Butuh waktu untuk mengutarakan semuanya.
"Rileks."
Si gadis dengan pakaian seragam SMA Mentari terlihatlah sedang menarik napasnya berulang kali. Menatap dirinya sendiri pada pantulan cermin di depannya.
"Harus tenang ... Harus bisa tenang. Ceritain semuanya sama Austin, kasih tahu dia. Austin berhak tahu soal kepindahan ini ... Semoga aja kalo udh cerita semuanya, hubungan masih bisa tetap bertahan dengan baik-baik."
Sekali lagi, di tatapnya cermin di depan dengan lekat. Menarik napasnya sekali lagi, berusaha meyakinkan diri sendiri.
"Oke. Cuma harus ajak Austin ke rumah pohon buat ngobrol." Bibirnya tersenyum penuh semangat. Tubuhnya lalu ingin berbalik untuk pergi dari sana.
"Eh. Mau ke toilet juga?"
Mendapati Aurell yang berdiri tak jauh dari pintu masuk toilet jelas membuat jantung nya terkejut.
"Tadi aku sempet denger kamu mau ke rumah pohon?" Aurell sedikit tidak yakin saat menanyakannya. Kedua alisnya sedikit tertaut.
"Iya."
"Sama Austin?" Tanya Aurell lagi.
"Iya."
Aurell diam di tempat. Sedang memikirkan sesuatu. "Apa rumah pohon yang letaknya agak jauh dari keramaian, lebih tepatnya di pinggiran kota terus ada danau kecil di sana?" Tanyanya seperti ingin memastikan.
"Kok bisa tau?"
Detik kemudian, Aurell justru tertawa. Membuat Senja mengerutkan keningnya karena bingung.
"Itu kan rumah pohon yang aku bikin sama Austin. Bukan kita sih, tapi lebih tepatnya orang-orang suruhan Papanya Austin yang buat." Ucap Aurell, setelah berhenti tertawa.
"Jadi yang--"
"Iya. Yang punya rencana buat bikin rumah pohon itu aku sama Austin dulu, waktu kita SMP." Sahut Aurell memotongnya lebih dulu.
Senja terdiam. Sedikit terperangah karna terkejut lebih tepatnya.
"Tapi kok kamu juga tahu tentang rumah pohon itu? Kamu udah pernah di ajak ke sana sama Austin?" Tanya Aurell.
Senja mengangguk.
"Kayanya Austin belum ceritain yang sebenarnya yah sama kamu?" Aurell berkata demikian seraya melihat Senja yang hanya diam mematung saja.
"Maksudnya?"
"Mungkin ada hal yang belum Austin sampaikan sama kamu, ada hal yang Austin tutupin." Jawab Aurell.
"Apa?"
****
Rooftop.
Di sinilah tempat yang paling aman bagi Aurell, untuk menceritakan apa yang belum di ketahui oleh Senja.
"Kayanya aku emang harus bicara ini sama kamu." Ucap Aurell membuka pembicaraan. "Kayanya kamu juga belum tahu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Menunggu Senja (End)
Genç KurguSeorang gadis cantik, baik, pintar, yang bernama Senja. Dia adalah sosok gadis yang agak tertutup. Tidak terlalu dekat dengan orang baru yang ia kenal. Termasuk dengan Austin. Austin? Iya. Awalnya dia adalah murid baru, sekaligus anak dari pemilik...