Siang itu Arga memberikan tugas rumah untuk para murid kelas 12 IPS dikarenakan ujian nasional sebentar lagi akan datang.
Hari-hari para siswa kelas 12 tingkat akhir di gencar dengan tugas-tugas, latihan tentang materi mata pelajaran yang nanti akan di ujian untuk Keyana murid malas dalam belajar ia sangat kebingungan dalam mengerjakan tugas, di tambah tempat duduk yang sekarang sering di acak-acak ini adalah metode pembelajaran baru di mata pelajaran yang di bawakan Arga.
Sekarang Keyana sudah berada di depan kontrakan Arga berbekal informasi dari Rani tetangga yang rumahnya lumayan dekat dengan kontrakan Arga.
***
Gedoran pintu menggema di luar sana berhasil mengusik tidur seorang Arga di sore hari.
"Siapa sih sore-sore gini bertamu," Arga membenarkan sarungnya.
Arga memang sudah terbiasa jika tidur mengenakan sarung katanya hal itu membuat dirinya merasa nyaman saat tidur.
Arga menarik handle pintu mendapati seseorang yang kini tengah tersenyum kearahnya muridnya--Keyana.
"Kamu?"
"Selamat sore Pak Arga,"
Arga menatap ke sembarang arah, "Ngapain kamu kesini?"
"Mau minta pertanggung jawaban Pak Arga!" katanya yang berhasil membuat Arga terkejut.
"Pertanggung jawaban apa? Emang saya ngapain kamu,"
"Gara-gara tugas Pak Arga kepala aku jadi pusing," keluhnya.
Mata Arga terbelalak, "Terus apa urusannya sama saya?"Keyana tersenyum manis bukannya menjawab ia malah menyelonong masuk ke dalam kontrakan Arga, tindakan Keyana barusan tidak patut untuk ditiru.
"Hey!"
"Halo,"Arga menatap tajam, "Kamu main nyelonong masuk aja!" cerahnya.
Keyana benar-benar sudah tidak masuk akal ia kira Arga sedang say helo dengannya. Bahkan sekarang dengan santainya Keyana duduk di sofa yang ada.
"Tujuan kamu kesini ngapain sih hah?"
"Pak Arga harus bantu aku menyelesaikan tugas yang kemarin Pak Arga berikan,"
"Tugas itu untuk kamu, lebih baik kamu pulang sana," ujarnya
"Enggak, aku enggak mau." Arga menghela nafasnya ia tahu betul manusia kepala batu yang ada di depannya ini seperti apa."Mana tugas kamu, saya akan bantu kamu tapi setelah tugas itu selesai kamu harus secepatnya pulang." Keuangan mengangguk patuh.
Akhirnya Arga kalah juga dan Keyana pemenangnya, dan sekarang benar saja Arga membantu Keyana menyelesaikan tugasnya bukannya mendengarkan dan memperhatikan cara yang Arga berikan untuk menyelesaikan tugasnya, justru Keyana memilih memperhatikan wajah Arga yang menurutnya jauh lebih enak di perhatikan di bandingkan buku-buku itu.
"Kamu paham?" Keyana mengangguk.
"Kamu jangan angguk-angguknya aja, paham enggak?"
"Iya Pak,"
"Kalau kamu emang paham sekarang kerjakan soal nomor 7 ini." titahnya.Keyana melotot bagaimana caranya ia saja kebingungan sendiri bukannya mengerjakan Keyana memilih menundukkan wajahnya.
"Perhatikan kembali, dengarkan saya baik-baik," Keyana tersenyum seraya mengangguk.
"Perhatikan rumus yang saya jelaskan jangan perhatikan wajah saya!" cerca Arga.Skakmat! Keyana menelan mentah-mentah salivanya ternyata Arga tahu bahwa dirinya tengah mencuri pandang kearahnya.
Kali ini Keyana benar-benar memperhatikan penjelasan dan rumus-rumus dari Arga sampai ia berhasil paham walaupun belum terlalu sempurna paham, yang terpenting ia bisa mengerjakan soal nomor 7 dengan benar.
Kini giliran Arga yang menatap intens murid nakalnya itu, sesekali Keyana menyelipkan anak rambutnya kebelakang telinganya menambah kharisma tersendiri. Buktinya Arga sampai tak berkedip memperhatikan Keyana yang kini tengah mengerjakan tugasnya.
"Sudah selesai, nih Pak silahkan di periksa," bukannya menyahut Arga masih diam memperhatikannya.
"Pak.. Pak Arga!"
"Eh iya kenapa?"
"Tugasnya udah selesai,"
"Oh, mana coba saya lihat.'Arga salah tingkah sendiri, entah apa yang tengah merasuki dirinya bisa-bisanya ia melamun memperhatikan Keyana segitunya beruntung muridnya ini tidak menyadarinya.
Waktu sudah menunjukan Pukul 6 sore Arga menyuruh Keyana untuk pulang namun nyatanya murid satunya ini keras kepala minta di hantarkan pulang. Dan pada akhirnya arga mengiyakan permintaan Keyana.
"Saya sholat maghrib dulu setelah itu saya antar kamu pulang," Keyana mengangguk.
"Kamu enggak sholat?"
"Lagi enggak,"
"Oh ya udah."Keyana tidak berbohong ia benar sedang dalam masa menstruasi atau sering dikenal dengan PMS.
Sembari menunggu Arga sholat, Keyana melihat-melihat isi perabotan yang ada di dalam kontrakan Arga, ia merasa kasihan terhadap gurunya itu hidup sendirian tidak ada yang mengurusi.
Keyana menatap foto Arga yang terpajang di meja, "Aku harus bisa belajar jadi calon Istri yang baik biar nanti bisa ngurusin Pak Arga nanti kalau udah suami aku," ujarnya berkhayal sendiri.
Keyana terkekeh tersendiri, kehaluannya ternyata bertambah naik sangat derastis.
•••
Bantu kerja sama nya ya gays
Please vote & komen biar aku semangat nulis.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweetie Teacher (END)
FantastikArga Dwiyanto pemuda usia 24 tahun itu memulai kariernya dengan magang di salah satu sekolah sebagai seorang guru, dia pemuda yang memiliki kepribadian yang sangat baik. Bukan kepribadiannya saja yang baik tapi wajahnya pun sangat vibes positif sam...