Tersulut Emosi

35 8 9
                                    

Yuk langsung baca ⬇️

Pireding.. 🧡

Ruangan yang berbau obat tersebut masih ditempati Marvel, Frans, dan Rendy. Mereka bertiga tengah terduduk dengan gelisah, memikirkan mantan yang akan mereka perjuangkan di dalam ruangan yang mungkin akan marah karena ulah mereka yang membuat Claudy kesal dan tidak sadar jika lampu lalu lintas telah menunjukkan warna hijau.

"Gimana nih bro?" ucap Marvel, terlihat dirinya sangat gelisah, keningnya saja telah dipenuhi banyak keringat. Entah kenapa ia sangat merasa bersalah.

"Yaudah masuk aja, minta maaf. Gimana?" Frans menimpal.

Rendy berdecak pelan, dirinya segera bangkit dari duduknya.

"Lo tuh gimanasih? Kita kan nggak salah bro."

Marvel ikut berdiri, pria itu malah mendorong tubuh Rendy membuat yang didorong sedikit terhenyak ke belakang.

"Lo yang gimana, pikir dong gimana keadaan my love Claudy! Kalo sampe dia kenapa-napa dia pasti benci sama kita, lo mau kehilangan Claudy ke dua kalinya?!" ucapnya sedikit keras.

Rendy mengernyit, pria itu membalas mendorong Marvel hingga Marvel yang sedang tak punya tenaga tersungkur mengenai pintu ruang rawat Claudy, membuat pintu itu terbuka.

Brug.

Spontan, semua yang ada di ruangan menatap ke arah Marvel, pria itu kemudian berdiri, sedikit gugup untuk menatap ke belakang. Tapi jika ia lari, untuk apa? Oke, Marvel memberanikan diri untuk menatap Claudy, meminta maaf pada mantannya itu.

Marvel tersenyum canggung, pria itu kemudian menatap Claudy yang tengah memakan roti yang dibeli Sella tadi.

"Cla, om, tante." ucapnya.

Bunda dan ayah Claudy hanya tersenyum, begitu juga dengan Sella dan Reza. Namun entah kenapa sepertinya Rafa sekarang tengah menatap Marvel intens, lebih tepatnya memberikan tatapan tajam?

Marvel masuk, disusul dengan Frans dan Rendy di belakangnya. Kemudian mereka segera menyalimi tangan bunda dan ayah Claudy, setelah itu berjalan mendekat ke brankar.

"Em, cla sorry yah." ucap Marvel begitusaja.

Claudy masih terdiam, malas untuk menjawab ucapan ketiga mantannya itu.

"Tunggu, kamu minta maaf untuk apa nak?" itu adalah suara ayah Claudy, ya pria itu segera mendekati mereka bertiga.

Marvel tercekat, entah kenapa dirinya sedikit takut untuk berkata jujur, Rendy menyenggol pelan tangan Marvel, berbisik pada telinganya.

"Mampus lo, makannya gak usah keras kepala!" bisiknya pelan.

Oke, sudah tidak ada gunanya lagi jika dirinya mengelak. Ini semua demi Claudy! Marvel tidak ingin dirinya semakin dibenci oleh Claudy.

"Jadi gini om, tadi marvel-" Marvel menggantungkan kalimatnya, menyiapkan diri dan juga telinga jika nanti diomeli oleh ayah Claudy.

"Em, tadi tadi marve-"

"Boleh keluar dulu, saya mau memeriksa pasien."

Tidak, sekarang Marvel tidak menggantungkan kalimatnya namun seorang dokter memotong pembicaraannya. Ada perasaan sedikit lega dalam benaknya. Tapi perasaan cemasnya masih mendominasi benaknya.

Semuanya keluar ruangan, entah kenapa Sella heran dengan sikap Rafa, pria itu sedari tadi menatap Marvel, Rendy, dan Frans dengan tatapan tidak biasa.

"Rez, si Rafa kenapasih? Kayak lagi marah gitu sama si Marvel." bisik Sella.

Reza yang mendengarnya segera membalas berbisik.

FARISSA ( Badgirl )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang