27. Murid Baru

19 1 0
                                    

Bagiamana jika seseorang datang menghadirkan adanya orang baru dalam hubungan. Kabarnya mengejutkan nya, orang baru itu nyatanya cinta dari masa lalumu. Apa hubungan itu akan bertahan dan tetap memilih pasangannya?


Senja menuruni anak tangga dengan penampilan yang sudah siap memakai seragam sekolahnya. Pandangannya langsung bisa menemukan remaja laki-laki yang masih tertidur nyenyak di atas sofa.

Kedua kakinya segera berjalan menghampiri. Lantas berjongkok di depan sofa yang cowok itu tempati untuk berbaring. Tanganya bergerak menepuk sisi wajah dari cowok itu  dengan pukulan pelan.

"Austin."

Si gadis memanggilnya. Masih menepuk pelan sisi wajahnya agar bisa terbangun. Namun nyatanya butuh waktu karena mata itu masih saja terpejam.

"Ayo bangun. Udah pagi." Ucap si gadis langsung berkata ketika kedua mata cowok itu terbuka secara perlahan-lahan.

Si cowok masih terdiam. Tubuhnya masih berbaring di sana--tubuhnya berusaha mengumpulkan kesadarannya sendiri yang bercecaran.

"Baru bangun aja, udah liat bidadari."

Gadis yang berjongkok itu justru berdiri, dan mendecak kala Austin berkata melantur. Kedua tangannya bertumpu di pinggang seraya masih memperhatikan.

"Baru bangun, udah bisa ngegombal." Senja berkata demikian untuk balas menyindirnya. "Cepet bangun! Ini hari Senin, dan gak boleh telat." Sambungnya memberitahu.

"Baru jam segini." Austin justru mengacak rambutnya sendiri yang sudah berantakan. Tubuhnya baru perlahan bangun dari tempatnya berbaring.

"Cepet mandi, dan pake seragam. Aku udah bikin sarapan buat kita makan." Ucap si gadis kembali berkata.

Austin mendongak, untuk menatap si gadis yang mengomelinya. "Mandiin." Ucapnya begitu manja, dengan senyum yang tak berdosa.

"Ngelunjak yah."

Si gadis menatap sinis dengan tubuhnya yang menjulang berdiri, sedangkan si cowok masih terduduk di sofa dengan tak bersalahnya.

"Cepet bangun. Kalo enggak, aku berangkat duluan." Ucapnya berniat mengancam untuk meninggalkan, yang lantas membuat si cowok terbangun dengan ketar ketir.

"Iya gue bangun. Gue mandi." Tambahnya dengan masih saja berkata untuk menyahutnya.

Senja menghela napas di tempat, tanpa mempedulikan penampilan cowok itu--yang terlihat keren dengan rambut acak-acakanya. Kepalanya menggeleng.

Tanpa di sangka, rupanya Austin datang kembali mengagetkan Senja dengan berbisik pelan di dekat telinganya.

"Gak usah marah-marah. Nanti cepat tua. Btw lo udah kaya istri gue aja." Tawanya yang renyah itu seakan menghinanya secara tidak langsung.

Lalu saat kepala si gadis itu menoleh, Austin sudah melesat berjalan santai menuju toilet yang ada di lantai bawah--meninggakan Senja yang tengah memikirkan ulang kalimat yang di bisikkan nya secara halus.


***

Sepasang remaja itu, tengah berada di halaman rumah--bersiap naik motor untuk berangkat ke sekolah bersama.

Menunggu Senja (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang