"Di mana pacar sekarang?" Senja bertanya dengan arah mata yang mencari sosoknya.
"Dania lagi sibuk, dia sekarang udah kerja di kantor setelah dua bulan magang." Jawab Vino.
Pada akhirnya, mereka memutuskan untuk duduk di sana membicarakan pasal kabar masing-masing.
"Dania gimana kabarnya sekarang?"
"Baik, kita semua baik. Lo yang sekarang gimana kabarnya setelah lima tahun ngilang gak ada kabar?" Tanya Vino--sedikit menyindir.
"Seperti yang bisa di liat sekarang, i'm good." Jawabnya menampilkan senyum terbaik.
"Kerja di mana?"
"Untuk sekarang di Butik punya Mama, tapi aku harap nanti bisa punya butik sendiri." Jawabnya.
"Jadi Desainer?" Vino bertanya sedikit ragu.
Senja mengangguk.
"Waaah, selamat kalo gitu." Vino menjabat tangan ikut bahagia.
"Iya, makasih Vin."
Seorang waiters mengantarkan dua cup Cappucino dengan cake cheese pada meja mereka hingga membuat wanita di sana terlihat sedikit bingung.
"Itu pesanan buat siapa?"
"Ah iya lupa." Vino melebarkan kedua matanya. "Tadinya gue ke sini mau beli makan siang buat gue sama Dania."
"Makan siang?"
"Iya. Gue sama Dania kebetulan satu kantor, entah itu emang udah takdir dan kita jodoh kali yah makanya bisa samaan." Ucap Vino terdengar antusias lalu terkekeh saat berbicara.
"Oh. Kalian satu kantor? Wah, selamat buat kalian. Makin deket aja kalo gitu."
"Gue sekarang mau balik ke kantor. Lo mau ikut gak? Biar ketemu sama Dania." Ucap Vino mengajak.
"Emang boleh?"
"Kalo gak boleh gue gak bakal ngajak."
Keduanya langsung tertawa.
***
Vino dan Senja sedang berada di dalam lift menuju lantai dua, tempat bagi para pegawai kantor.
"Ini perusahaan apa Vin?"
Kebetulan di dalam lift hanya ada mereka berdua saja.
"Properti."
Senja hanya mengangguk menanggapi.
Ting
Pintu lift terbuka. Keduanya langsung melangkah menuju meja Dania.
"Kantornya bagus." Senja berkata demikian setelah meneliti setiap bagian yang matanya lihat.
"Harus dong, kan gue kerja di sini." Jawab Vino dengan bangga, membuat wanita di sampingnya hanya terkekeh saat mendengar.
Vino berjalan lebih dulu menghampiri Dania yang tengah duduk di sibukkan dengan pekerjaannya. Senja berjalan di belakang.
"Hai sayang."
"Kok lama sih beli makan--"
Wanita dengan kartu pegawai yang mengalung di lehernya hanya bisa menutup mulut tak percaya dengan mata yang kian melebar. Pemilik rambut yang sudah di cat berwarna coklat ke kuningan itu sangat terkejut. Melihat sahabat nya kembali yang pergi tanpa pamit.
"SENJA???"
Senja hampir jatuh terjengkang seperti yang sudah-sudah ketika Dania ingin memeluknya dengan penuh semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menunggu Senja (End)
JugendliteraturSeorang gadis cantik, baik, pintar, yang bernama Senja. Dia adalah sosok gadis yang agak tertutup. Tidak terlalu dekat dengan orang baru yang ia kenal. Termasuk dengan Austin. Austin? Iya. Awalnya dia adalah murid baru, sekaligus anak dari pemilik...