16.Meresmikan Jadian

26 2 2
                                    

Untuk awal-awal sebuah hubungan, semuanya pasti akan nampak indah di mata. Apapun yang di lakukan oleh orang yang kita suka akan nampak sempurna. Ya begitulah cinta.


"Ikut gue."

Hanya mengunjungi cafe saja itu belum cukup bagi sepasang remaja, yang baru saja mengungkapkan perasaan dari salah satunya.

"Mau ke mana?"

"Jalan-jalan. Ngabisin waktu berdua sama lo." Si cowok menjawab dengan sudah berada di atas motornya, lali memasang helm pada kepala sendiri.

Motor melaju cukup kencang di jalan raya. Berbaur bersama kendaraan lainnya dan beberapa pejalan kaki di pinggir jalan--trotoar. Cuaca siang yang tidak terlalu panas sangat cocok untuk berkendara bersama pasangan. Iya jika mereka berdua sudah saling mantap untuk menjadi yang terkasihi satu sama lain.

"Toko coklat?"

Si cowok yang membawa motor hitam sport itu nyatanya berhenti di depan sebuah bangunan berlantai dua dengan dinding kaca.

"Lo tunggu di sini sebentar." Austin berkata demikian dan turun dari atas motor dengan cepat. Tanpa mengatakan sesuatu lagi pada si gadis, cowok itu langsung berjalan masuk ke dalam toko dengan rusuh.

Untuk beberapa waktu, Senja harus menunggu di samping motor milik cowok itu. Diam berdiri, dengan pandangan yang meneliti bangunan berlantai--yang menjadi toko coklat tersebut.

Austin kembali keluar dari dalam chocolate shop dengan membawa satu buket bunga mawar yang nampak cantik untuk di pandang, lalu satu kotak coklat berbentuk hati berwarna hitam berbalut pita emas.

Ah ini mewah banget.

Si gadis untuk beberapa saat hanya menggumam dalam hati dengan tatapan yang memukau ketika melihatnya.

"Tolong pegang bunga sama coklatnya." Lalu tanpa aba-aba, si cowok memberikan bunga serta kotak coklat yang semula ada di tangannya.

"Ini buat apa?" Senja pasti bertanya. Mengangkat kedua barang yang berada di kedua tangannya dengan tatapan bingung.

"Nanti lo juga tahu." Si cowok menjawab dengan sudah duduk di atas motor, kembali memasang helm dengan cepat. Lalu mengedikan dagu pada bagian belakang motor agar si gadis cepat mengikuti gerakannya.

"Apa?"

"Ayo naik."

***

Motor Austin dilajukan pada daerah pinggiran kota. Lebih tepatnya, cowok itu mengajak si gadis di boncengannya untuk datang ke tempat yang jarang orang lain kunjungi.

Hamparan rumput hijau dengan danau buatan, yang memiliki air sedikit kehijauan terlihat sudah di depan mata. Rumah pohon di sebelah utaranya, dengan papan kayu beserta lilitan tali tambang putih--sebagai tangga untuk menaiki rumah pohon tersebut.

Senja belum pernah melihat tempat ini dan ia tidak tau bahwa ada tempat seperti ini di pinggiran kota. Amazing.

Austin mengambil bunga beserta coklat yang berada di kedua tangan si gadis, sebelah tangannya ia gunakan untuk menggenggam lengan si gadis tersebut, menuntunnya untuk berjalan lebih dalam.

Pandangan Senja tidak kunjung berhenti untuk menelisik keseluruhan dari tempat yang ia datangi. Mulutnya kian tertutup, setelah terbuka lama karna mengaguminya.

Langkah keduanya berhenti. Austin sudah beralih untuk berdiri di depan si gadis yang nampak masih mengamati sekitar. Sudut bibir cowok itu tertarik ke atas. Kakinya mulai di tekuk dan berlutut.

Menunggu Senja (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang