Hayo udah pada penasarankan?
Dari judulnya aja udah penasaran banget, ya kan?Dah ah langsung aja, vote sama coment yaa^^
Share cerita ini ke temen² kalian^^
Happy reading..
Saat ini semua yang ada di Puncak- anggota Osis- juga Claudy dan Sella tengah berkumpul di tempat yang sudah biasa dijadikan lapangan atau pusat pemberitahuan untuk anggota osis.
Pak Bambang tengah memberikan semangat, bersuara penuh semangat dengan lantang, berkoar-koar disana. Sungguh membuat bosan.
"Anak-anak kita langsung pulang saja atau bagaimana? Ada yang mau usul?" teriak pak Bambang disana.
Ada, salah satu anggota Osis disana mengacungkan tangannya- panggil saja Firman.
"Saya pak!" ucapnya tak kalah keras.
"Silahkan!" Aish, bahkan untuk menjawab begitupun harus dengan suara yang lantang? Pak Bambang memang sepertinya tidak bisa berbicara calm down alias santai, sudahlah.
"Kita kan belum seru-seruan paak!" teriaknya.
"Iya pak beneer!!" teriak hampir seluruh anggota Osis, ya termasuk Claudy dan Sella. Ikut sajalah, lagipula sepertinya ini akan menjadi pengalaman pertama bagi Claudy dan yang lainnya.
"Jadi apa mau kalian? Oke anak-anak tapi hari ini kita akan tetap jadi pulang, jadi mungkin waktunya hanya sampai sore ya." ucap Pak Rian menambahkan.
"Iyaa paak."
"Jadi, apa rencananya?" tanya pak Ridwan.
"Mendaki paaaak!" teriak pria anggota Osis keras.
"Oke, tapi jangan terlalu sampai ke atas ya? Ingat hati-hati dan harus sama-sama, jangan sampe ada yang jatuh apalagi hilang." peringat Pak Bambang.
"Iya paak, siaaap!"
Yah, sesuai usulan dari pria anggota Osis tadi, Firman. Kita-anggota Osis lainnya sudah siap. Berada tepat dibawah kaki Puncak, sungguh sangat dingin.
Oh, tentu saja Claudy memakai jaket karena Sella yang meminjamkan, katanya ia bawa dua. Syukurlah, daripada harus meminjam ke pria dingin ketua Osis itu. Untuk membicarakan pada Sella saat tiba-tiba Rafa bilang tiga syarat, itu Claudy belum menceritakannya. Karena setelah dirinya ke tenda, Pak Bambang sudah lebih dahulu memotong pembicaraanya dan alhasil tidak jadi Claudy ceritakan. Tidak jadi, bukan tidak akan jadi.
Dan, sekarang. Telah tiba di kaki Puncak. Semuanya telah bersiap-siap mendaki, bahkan sampai ada yang berteriak histeris.
"Gila, tinggi banget." gumam Claudy saat dirinya menatap ke atas Puncak.
"Iya sih, gue gak yakin kita bisa sampe ke atas." balas Sella.
"Yaudah yook, siaaap?!" komando anggota Osis di depan sana.
"Siaaaaap!" serempak Osis lainnya, termasuk Claudy dan Sella.
Memang disini mendakinya berurutan, dan Claudy dan Sella paling akhir, oh tidak bukan. Ada yang lebih akhir, Rafa. Pria itu telah ditugaskan oleh pak Bambang untuk menjaga semua anggota Osis dan yang lainnya mungkin.
Sella, gadis itu sedari tadi bersemangat ingin mengejar Reza. Ya memang Claudy toleran lah sikap sahabatnya itu.
Tersisa Claudy, dirinya paling akhir kedua diantara siswa yang lainnya, dirinya tidak berani menatap Rafa, karena kejadian pagi itu Claudy menjadi kepikiran. Ok benar, Rafa- pria itu memang telah berubah drastis! Catat.
KAMU SEDANG MEMBACA
FARISSA ( Badgirl )
Teen Fiction( Follow sebelum membaca ) No Plagiat key! " GENG BADGIRLS " Sebuah kata yang sangat penting bagi seorang Claudy, sebuah kalimat yang berarti bagi dirinya. Ya, apapun akan ia lakukan demi masuk ke geng tersebut. Alviona Clarissa Claudya, se...