Puncak

36 10 4
                                    

Happy reading yaa..

Jangan lupa buat selalu VOTE sama COMENT cerita ini^^

Mata Claudy terus terfokus pada bus yang ditumpangi anggota OSIS disana, sampai-sampai dirinya tidak sadar jika di belakang mobilnya juga ada yang membuntutinya. Sella? Ya, memang benar. Kali ini Sella juga akan ke Puncak dengan tujuan bertemu Reyhan meskipun dirinya pasti tidak akan bersama Claudy, gadis itu masih marah tentu saja karena melihat Vidio yang diberikan oleh Gizelle.

***

"Geng motor VELDYFRANS!!!"

"Marel, Rendy, Frans, YEAH!"

Tiga orang pemuda kini sedang menatap satu sama lain dengan motor Sport yang mereka naiki, mereka sekarang tengah berada di halaman rumah Marvel, rumah yang menjadi andalan ketiga cowok itu, rumah yang menjadi tempat tongkrongan ketiganya.

"Gue yakin, dengan kita bikin geng motor, hati si Claudy bakal luluh dan akhirnya mau balikan sama kita!" tegas Marvel.

"Iya lah, lo kira cewek badgirl kayak Claudy gak suka ama geng motor? Pasti suka!" balas Rendy.

"Et dah udah cepetan latihan geng motor, biar keren gitu lah ini malah ngomong mulu." ucap Frans.

"Yaudah ayo!" balas Marvel.

Kemudian ketiganya melesat menembus keramaian kota Jakarta dengan bergaya seperti anak-anak geng motor dengan memakai jaket jeans.

***

Bus yang ditumpangi anggota OSIS telah berhenti disebuah kebun. Bukan, bukan kebun lebih tepatnya Puncak. Tempat yang dijadikan tujuan dari semuanya, jam telah menunjukan pukul 15.00, setelah tadi diam-diam mengikuti anak-anak OSIS ke mushala di jalan, tentunya melaksanakan shalat akhirnya perjalan telah sampai. Claudy menghela napas lega, jujur ini baru pertama kalinya ia ke Puncak. Ngakunya anak Badgirl, masa menjelajah aja baru pertama kali?

Claudy terus memperhatikan bus itu, jaraknya memang sedikit jauh hanya untuk menjaga-jaga saja agar dirinya tidak ketahuan oleh yang lain nya. Terlihat semua isi bus berhambur keluar dari bus, wajah-wajah senang terlihat disana.

"Yes! Gue berhasil! Pokoknya gue harus terus deket Rafa!" gumam Claudy.

"Gue gak boleh jalani hari-hari gue tanpa Rafa!" sambungnya.

"Eh," Claudy tiba-tiba merasa salah dengan perkataan nya tadi. Gak boleh?

"Ya, ya karena gue harus bisa luluhin hati si Rafa secepatnya, dan itu artinya gue bisa masuk geng Badgirls!" ucap Claudy dengan senyum tipisnya.

Disisi lain, sebuah mobil yang sedari tadi membuntuti mobil putih milik Claudy, siapa lagi jika bukan Sella. Gadis itu tengah tersenyum senang.

"Liat aja Cla! Gue bakal bikin si Reza suka sama gue, dan gue gak bakal biarin lo juga suka sama si Reza! Karena Reza itu My prince!" gumam Sella.

Kini Claudy segera turun dan menginjakkan kakinya di rerumputan hijau, menghirup udara segar setelah anak-anak OSIS dan yang lainnya masuk ke Puncak, mungkin mereka telah ada di atas dan tengah mendirikan tenda disana.

Namun tanpa Claudy sadari, seorang pria yang memakai topi tengah menatapnya dengan menyipitkan matanya dan koper di tangan kanan nya. Setelah beberapa detik, pria itu segera beranjak ke tempat yang akan ia pakai nanti, tentunya untuk ia beristirahat di tenda.

Claudy segera memasuki Puncak itu, hatinya terasa sangat tenang. Ah kenapa dirinya baru tahu bahwa ada tempat sekeren ini? Harusnya sedari dulu ia mengajak Papah dan Bunda nya ke tempat seperti ini bukan hanya berlibur ke Pantai atau museum saja. Dirinya juga butuh ketenangan, bukan?

Hari telah sore, Claudy diam-diam mengintip anak OSIS dari balik pohon yang tengah makan di tenda nya masing-masing.

"Ck, gue tidur dimana ya malem ini? Gue juga kan gak bawa tenda." Claudy mulai berfikir, jika ia tidur di bawah pohon ini, ah tidak mungkin.

"Masa gue harus tidur di bawah pohon ini sih?"

"Atau, gue tidur di mobil? Yaudahlah gue tidur di mobil aja, perut gue udah laper."

"Kayaknya besok gue temuin Rafa, sekarang gue mau makan dulu di mobil."

Claudy akan membalikan badannya, namun langkahnya terhenti saat melihat seorang pria yang ia kenal sepertinya sedang mengintruksikan anggota OSIS untuk cepat memasang tenda.

"Rafa, liat aja nanti. Gue pasti bisa luluhin hati lo!" gumam Claudy, sebelum dirinya melanjutkan langkahnya menuju mobil kembali.

Sella yang sedari tadi diam-diam membuntuti Claudy ikut beranjak dari sana, dirinya segera kembali ke mobilnya, mobil Sella memang terparkir di belakang Claudy, ia tidak mau jika dirinya terlihat oleh Claudy.

Kres..

"Ah sial!" gumam Sella saat dirinya tak sengaja menginjak sebuah minuman kaleng.

Claudy perlahan membalikkan badannya, ia mengedarkan pandangannya namun subjek yang memang Claudy tau pasti tadi menginjak botol kaleng itu entah ada dimana.

"Ada yang ngikutin gue?" ucap Claudy pelan.

Claudy mengambil langkah, mencoba mencari tau siapa orang yang sedari tadi mengikutinya diam-diam. Sebenarnya Claudy tau itu pasti Sella, namun dirinya hanya ingin membuktikan pikirannya apakah benar.

Claudy tersenyum saat melihat sebuah gadis dikucir kuda itu bersembunyi di balik pohon. Langkah kakinya semakin ia percepat.

"Sial! Kenapa gue harus nginjek tu botol sih! Kalo gue ketauan gimana? Ntar si Claudy ngiranya gue pengecut lagi." batin Sella.

Langkah Claudy semakin cepat, namun niatnya ia urungkan. Ya, gadis itu tidak mau memperkeruh masalah. Untuk apa juga Claudy menemui Sella, jelas-jelas gadis itu masih marah dengan nya. Ah sudahlah.

"Hm, siapa sih? Tau ah gue lagi laper." ucap Claudy, suaranya agak dinaikkan kemudian ia segera berjalan menuju mobilnya.

Sementara Sella tengah menghembuskan napas nya lega, setidaknya ia tidak ketahuan mengikuti Claudy diam-diam.

***

"Woy udahlah ngintruksi mulu lo! Kapan makan nya bro?" ucap Reza, sebenarnya pria itu heran kenapa sepupunya begitu peduli dengan siswa siswi.

"Entar, gue lagi bantuin mereka." balas Rafa.

"Heuh dasar, caper aja mereka!" celetuk Reza, pasalnya banyak siswi yang meminta Rafa untuk membantu memasang tenda. Apa coba namanya jika bukan Caper? C. A. P. E. R!

"Apaan sih lo! Gue emang bener gak bisa pasang tenda tau!" balas siswi yang kesal akan omongan Reza yang memang ada benarnya.

"Manja lo!" cetus Reza berhasil membuat semuanya mematung.

"Ayo bro, makan bro makan! Sakit baru tau rasa!" ajak Reza, pria itu menarik tangan Rafa. Rafa tak akan diam, pria itu masih berusaha memasang tenda namun karena Reza terus memaksa ia akhirnya terbawa oleh tarikan Reza.

Setelah di tenda, mereka segera memakan menu sore ini. Hari semakin larut, suhu juga berubah. Nampaknya nanti malam akan terasa dingin. Oh ya, Rafa teringat dengan satu hal.

"Rez." panggil Rafa, Reza yang sedang makan menatap Rafa dengan kedua alisnya yang diangkat, menandakan kata 'apa' dikedua alisnya.

"Gue tadi liat si Claudy."

Uhuk.

"Apa?!"

              TBC
Assalamualaikum wr.wb.

Ketemu lagi sama author^^ di cerita FARISSA

Makasih ya yang selalu setia baca cerita ini, dan Makasih Banyak yang selalu baca, vote, sama coment cerita akuu..

Follow ig:
@wattpad.inayah
@inayah.inanur

Tunggu Next part nya ok!

Wassalamualaikum wr.wb.

FARISSA ( Badgirl )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang