57. Kembali pergi

23 2 0
                                    

Senja mendapatkan undangan dari Tante Tyas, untuk ikut datang ke acara pertemuan para desainer dengannya. Dirinya juga sudah menyiapkan dress yang akan ia pakai untuk datang nanti malam.

Sungguh merasa sangat terhormat mendapat undangan darinya untuk menghadiri acara tersebut. Bahkan Mamanya pun sangat bahagia dan tidak menyangka jika anak perempuannya ini akan menjadi desainer muda yang sudah cukup terkenal di kalangannya.

Cukup mengesankan untuk sebuah prestasi.

***


Ayuningtyas mengajak putra laki-lakinya untuk ikut menghadiri acaranya tersebut. Inggin sekalian juga mengenalkan putranya pada nona cantik--sangat berharap mereka bisa berjodoh.

"Kamu jangan lupa datang. Udah janji loh sama Mama." Ucap Ayuningtyas, pada putra satu-satunya.

"Iya mah, aku lagi beresin berkas kantor sebentar lagi juga selesai." Ucapnya dengan kedua tangan yang menumpuk beberapa lembaran kertas lalu membereskannya menjadi satu.

"Pakai pakaian yang rapi yah." Pesan Ayuningtyas memperhatikan putranya yang sibuk sendiri.

"Hmm."

"Jangan lupa loh, sebentar lagi kita berangkat nya."

"Iya."

"Mama udah gak sabar kenalin kalian." Ucap Ayuningtyas begitu bersemangat sekali. "Mama harap kalian bisa saling mengenal dan--" Ayuningtyas menjeda ucapannya.

Laki-laki yang sedang mengerjakan berkas itu pun, menoleh pada Mamanya. "Dan apa?" Tanyanya, dengan satu alisnya yang terangkat.


"Berjodoh." Sambungnya melanjutkan ucapan dengan senyum yang teramat mengembang.

Putranya hanya menggeleng dengan tangan yang mengusap kening. "Tolong jangan berharap aku berjodoh dengan desainer muda itu Mah." Sanggahnya keberatan.


"Kenapa? Kamu pasti gak bakal nolak kok. Kamu bakal suka sama nona cantik. Mama yakin itu." Ucap Ayuningtyas.

"Udah lah Mah, jangan bahas tentang perjodohan. Aku gak suka kalo mau di jodoh-jodoh kaya yang gak laku aja." Ucap putranya sambil beranjak berjalan pergi.

"Tapi Mama yakin kamu pasti bakal suka sama nona cantik." Ucap Ayuningtyas--sedikit berteriak, agar anaknya mendengar.

Putranya hanya mendengus, dan tetap terus berjalan tanpa memedulikan ucapan yang masuk ke dalam telinganya.

"Siapa nona cantik?" Tanya Hardinata, suami Ayuningtyas. Baru saja pulang dari kantornya, dan sudah mendengar keributan kecil di ruang kerja putranya.


Ayuningtyas menghampiri suaminya, dan memegang sebelah tangannya. "Kayanya mama mau jodohin anak kita sama nona cantik Pah." Ucapnya mengutarakan.

"Siapa dia?"


"Dia Rekan kerja Mama saat ini. Seorang desainer muda yang sangat cantik dan juga berbakat. Mama sangat menyukainya ketika pertama bertemu. Namanya Senja Frea Fiolita, tapi Mama lebih suka memanggilnya nona cantik. Mama tertarik padanya."

Menunggu Senja (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang