Bryan menarik koper berjalan ke arah lobby bandara, ia ke bandara mengantar adiknya Bryan tak sendirian ia juga di temani Arga, Aurel dan Rangga.
Sepasang kekasih itu masih berpelukan erat enggan saling melepaskan, berat untuk Keyana pergi ia sebenarnya tidak mau pergi ke Jerman menyusul kedua orang tuanya tapi apalah daya Arga terus membujuknya.
"Saya janji akan selalu menunggu kamu, bahkan jika usia sudah 40 tahun sekalipun, saya akan terus menunggu kamu." ujarnya seraya menangkup wajah Keyana tak lupa ia juga mencium puncak kepalanya.
"Aku pasti akan kembali ke kamu," Arga mengangguk.
"Key ga 10 menit lagi," kata Bryan membuat keduanya saling melepaskan pelukannya.
"Aurel, Rangga thanks ya udah mau jadi sahabat terbaik gue," ucapnya seraya memeluk Aurel.
"Iya Key thanks juga, gue tunggu lo balik." kata Aurel yang merasa bersedih akan berpisah dengan sahabat semenjak mereka masih SMP.Keyana menatap satu persatu orang-orang yang di sayanginya tarikan nafas panjang ia hembuskan ia menarik kopernya memasuki area awak pesawat, punggungnya mulai tak terlihat dan Arga menatapnya dengan penuh kesedihan.
"Kalian berdua mau sekalian pulang bareng gue?" tanya Bryan.
"Enggak kak aku pulang bareng Rangga," Bryan mengangguk.
"Gue duluan ya.. semuanya." Bryan menepuk pundak Arga.
Setelah Bryan pergi di susul pula dengan Aurel dan Rangga yang pergi disinilah tersisa dirinya yang masih enggan untuk pulang, egois jika Arga tidak mengatakan ia berharap Keyana akan membatalkan keberangkatannya padahal dirinya sendiri yang mati-matian membujuknya.
***
2 tahun kemudian..
Semuanya berjalan tanpa kehadiran gadisnya itu ya walaupun mereka terpisah jauh tapi setidaknya mereka masih saling berkomunikasi seperti sekarang Arga yang tengah membantu Keyana menyelesaikan tugas esainya."Gimana enggak susahkan?" tanya Arga di balik layar ponselnya.
"Tetap aja aku enggak terlalu paham ngerjainnya lagian itu dosen ngasih tugas esai susah banget," cercanya.
"Kamu nya aja yang enggak bisa ngerjainnya coba kalau kamu paham itu enggak akan susah," ujar Arga.
"Iya deh iya sayang, btw kamu enggak ngantuk di Indonesia pasti udah malam lho." Keyana merasa khawatir pasalnya perbedaan waktu mereka sangatlah jauh yaitu 6 jam.
"Disini 10 menit lagi jam 7 malam pasti disitu jam 1 malam kan, udah sana kamu tidur besok kan kamu juga harus kerja," perintah Keyana bukannya di segerakan malah Arga tersenyum manis dari balik ponselnya.
"Aku masih belum mengantuk, kita itu sama-sama sibuk jadi jarang ada waktu untuk kita mengobrol kan," Arga tersenyum, walaupun hanya melihat dari layar tapi senyum manis Arga terlihat sangat jelas.
Keyana menghembuskan nafasnya memang benar akhir-akhir ini mereka terlalu sibuk dalam urusannya masing-masing dan hanya di waktu jam tertentu mereka bisa berkomunikasi seperti ini.
"Apa kamu tahu Key aku sangat merindukanmu,"
"Aku juga sangat, sangat, sangat merindukanmu," Arga terkekeh mendengar celotehan Keyana andai saja jika mereka dekat mungkin Arga sudah mencubit pipinya dengan gemas.
"Aku mau tidur tapi temenin ya." Keyana mengangguk.
Keyana bisa melihat dengan jelas dari balik layar Arga yang sudah merebahkan kepalanya di bantal bahkan sekarang pacarnya itu sudah memejamkan matanya terlelap dalam tidurnya.
***
"Ga mau sampai kapan lo nungguin dia yang belum tentu balik," yang di tanya masih fokus pada laptop di hadapannya meskipun mereka sedang berada di kafe seorang Arga Manager HRD masih saja sibuk di jam makan siangnya.
"Ga gue serius ya, kalau ada yang ngajakin ngomong tuh bisa enggak sih lo dengerin gue dulu," Arga menatapnya sekilas lalu fokus kembali pada laptopnya.
"Ya Nat gue juga serius dan karena gue terlalu serius sama dia makannya gue bakalan selalu nungguin dia," sarkas Arga yang berhasil membuat wanita itu tersenyum masam.
Natalie berdecak mendengar jawaban Arga, sampai kapan seorang Arga menunggu ketidakpastian dari seseorang yang tak jelas baginya. Natalie teman sekantor dengan Arga yang dengan blak-blakan mengungkapkan rasa sukanya kepada Arga.
Mengingat Natalie yang begitu terlalu terang-terangan menunjukkan rasa sukanya sebenarnya Arga jadi teringat akan tingkah Keyana yang juga sama seperti Natalie, mungkin beda lagi ceritanya jika Arga belum bertemu dengan Keyana pasalnya Natalie memiliki fisik yang sempurna, sepemikiran dengannya kadang-kadang jika saat mereka berdua sering sekali mereka digosipkan berpacaran tapi Arga tak menanggapinya.
***
Wah ada orang ketiga nih.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweetie Teacher (END)
FantasíaArga Dwiyanto pemuda usia 24 tahun itu memulai kariernya dengan magang di salah satu sekolah sebagai seorang guru, dia pemuda yang memiliki kepribadian yang sangat baik. Bukan kepribadiannya saja yang baik tapi wajahnya pun sangat vibes positif sam...