Cahaya Lampion

39 8 0
                                    

        Pasti udah nunggu Up kan ? Maaf ya baru bisa Up karena kemarin-kemarin aku lagi PAS..

Vote and coment nya jangan lupa yaa^^

              Happy reading..

"Sella!!!" ucap Claudy kembali, ia segera berlari untuk menolong sahabatnya itu.

"Sella!" Claudy segera menggenggam tangan Sella, memegangnya erat. Ia tidak tau harus bagaimana lagi, dan sementara Sella, gadis itu sangat ketakutan ia sebelumnya tidak pernah mengalami ini. Bagaimana jika dirinya jatuh?

"Gue gak kuat Cla, tangan gue pegel." ucap Sella.

"Nggak Sell! Lo harus pegang erat tangan gue!" titah Claudy.

"Sella!"

Seorang pria segera menolong Sella, ia menarik tangan Sella, berusaha menolongnya. Claudy hanya menutup mulutnya berharap pria itu bisa menyelamatkan Sella, syukurlah ada Rafa dan Reza. Mereka membantu Sella, hingga akhirnya Sella bisa menginjakan kakinya di rerumputan lagi.

Spontan, Sella langsung memeluk Reza. Claudy yakin pasti Sella sangat takut tadi, wajahnya juga masih pucat akibat ketakutan.

"Gue takut." ucap Sella.

"Gak papa Sell, lo kan udah ada disini. Gak usah takut." balas Reza.

Sementara itu anggota-anggota OSIS dan guru-guru yang ikut ke Puncak segera melihat mereka, pak Bambang memberikan tatapan elangnya.

"Vio?!" ucap pak Bambang sedikit keras, Claudy yang merasa dipanggil segera membalikkan badan nya. Takut jika pak Bambang akan memarahinya. Tadinya Claudy berniat ingin kabur namun Rafa telah lebih dulu memegang tangan nya, seolah memerintahkan pada Claudy untuk diam dan menjelaskan yang sebenarnya.

"Kenapa kalian bisa ada disini?!" tanya pak Bambang setelah melihat Sella juga.

"Sebenarnya-" Claudy ragu, ia takut jika pak Bambang tidak percaya namun saat ia menatap Rafa, pria itu mengangguk seolah meminta Claudy untuk menjelaskan semuanya.

Akhirnya Claudy telah menceritakan semuanya, dari awal dirinya mengikuti bus mereka sampai kenapa dirinya bisa disini. Namun belum ada respon dari pak Bambang, pria paruh baya itu masih menatapnya dengan tatapan elang.

"Oke, tapi seharusnya kalian kalo mau ikut ya tinggal bilang apa susahnya?" ucap pak Bambang dengan suara khasnya yang menggelegar.

"Bukan nya ini acaranya khusus OSIS kan pak? Nah karena itu jadi saya ikutin aja diem-diem." jawab Claudy.

Semuanya mendadak hening, Claudy membuka matanya lebar. Mencermati kata-kata yang baru saja ia keluarkan tadi. Bisa-bisanya Claudy berkata seperti itu.

"Mampus! Dimarahin deh gue!" batin Claudy, ia terus merutuki kebodohan nya karena dianggap melawan guru, harusnya tadi ia diam saja dan tidak perlu berkata seperti itu kepada pak Bambang.

"Mana ada Rafa lagi, bisa ilfeel deh dia." batin Claudy.

Siap-siap mendengar suara harimau lah kalau begini.

Hening. Satu kata yang sedari tadi menggambarkan suasana ini, semuanya bungkam telah bersiap-siap mendengar teriakan harimau, bahkan sampai ada yang telah menutup kedua telinganya.

"Kalian berdua ikut bapak ke tenda guru!" titah pak Bambang dengan suara kencangnya.

Claudy hanya menunduk, pasrah akan dirinya yang mungkin harus mengalami telinga yang panas dan sakit akan ocehan pak Bambang, Sella segera melirik Claudy sekilas kemudian langsung menuturi Claudy dari belakang.

FARISSA ( Badgirl )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang