya kursi Erik. Mejanya yang ditempati Erik berada di pinggir meja Arkan. Kini Arkan tengah duduk bersama Aldo. Kalau Disha duduk bersama Erik, yang ada tiap saat Erik nyontek terus, kan males. Ya sudah, Disha memutuskan untuk duduk di sebalah Arkan. Lagi pula, Kayra tak akan mau pindah dan duduk di sebalah Arkan. Dia bilang, dirinya akan terlihat canggung.

"Suit!! Pindah lu," usir Disha terang-terangan pada Aldo.

Aldo mengangkat satu alisnya heran. "Kenapa lu ngusir gue seenak jidat lo?" tanya Aldo tak terima. Lagian, Aldo sengaja duduk di samping Arkan, karena di belakangnya ada Varnaz. Kan dia bisa gombalin Varnaz tiap saat kalau dekat-dekat terus dengan wanita nya itu.

"Eh, pindah gak lu, buruan, Varnaz juga gak akan ilang!" lanjut Disha kesal, membuat nyali lelaki berbadan sedikit kerempeng itu menciut.

"Ah cewek, susah dipahami. Satu sifat lu sama Disha," cibir Aldo kesal, seraya berdiri dan berpindah tempat ke sebelah Erik.

Ya ini memang gue

Disha tak mengindahkan cibiran Aldo itu. Ia langsung saja duduk di sebelah Arkan. Lagi pula, Arkan tak akan menggoda dirinya, kan? Secara yang Arkan tahu, Kayra adalah Disha.

Tampaknya sesaat yang lalu, Varnaz merasa ada yang mengganjal dalam ucapan Disha barusan. "Tunggu-tunggu! Lo kok bisa bilang gue gak akan ilang sama Aldo? Secara, lo kan gak tau apa-apa tentang gue sama Aldo!" sekarang, Aldo, Arkan, dan Erik sadar dengan ucapan Disha tadi.

Dan... Ah, why Shaaa!!! Kenapa dia lupa, kalau dirinya itu sekarang bukan Disha. Dia harusnya tidak membahas tentang Varnaz dan Aldo. Kan sekarang mereka curiga. Untung Disha pintar, rumus matematika saja bisa ia belokkan, ya di belokkan itu maksudnya, Disha mengerjakan soal dengan benar, namun dengan rumus yang berbeda dengan apa yang diberikan guru. Bukan berarti Disha membuat rumusnya sendiri, hanya saja, matematika itu sejuta rumus. Udahlah, paham, kan?

"Gu-gue, dikasih tahu sama Ka–Sha. Ma-maksudnya, gue dikasih tahu Disha, ya, kan Sha?"

Kayra mengangguk. "Iya," jawab Kayra.

Selamat, Disha bisa menghela napas lega, saat Varnaz beroh sembari mengangguk paham. Tak lupa, Varnaz juga mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan gadis tertutup itu. Diikuti Aldo dan Erik. Kalau Arkan sih sedang sibuk. Saat ini dirinya tengah menyelidik sudut mata Disha, yang bisa terlihat dari sisi walau kacamata itu tak dapat memperlihatkan mata Disha dengan jelas. Arkan juga segera beralih melihat sudut mata Kayra, yang ia sangka itu Disha.

Gue yakin, ada yang salah!!

***

Disha mengibasi wajahnya dengan masker yang baru saja ia buka. Gerah sekali rasanya, empat jam harus memakai masker seperti itu. Kini dirinya tengah berada di toilet sekolah, bersama Kayra. Kalau Varnaz, sudah berada di kantin bersama Aldo, ya juga dua nyamuknya, Arkan dan Erik. Awalnya sih, Varnaz memaksa ikut, tapi bagaimana lagi, untuk saat ini tak boleh ada yang tahu dulu tentang Disha dan Kayra, sekalipun itu sahabat.

KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang