My Sweetie Teacher (END)

Bab 25 - Arga Manis

"Kamu ngapain ngikutin saya?"

Keyana menatap sebal Arga berhasil membuat sang empuh menaikan satu alisnya, "Bisa enggak sih sehari aja Pak Arga jangan bersikap cuek padahal ya Pak Arga itu kalau tersenyum keliatan manis tahu," ujarnya mencoba menghibur Arga

Keyana terkekeh karena berhasil menggombali gurunya sendiri sedangkan Arga ia tidak perduli apa yang barusan Keyana ucapkan ia bahkan lebih memilih menjalankan motornya.

"Pak Arga mau kemana?"
"Kemana aja itu bukan urusan kamu,"

Seketika Keyana langsung menaiki jok bagian belakang motor Arga berhasil membuat sang pemilik menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Turun! Kebiasaan kamu itu..,"
"Enggak mau, aku mau ikut sama Pak Arga,"
"Ok, saya akan antarkan kamu pulang,"
"Enggak mau Pak, di rumah bosen sendirian mendingan ikut sama Pak Arga aja."

Terjadilah kembali dan akhirnya Arga memutuskan untuk mengajak Keyana entah kenapa akhir-akhir ini ia selalu mengalah dengan muridnya bandelnya itu

Entah kemana Arga akan mengajak Keyana pergi yang jelas Keyana akan selalu ikut kemanapun Arga pergi baginya bersama Arga adalah kebahagiaan yang baru ia rasakan dalam hidupnya.

***

Motor Arga berhenti tepat di sebuah pasar swalayan yang menjual berbagai jenis kebutuhan dari sandang, pangan dan papan. Keyana tercengang melihat jalanan pasar yang kotor, becek pula. Mungkin semalam di daerah pasar baru saja di guyur hujan.

Baru saja memarkirkan motornya di tempat parkir Keyana sudah menjadi bahan perhatian beberapa orang mungkin karena parasnya yang begitu cantik dan juga jangan lupakan seragam sekolah yang masih di kenakannya.

Arga yang paham akan hal yang membuat beberapa orang memperhatikan Keyana ia langsung memberikan jaket bomber miliknya yang berada di joknya.

"Ini untuk apa Pak?"
"Pakai, kamu enggak lihat orang-orang memperhatikan kamu karena seragam kamu itu,"
"Bukan karena seragam kali Pak tapi karena emang akunya cantik." katanya dengan percaya diri.

Bukannya merespon Arga lebih memilih berjalan mendahului Keyana yang masih terdiam.

"Pak Arga mau ngapain sih disini?"
"Belanja,"
"Belanja kan bisa Pak di Mall juga,"
"Uang saya enggak sebanyak uang yang kamu miliki," katanya seraya menghampiri ibu-ibu penjual sayur.

Keyana jadi merasa tak enakan setelah mengucapkan kalimat itu barusan, ia rasa seakan-akan ia sedang merendahkan Arga.

"Cabai berapa sekilo bu?" tanya Arga kepada ibu-ibu penjual cabai.
"Sekilonya 40 ribu,"
"Mahal banget,"
"Harganya emang lagi naik Pak,"

Keyana menatap wajah tampan seorang Arga yang kini sedang bercengkrama dengan penjual cabai.

"Wah, Pak Arga di lihat dari sisi manapun selalu terlihat tampan. Bagaimana bisa aku melupakan parasnya yang menawan bagaikan dewa Yunani ini." kata batinnya.

Sekarang Arga beralih menghampiri penjual ikan ia berniat membeli beberapa kilo ikan untuk persediaan selama beberapa hari kedepan. Keyana terus mengikuti kemanapun langkah seorang Arga.

"Tolong bawakan belanjaan saya," kata Arga menyuruhnya dan Keyana menerimanya begitu saja tanpa respon apapun.

Sepertinya Arga menyadari bahwasanya Keyana sedari tadi memperhatikannya, "Keyana!" katanya tegas berhasil membuat sang empuh terkejut.

"Iya Pak,"
"Kamu jangan kebanyakan ngehayal bawain barang belanjaan saya dengan benar,"
"Iya."

Keyana mencabikan kedua bibirnya karena barang belanjaan yang Arga titipkan ternyata lumayan cukup berat.

Arga senang melihat Keyana yang sangat nampak kelelahan bisa terlihat dari ekspresi raut wajah Keyana bukannya apa-apa Keyana tampak menggemaskan jika sedang kerepotan sendiri.

"Capek?"
"Lumayan,"
"Mau minum?"

"Banget, Pak Arga kapan sih selesai belanjanya." ujarnya merengek manja.

"Sabar ya sebentar lagi, habis ini kita cari makan." ujar Arga.

Mendengar kata Makan berhasil membuat Keyana sumringah pasalnya sudah dari satu tajam lebih cacing di perutnya meronta minta makan.

To be continued..