Bagaimana pun rasa ingin selalu melindungi dan menjaganya sangat lah besar. Ingin sekali merawatnya dalam dekapan.
Senja memejamkan matanya erat sembari menggigiti bibir bawahnya, lalu menghela napas dengan pasrah.
"Coba pikir lagi. Kalo lo sendirian di rumah, terus kenapa-napa, gimana? Gak ada salahnya juga, kalo Austin nemenin lo. Kalian juga gak bakal lakuin yang macem-macem, kan. Lagian ini darurat."
Senja masih diam. Mendengarkan setiap kata dari sebrang sana. Sesekali tatapannya melirik pada cowok yang masih menyandar di tembok dengan gaya santai lalu meniup ujung kuku tangannya.
"Bye."
Tanpa mendengarkan lebih lanjut lagi suara dari sebrang sana, ia memilih memutuskan panggilan secara sepihak dengan hembusan napas.
"Gimana? Mau di temenin gak?" Austin bertanya dan kembali berdiri dengan tegak. Kedua matanya memandangi si gadis.
"Hm." Si gadis hanya bergumam singkat dengan tatapan tajam dan sebal. "Tapi awas jangan macem-macem!" Peringatnya dengan menunjukan jari telunjuk.
"Tenang, aman kok."
***
"Lo suka sama film ini?" Austin bertanya dengan mata yang sekilas melihat pada drama yang sedang tayang di layar televisi di depannya, sebelah tangannya sedang memainkan handphone.
"Banget. Ceritanya romantis. Park Seo Joon nya ganteng banget." Jawabnya tak mengalihkan sama sekali pandangan dari layar televisi.
"Heran yah, jaman sekarang banyak penduduk Indonesia yang suka sama korea. Apalagi sama boyband K-POP." Ucapnya si cowok dengan nada yang sedikit menyebalkan.
"Aku sih gak suka sama K-Pop. Lebih suka ke film-filmnya aja." Sahut Senja dengan cepat--masih fokus pada drama yang di tonton tanpa mau terlewat.
"Lo juga suka adegan kaya gini?"
Sial
Kedua mata Senja memejam seketika. Ia menelan ludahnya sedikit susah. Oh, mengapa harus sekaraaang. Itu sangat tidak senonoh sekali untuk situasi saat ini di antara mereka berdua.
"Itu terlalu dewasa gak sih, buat kita yang masih anak SMA." Sambung Austin yang rupanya sedang memfokuskan pandangan pada layar televisi di depan hingga mengabaikan lama barang canggih di tangannya.
Kim Hye Jin--berciuman dengan park Seo Joon. Adegan yang terlalu romantis, dan penuh dengan suasana ketegangan. Senja memijat pelipisnya dengan sebelah tangan tanpa mau menoleh hingga ia memilih menunduk menengok berlawanan arah dari Austin.
"Kecuali yang ini." Senja baru berkata, mengambil remote dan mematikan televisinya dengan gerakan cepat.
Hening.
"Mending kita tidur aja kali yah? Udah malem. Aku ke kamar duluan." Ucap Senja bangkit dari duduknya dan pergi menuju kamar berlalu begitu saja.
Austin kembali memainkan handphonenya. Tubuhnya menyandar pada punggung kursi dengan meluruskan kedua kakinya. Kedua bahunya terangkat dengan acuh tak acuh.
Kembali pada gadis dengan piama yang sudah di kenakannya. Senja sudah bersiap untuk berbaring di atas ranjang dan mulai tidur dengan nyaman. Namun--
"Loh? Kok mati lampu."
--ruangan kamarnya gelap gulita sekarang. Ia kembali mendudukkan diri di tepi ranjang, lalu bangkit dan berjalan. Kedua tangannya mulai meraba-raba sekitar. Lalu sepertinya, kedua tangan kecil nan mungil miliknya saat ini bisa merasakan knop pintu kamarnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menunggu Senja (End)
Teen FictionSeorang gadis cantik, baik, pintar, yang bernama Senja. Dia adalah sosok gadis yang agak tertutup. Tidak terlalu dekat dengan orang baru yang ia kenal. Termasuk dengan Austin. Austin? Iya. Awalnya dia adalah murid baru, sekaligus anak dari pemilik...