Sudah satu minggu lebih Keyana tidak menganggu Guru pujaannya itu hari ini ia harus bertemu dengan Arga menanyakan perihal janjinya akan nilai ujian sekolah yang nanti ia dapatkan.
Bertemu dengan Aurel yang baru saja datang bersama Rangga bersamaan berhasil mengundang rasa curiga di fikiran Keyana.
"Cie barengan,"
Aurel terdiam mendengar perkataan Keyana barusan, "Heh, maksud lo apa?" ingin sekali Aurel menjitak kepala Keyana yang menggodanya barusan"Ya kalian berdua barengan berangkatnya," kata Keyana menatap keduanya.
"Gue berangkat sendirian dari gerbangnya aja barengan," cerca Rangga. Keyana manggut-manggut mengiyakan kalimat Rangga.
"Lo sendiri ngapain disini sendirian?"
"Biasa, nungguin Pak Arga," kata Aurel menjawab pertanyaan Rangga."Masih aja lo key usaha,"
"Masih dong gue engga bakalan menyerah..,"
"Sampai Pak Arga nyuruh lo pergi baru lo nyerah gitu," sambung Rangga.Keyana terdiam entah apa yang harus ia jawab kembali yang jelas ia hanya ingin terus berusaha jika pada akhirnya kegagalan yang ia dapatkan.
Arga yang baru saja muncul dari gerbang sekolah berhasil membuat senyum seorang Keyana mengembang ia melambaikan tangan untuknya disisi lain Aurel dan Rangga yang masih berada di sampingnya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Keyana.
"Beneran bucin lo key,"
"Apaan sih, sana gih lo berdua ganggu aja." ujar Keyana mengusir keduanya.Arga tersenyum kepada ketiga muridnya tanpa melirik Keyana sama sekali.
"Pak Arga,"
"Iya kenapa?" Keyana langsung menghampirinya tapi sebelum itu ia memberi kode kepada kedua temannya untuk segera pergi."Ada yang mau aku omongin sama Pak Arga,"
"Omongin aja sekarang,"
"Jangan disini,"
"Terus dimana?"
"Habis pulang sekolah nanti aku kabarin dimana tempatnya,"
"Oke."Sebenarnya Arga tidak ingin mengiyakannya tapi posisinya yang berada di sekolah membuatnya harus menjaga sikapnya.
***
Sesuai dengan tempat yang di inginkan Keyana mereka bertemu kembali di taman yang tak jauh dari sekolahan. Disana Keyana sudah menunggunya melihat kedatangan Arga berhasil membuat perasaan Keyana merasa lega karena akhirnya Arga datang juga.
"Apa yang mau kamu omongin,"
"Harus langsung to the point ya,"
"Iya, lebih cepat lebih baik."Keyana mengambil nafas, "Pak Arga pernah janji sama aku kalau aku bisa mendapatkan nilai 85 di ujian sekolah di mata pelajaran matematika, Pak Arga akan menikahi aku." Arga tertawa mendengarnya.
"Kok malah ketawa," ucap Keyana yang kesal melihat Arga tertawa seakan itu semua hanya sebuah lelucon belaka.
"Keyana hasil ujiannya aja belum keluar kan, lagi pula kenapa kamu menanggapi ucapan itu dengan serius." ujarnya masih dengan senyuman yang menyebalkan.
Keyana tercengang mendengarnya, "Maksud Pak Arga, Pak Arga bercanda gitu buat janji itu." tanya Keyana kesal.
"Keyana enggak ada perjanjiannya seseorang mau menikah hanya karena sebuah nilai. Seseorang yang menikah itu harus karena keduanya saling menyukai," tutur Arga memberitahu.
"Dan Pak Arga engga menyukai aku,"
"Kamu murid saya, bagaimana mungkin saya..,"
"Udah cukup Pak, makasih untuk jawabannya."Keyana memilih pergi dan meninggalkan Arga yang masih terdiam melihat Keyana yang sekarang tengah berjalan dengan begitu cepat meninggalkan area taman. Arga tahu Keyana pasti sangat marah padanya karena ia bisa melihat dengan jelas dari ekspresi wajah gadis itu, ia sadar tidak seharusnya ia mempermainkan sebuah janji.
Entah mengapa rasanya Arga merasa bersalah akan apa yang barusan ia ucapkan, salah benarnya ia tidak paham betul. Haruskah Arga mengakui perasannya tapi itu mustahil untuk dinyatakan karena bagaimana pun Keyana adalah muridnya.
To be continued..
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweetie Teacher (END)
FantasyArga Dwiyanto pemuda usia 24 tahun itu memulai kariernya dengan magang di salah satu sekolah sebagai seorang guru, dia pemuda yang memiliki kepribadian yang sangat baik. Bukan kepribadiannya saja yang baik tapi wajahnya pun sangat vibes positif sam...