Bab 1- Pandanganmu Mengalihkan Duniaku

1.8K 39 6
                                    

Keyana Alaskah, gadis berusia 18 tahun yang kini tengah duduk di bangku sekolah SMA Tunas Bangsa. Hobinya main basket, makanan kesukaannya ketoprak, anaknya super manja dan super males.

Krinng... Suara lonceng sekolah menggema di seisi koridor semua siswa-siswi berlari berhamburan menuju kelasnya masing-masing, ada juga beberapa yang terjebak di gerbang pintu sekolah karena jam sudah menunjukan Pukul 07:15 Wib.

Satpam harus menjalankan kewajibannya untuk mengunci pintu pagar dengan rapat. Disana terdapat seorang gadis tengah merengek-rengek meminta masuk.

“Pak please, bukain gerbangnya sebentar lagi jam pelajaran pertama saya mau di mulai,” katanya seraya menempelkan wajahnya di pagar besi.

“Nggak ada plas please-plas please, kamu udah keseringan terlambat, enggak pernah menaati peraturan sekolah,” ujar Satpam.

“Pak tolonglah,” gadis itu merogoh saku seragamnya menunjukan selembar uang berwarna hijau bernominal 20.000 ribu, satpam membuang muka.

“Udah nggak mempan, saya udah kebal,” ucapnya.

“Yakin? Nggak mau nih lumayan tau buat beli rokok,” katanya menyakinkan seraya mengibaskan uangnya.
“Ya udah kalau nggak mau,” uangnya langsung di rampas, ia nyengir kuda umpannya berhasil.

Satpam membuka pintu gerbang untuknya, saat sudah berhasil masuk ia merampas kembali uangnya.

“Hey kamu?!” umpat Satpam kesal melihat tingkah Keyana, gadis itu malah menjulurkan lidahnya kemenangan ia raih.

Keyana berlari di halaman sekolah dengan susah payah sampai akhirnya ia sampai di kelasnya tak sengaja menabrak pintu kelasnya sendiri sampai disana ia tidak menemukan guru pada mata pelajaran di jam pertama. Keyana celingukan jadi bahan tertawaan seisi kelas karena kecerobohannya yang terlalu lebay.

“Telat lagi key?”
“Biasa ma..,“

“Kesiangan nggak usah beralibi macet deh,” Keyana nyengir kuda teman sebangkunya—Aurel sangat paham betul dirinya.

“Tumben jam segini guru killer belum datang juga,” katanya seraya duduk di bangkunya.

“Nggak masuk kali,” ucap Aurel yang masih fokus pada buku catatannya.

“Yes.. kalau dia nggak masuk gue bisa tidur sepuasnya di jam Pertama,” Keyana bersemangat 45.

Aurel menoyor jidat sahabatnya, ”Pikiran lo tuh tidur mulu,” ucapnya.

“Ih, nggak usah noyor-noyor kepala gue, kepala gue ini berharga walaupun gue males tapi gue masih bisa ngerjain rumus matematika ya,” tuturnya.

“Duh mulai menghayal deh lo tuh Key,” cibirnya.

Keyana dan Aurel masih sibuk bercanda sampai mereka berdua tak sadar guru tampan yang kini sudah berada di depan memperhatikan keduanya. Keyana menelan salivanya menatap ketampanan seorang pria bertubuh jangkung berdiri tegap disana.

“Sudah ngobrolnya?” keduanya mengangguk seraya nyengir kuda.

“Sebelum kita memulai pelajaran di pagi hari ini, Saya akan memperkenalkan diri saya terlebih dahulu kepada kalian semua.” ujarnya.

My Sweetie Teacher (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang