Kejadian di rumah sakit masih sedikit membingungkan untuk Keyana. Pria itu mengatakan jika ia pun sama mempunyai perasaan yang sama kepadanya ini terasa seperti mimpi tapi begitulah kenyataannya. Selepas pulang dari rumah sakit Keyana masih belum berani untuk berangkat ke sekolah padahal beberapa hari lagi hari kelulusannya akan tiba.
Ponselnya menampilkan notifikasi yang berhasil membuatnya penasaran, saat ia membukanya.
"Hai, sudah bangun atau masih tidur." Keyana terkejut mendapatkan pesan dari Arga.
"Sudah dari tadi, sudah sarapan dan sudah minum obat juga."
Keyana membalas dengan semangatnya berhasil membuat sang lawan bicaranya mengirimkan emoticon senyum manisnya.
"Siang ini bisa bertemu di tempat biasa?"
"Tapi, kalau perutnya masih nyeri jangan di paksakan."Keyana yang membacanya ia langsung menggelengkan kepalanya, ia tidak ingin menyiakan kesempatannya, rindunya sudah semakin menumpuk dan ia ingin melepaskan semua kerinduannya.
"Oke, nanti siang kita ketemu. Pak Arga semangat ya ngajarnya maaf hari ini enggak bisa absen."
Arga tersenyum membaca balasan pesan dari Keyana berhasil mengundang rasa penasaran dari para guru karena sedari tadi Arga sibuk dengan ponselnya sendiri, tidak biasanya seorang Arga bermain HP di saat dirinya berada di sekolah apalagi saat mengajar.
Saat ia merasa beberapa guru memperhatikannya ia menaruh kembali HP nya memperhatikan balik mereka ia tersenyum saat ini Arga memang sedang berada di ruang guru.
Tidak terasa sebentar lagi masa cuti bu Laras akan selesai beliau sudah melahirkan dan mungkin menunggu beberapa bulan lagi beliau akan kembali mengajar dan Arga yang sebagai guru pengganti ia akan kembali melanjutkan kuliahnya.
***
Siang itu setelah rapat pembahasan kelulusan Arga secepatnya kembali ke kontrak dan segera mengganti pakainya siang ini ia akan bertemu dengan Keyana. Rasanya, ia tidak ingin kembali mengecewakan seseorang yang ia sukai sudah saatnya Arga membuka perasaannya.
Motornya melintas dengan mulus membelah jalanan yang lumayan tidak terlalu macet.
Suara klakson menggema sebuah mobil truk melaju dengan kecepatan tinggi karena membawa barang yang muatannya melebihi kapasitas, sang supir yang melihat seorang pengendara motor yang seketika mogok di tengah jalan membuat sang supir menginjakkan pedal rem kuat-kuat berhasil membuat truk berhenti, tapi karena membawa barang yang melebihi kapasitas membuat truk terbalik.
Arga juga yang membawa motornya dengan cepat, ia terkejut melihat di depannya ada truk yang terbalik sehingga membuatnya menginjak pedal rem sangat kuat berhasil membuatnya malah menabrak trotoar samping jalan. Saat itu, jalanan macet parah akan kecelakaan ini.
Beruntung Arga hanya mengalami luka kecil walaupun motornya sedikit rusak di body bagian depannya.
***
Awan yang begitu cerah berganti kan dengan awan hitam sepertinya sebentar lagi akan turun hujan di musim yang salah.
Jari tangannya terus mengetuk-ketuk papan kursi yang ia duduki sudah satu jam Keyana duduk menunggu Arga di taman biasa ia bertemu dengan Arga tapi sampai sekarang sang empu belum juga menampakkan dirinya.
Keyana melirik kembali jam tangan di pergelangan kirinya ia kembali menghembuskan nafas kasarnya sampai akhirnya ia memutuskan untuk pergi baru saja ia berdiri seseorang yang di tunggu nya datang menghampirinya dengan keadaan yang berantakan akibat kecelakaan yang terjadi.
"Key, kamu mau pergi? Maaf saya telat." katanya yang masih kebingungan karena Keyana menatapnya dengan tatapan yang membingungkan.
Keyana meraih telapak tangan kanan Arga yang terluka karena benturan cukup keras akibat kecelakaan barusan.
"Ini kenapa kok bisa luka kayak gini?" katanya yang berhasil membuat Arga meringis menahan perihnya.
"Saya enggak apa-apa Key ini hanya luka kecil,"
"Kecil apanya sih ini tuh harus segera di obati."Arga tahu Keyana khawatir kepadanya, ia menumpuk kedua telapak tangannya dengan tangan Keyana.
"Dengerin saya! Ini bisa di obati dan ini hanya luka kecil jadi jangan khawatir ya."
Tapi, Keyana ialah manusia keras kepala pada akhirnya ia tetap memilih untuk mengobati luka di tangan Arga dan karena gerimis kecil yang seketika tiba mereka berdua memutuskan berteduh di Indomaret terdekat sembari mengobati luka di tangan Arga.
Beberapa kali Arga meringis menahan perih karena efek alkohol yang di oleskan pada lukanya.
"Sakit ya Pak,"
"Enggak," Arga menggelengkan kepalanya.Keyana menutup lukanya dengan hansaplast yang ia beli di indomaret barusan.
"Maaf, sudah membuat kamu menunggu lama."
Keyana tersenyum,"Maaf juga sudah buat pak Arga terburu-buru." katanya yang berhasil membuat Arga tertawa. Keyana menaikan satu alisnya apa hal yang membuat Arga tertawa.
"Pak Arga kenapa?"
"Kamu lucu," Keyana terdiam membisu ia blushing mendapati kalimat itu dari orang yang ia sukai.Gerimis mulai mereda Arga memutuskan mengantarkan Keyana pulang.
"Ayo pulang,"
"Tunggu," pergelangan tangannya di cegat oleh Keyana.Arga menatapnya heran,"Kenapa?" Keyana menatapnya sebal, ia melipat kedua tangannya di dada, kesal bukan main bukankah mereka bertemu untuk membicarakan sesuatu.
"Pak Arga mau ngomong apa enggak mungkin kan kita ketemuan hanya untuk basa-basi." tuturnya.
Arga menghela nafasnya melihat sekeliling sekitarnya tampak sepi hanya beberapa pegawai indomaret yang berada di dalam sedang bekerja, ia bingung apakah harus sekarang ia mengungkapkannya keadaannya tidak mendukung.
"Nanti aja ayo kita pulang,"
"Sekarang atau hari ini akan jadi hari terakhir kita bertemu." ancam Keyana berhasil membuat Arga tertegun.Keyana bingung di tatap begitu tajam oleh Arga tapi setelah itu Arga menunjukkan senyumnya ia meraih kedua pergelangan tangan Keyana berhasil membuat jantung sang empu berdegup tidak karuan.
"Kamu mau jadi pacar saya?"
"Hah apa?!"
"Kamu mau kan jadi pacar saya?" katanya kembali tapi Keyana masih terdiam tak kunjung bicara."Jangan di jawab sekarang, pertanyaannya saya bisa kamu jawab lain waktu." Keyana menggeleng, ia ingin menjawabnya sekarang.
"Mau, aku mau jadi pacar kamu sekalian jadi istri kamu juga aku mau." katanya yang langsung memeluk Arga tanpa izin, ia tidak perduli Arga sedang berbicara serius atau bercanda dengannya yang terpenting pernyataan ini berhasil membuatnya merasa bahagia.
Dan Arga membalas pelukannya dengan erat seakan ia tidak ingin melepaskan seseorang yang sedang berada dalam dekapannya sekarang ia juga tidak perduli dengan keadaan sekarang beberapa orang menatap mereka, Arga merasa senang.
***
Akhirnya jadian juga ya, usaha Keyana membuahkan hasil juga.
To be continued..
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweetie Teacher (END)
FantasyArga Dwiyanto pemuda usia 24 tahun itu memulai kariernya dengan magang di salah satu sekolah sebagai seorang guru, dia pemuda yang memiliki kepribadian yang sangat baik. Bukan kepribadiannya saja yang baik tapi wajahnya pun sangat vibes positif sam...