2. Toko Buku

75 8 0
                                    


Semua awal perkenalan, bisa saja itu menjadi awal kita menemukan seseorang yang baru


***

Senja pun tesadar dari pandangannya dengan Austin.

"Lo, yang--" Tujuk Senja pada Austin. Namun ucapannya terpotong begitu saja.

"--iya ini gue. Yang tadi nabrak lo di koridor sampe jatuh. Sorry, tadi gue gak sempet minta maaf dan nolongin lo." Ucapnya.

"Sadar juga." Balas Senja, dengan suara pelan.

"Iya iyalah gue nyadar. Gue gak pernah lepas dari tanggung jawab, makanya gue minta maaf. " Ucap Austin, namun raut wajah Senja tidak sedikitpun berubah--flat.

"Tadi gue buru-buru mau ke ruangan kepala sekolah. Karena gue udah telat, gue lari, makanya tadi gue nabrak lo." Jelasnya lagi tanpa diminta. "Jadi, sebagai permintaan maaf gue, gue mau traktir lo dan temen lo ini di kantin, sekarang. Gimana?" Tanyanya.

"GUE MAU." Pekik Dania secara refleks, yang di beri tatapan tajam oleh Senja.

"Oke. Lo setuju kan? Temen lo aja setuju, jadi gak ada penolakan." Ucap Austin.

"Udah lah Senja, terima aja. Kapan lagi coba diajak makan sama orang ganteng kaya gini. Ditraktir pula." Bisik Dania, tepat disampingnya.

"Oke."

Tidak ada alasan lain lagi baginya, untuk menolak.

Mereka bertiga segera berjalan ke kantin, dengan bersisian. Semua murid nampak tersebar dimana-mana. Mengobrol bersama teman-temannya, bertukar cerita, dan saling tertawa. Namun sepertinya, bisik-bisik dari murid-murid yang tengah berkumpul itu, tidak dapat dihindari.

"Wah. Itu kan, kak Austin anak baru di sekolah ini."

"Itu Austin kan? Kok jalan sama dua cewek itu."

"Mereka ada hubungan apa ya?"

"Hai kak Austin ... Hehe ganteng banget sih."

Senja memutar bola matanya tidak suka. Sedikit tidak nyaman berada disana.

***

"Lo mau pesen apa? Biar gue yang pesenin." Ucap Austin pada Senja. Namun gadis itu, seolah sibuk dengan melihat sekelilingnya. Semua orang menatap pada mereka.

"Gue bisa sendiri." Balas Senja kelewat dingin, sambil beranjak dari sana, menuju stand penjual jus.

"Sorry. Senja emang gitu orangnya. sama orang baru dingin, tapi kalo udah akrab, orangnya ramah banget kok." Austin mengangguk mengerti, atas ucapan Dania, yang merasa tidak enak.

Austin pun berjalan mengejar Senja. namun dari kejauhan, ia melihat gadis itu, yang sedang berdebat dengan seseorang.

"Lo siapa sih, cewek murahan. Berani-beraninya ngedeketin Austin." Ucap gadis angkuh disana.

"Siapa yang deketin?" Ucap Senja, merasa bingung dengan ucapannya.

"Dasar cewek sok cantik." Desisnya, ingin melayangkan satu pukulan, namun terhenti dengan cepat oleh seseorang.

"Siapa lo." Austin berucap dengan nada dingin. Tatapannya menyorot tajam, pada gadis yang hendak melayangkan tanganya.

"Lepasin." Ucap gadis itu, seraya menggerakkan tangannya, meminta untuk dilepaskan.

Austin menghempas cekalannya, membuat gadis itu pergi bersama teman-temannya.

"Lo gak papakan?" Tanya Austin, beralih menghadap Senja.

Menunggu Senja (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang