Bab 6 - Penyergapan

300 19 0
                                    

Minggu telah berganti Senin ingatkah kejadian malam minggu? Keyana bangun dengan keadaan berantakan parah. Malam itu ia tidak bisa tidur karena pikirannya hanya tertujuh kepada-Arga.

Pagi ini Keyana menatap kosong gerbang hitam yang menjulang tinggi yang telah di kunci rapat oleh satpam percuma saja ia merengek tidak akan di izinkan masuk lagi pula saat ini moodnya pagi ini sedang tidak baik.

Keyana memilih nongkrong di warung belakang sekolah disana ia melihat beberapa murid-murid nakal yang mungkin sengaja tidak masuk kelas di jam pelajaran pertama mereka, ia juga melihat Andi The Genks anak kelas IPA-B bersama anak buahnya yang asyik bermain gitar seraya berdendang.

Mata mereka jelalatan melihat Keyana dari kejauhan seraya menenteng tas ranselnya pasalnya ini pertama kalinya ada murid perempuan yang berani masuk ke area warung belakang sekolah yang cukup terkenal di takuti khususnya murid Perempuan, katanya murid-murid yang nongkrong disitu terkenal tempramental, jorok dsb.

"Ehem... ada neng geulis nih,"
"Sini duduk sama kita-kita,"
"Duduk sama gue aja sini,"
"Di jamin dibikin bahagia,"

Keyana tak menggubris ajakan mereka ia lebih kuat pendirian, justru sekarang ia lebih memilih masuk ke dalam warung disana ia mendapatkan senyuman hangat dari pemilik warung Bi Ipa.

"Mau pesan apa neng?"
"Adanya apa bu?"

"Kopi, susu, gorengan, es teh jus dan kawan-kawan, nasput, nasgor, nasning, mie-bus, mie-reng, mie-das plok pokoknya semuanya ada disini," tutur Bi Ipa dengan paket lengkap.

Keyana nyengir kuda, "Es susu ada?"
"Ada atuh, mau di bikinin?"
"Boleh,"

Ini pertama kalinya ia masuk ke warung blusukan seperti ini menurutnya disini lumayan asyik juga, mereka yang semula menggoda Keyana kini sekarang mereka diam sendiri.

Jadi kesimpulannya tergantung pada diri kita kembali. Jika mereka menggoda diamkan saja jangan membalas.

Jadi yang katanya ada beberapa murid cewek yang pernah di godai kadang pula ada yang berani mengganggu itu karena awalnya mereka merespon, jika kita tidak meladeni mereka juga akan diam sendiri.

***

Di kelas Aurel tak henti-hentinya melihat jam dari satu jam yang lalu sahabatnya itu belum masuk kelas juga, biasanya sesiang apapun seorang Keyana terlambat ia akan bersikukuh mencari cara agar bisa masuk kelas. Sekarang dimana dia, Jika tidak absen biasanya Keyana menghubunginya tapi sekarang, Nihil.

Pagi ini tengah di adakan ulangan harian di mata pelajaran biologi Bu Retno guru sangar berkacamata bulat yang galaknya.

"Keyana Alaskah,"
"Enggak ada Bu," celetukurid lain.

Bu Retno merapikan kacamatanya melihat daftar absen kelas, "Tumben? biasanya dia masuk terus. Aurel kamu nggak tahu alasan kenapa Keyana enggak masuk,"
"Nggak tahu Bu,"
"Ya sudah cepat kerjakan tugas kalian dan kumpulkan dengan tepat waktu,"
"Iya bu,"
"Kalau sudah selesai kumpulkan di meja ibu ya, hari ini ibu ada rapat sebentar,"
"Iya bu."

Tumben? Semua guru tahu bahwa Keyana murid yang malas, sering terlambat masuk kelas.

Malas bukan berarti di artikan sering tidak masuk kelas, malasnya Keyana itu malas belajar, malas mikir, ngerjain tugas asal-asalan, sering tidur di kelas. Tapi, ia selalu masuk kelas ya walaupun jika ulangan harian ia selalu mendapat nilai merah.

Tapi, Keyana selalu masuk kelas walaupun selalu malas dan uring-uringan.

Kata Keyana tujuannya sekolah belajar bukan berlomba-lomba meraih nilai besar, Keyana juga tahu sekolah itu tidak di wajibkan yang di wajibkan itu belajar untuk apa nilai besar jika ilmu yang di ajarkan tidak masuk sama sekali dalam pikiran.

My Sweetie Teacher (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang