Seminggu berlalu semangat seorang Keyana Alaskah kembali membara tapi sekarang ia sedang memikirkan bagaimana caranya mendapatkan nilai 85 di mata pelajaran matematika, berbagai saran ia dapatkan seperti memanipulasi nilai tapi ia tidak menerima saran itu, ia bisa saja dengan gampang meminta Papanya untuk memerintahkan Pak Robert memberi nilai 85 kepadanya tapi Arga pasti tahu hal itu.
"Key, jangan di pikirin tapi di kerjain biar lo bisa pas nanti bisa menghadapi ujian sekolah nanti," ujar Aurel.
"Gue capek mikir rel,"
"Gimana mau dapat cinta! usaha aja enggak mau di lakuin sama sekali," celetuk Aurel.
"Ck! Mulut lo tuh kalau ngomong segini gue udah usahanya juga."Siang ini Keyana akan bertemu dengan Arga untuk meminta saran kepada sang pemilik syarat. Di depan kontrakan Arga ia sudah menunggu sang pemilik keluar dan benar saja baru juga tujuh menit sang pemilik keluar.
"Ada apa?"
"Ih... Pak Arga ada tamu tuh di suruh masuk gitu,"
"Di luar aja nanti di kira kita ngapa-ngapain lagi,"
"Emang Pak Arga mau ngapain," ujarnya cengengesan.
Arga menoyor jidat Keyana, "Pikiran kamu tuh!" ucapnya seraya menggelengkan kepalanya.
"Dih... Pak Arga yang mulai juga,"
Arga duduk di kursi kayu rotan yang tersedia di depan kontrakannya.
"Pak Argaaa..," rengeknya manja.
"Apa," masih dengan wajah datarnya.
"Susah Pak buat dapetin nilai 85,"
"Usahain dong,"
"Iya ini lagi usaha, saran Pak Arga gimana? Biar aku tambah semangat,"
"Udah kamu usaha aja dulu kalau emang nilainya segitu nantinya yang penting kamu udah usaha,"
"Gitu doang,"
"Iya udah sana balik,"
"Ih... Jangan cuek gituh dong Pak sama calon istri sendiri."Arga garuk-garuk kepalanya yang tak terasa gatal muridnya ini sudah berani-beraninya membawa embel-embel calon istri padahal mendapatkan nilai 85 saja belum.
Arga sendiri bingung dengan ucapannya minggu lalu bagaimana jika muridnya ini benar-benar berhasil meraih nilai 85 jika itu berhasil, ia harus menepati ucapannya menikahi Keyana.
Wajahnya berseri-seri menatap lekat-lekat wajah teduh gurunya itu ia akan benar-benar berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan nilai 85 di mata pelajaran matematika, di US (Ujian Sekolah) nanti.
***
"Nanti malam jalan yuk Pak,"
"Enggak! Kamu harus belajar kerjain tugas rumah."
Keyana menelan salivanya membaca balasan pesan dari gurunya itu, ia tidak akan lagi meminta jalan berdua nanti aja saja jika Arga sudah resmi menikahi dirinya mau jalan kemanapun statusnya sudah halal.
Membayangkan romantisnya memadu kasih, menjalani hidup bersama-sama dengan Arga berhasil membuat Keyana tidak sabar menunggu hari-hari indah itu.
Gedoran pintu di luar berhasil membuyarkan lamunan seorang Keyana, "Ck! Ganggu orang lagi bahagia aja! siapa sih," ia menguntit dari lubang kunci ternyata Bryan kakaknya, ia membuka pintunya.
"Apaan?"
"Mama sama Papa pulang,"
"Terus..,"
"Lo enggak pengen nemuin mereka?"
"Nanti ajalah gue lagi males,"Keyana hendak menutup pintu ia ingin melanjutkan kehaluannya kembali namun pintu berhasil di cegah Bryan.
"Temuin mereka dulu, baru lo lanjut nge-khayal lagi,"
"Kok lo bisa tahu sih Kak?"
"Oh, jadi lo beneran mengkhayal di dalam,"
"Awas minggir, gue mau ketemu sama mama sama papa."Jika Bryan tahu ia mengkhayal bisa berabe urusannya, kakaknya itu pasti akan bertanya ini dan itu tentang yang di khayalkan maklum saja Bryan adalah jomblo sejati. Eh, kalau di pikir-pikir dirinya juga jomblo tapi tidak sebegitu akut seperti kakaknya.
Keyana jadi ingat sahabatnya Aurel apa ia jodohkan saja kakaknya itu dengan sahabatnya mereka berdua sama-sama jomblo, dan Keyana juga mengenal baik sikap Aurel bagaimana sahabatnya itu benar-benar mempunyai sikap dewasa terbukti dari setiap perbuatan yang tidak baik yang di lakukannya Aurel tidak akan segan-segan memarahinya.
"Mama..," Keyana tersenyum lebar selebar bulan purnama.
"Sayang, sini mama peluk mama kangen sama kamu," Sheirena memeluknya erat menyalurkan rasa rindunya itu.
"Oh iya mama bawa oleh-oleh buat kamu nih coba kamu lihat semuanya barang-barang branded." ujar sang mama.
Mata Keyana berbinar menatap barang yang di belikan
Sheirena semuanya begitu mewah Keyana menatap bungkusan yang berbeda sendiri."Ma ini buat siapa?" Keyana menunjuk beberapa box berbeda sendiri.
"Itu punya kakak kamu, dia sendiri yang request minta di beliin itu?"
Keyana membuka satu box berwarna hitam milik Bryan terdepat kemeja-kemeja dan celana-celana yang harganya sama mahalnya dengan barang-barang miliknya."Makasih Ma oleh-olehnya, oh iya Papa mana Ma?"
"Papa udah masuk kamar, istirahat,"
"Ya udah Ma kalau gitu Keyana mau tidur dulu ya Ma, udah ngantuk banget besok harus berangkat sekolah," Sheirena mengangguk seraya mengecup kening putri bungsunya.***
Pagi-pagi buta Keyana sudah ada di depan rumah calon suaminya mengenakan seragam sekolahnya dengan rapih.
"Apa ini?"
"Untuk Pak Arga," memberikan box hitam itu namun belum di ambil jua oleh Arga."Ayo Pak di terima,"
"Iya saya terima, makasih ya."
"Sama-sama. Ya udah kalau gitu aku berangkat sekolah dulu ya Pak biar enggak telat, Pak Arga juga jangan sampai telat," katanya seraya tersenyum manis melihat Arga sedang menatapnya dengan tatapan anehnya.Seuntai senyuman Keyana lemparkan ia langsung melesat masuk ke dalam mobilnya. Keyana terkikih pasti kakaknya itu sedang mencari sesuatu yang hilang.
Bryan di rumah ia sedang kelabakan mencari box hitam yang hilang hanya tinggal dua box dan satunya lagi hilang.
"Kemana ya, kok bisa hilang sih masa iya ada maling di rumah ini?"
Semalam Keyana menyelinap masuk ke kamar Bryan mengambil satu box hitam yang sudah ia incar sedari tadi dan setelah ia mendapatkan box itu, ia langsung menaruhnya di bagasi mobil khusus untuk dirinya kemana-mana pergi di antar Pak Bram.
***
Keyana pinter mencuri juga ya..
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweetie Teacher (END)
Viễn tưởngArga Dwiyanto pemuda usia 24 tahun itu memulai kariernya dengan magang di salah satu sekolah sebagai seorang guru, dia pemuda yang memiliki kepribadian yang sangat baik. Bukan kepribadiannya saja yang baik tapi wajahnya pun sangat vibes positif sam...