Bab 15 - Kemalasan Yang Hakiki

208 13 0
                                    

"Kamu lagi, kamu lagi yang telat!" Keyana memutar bola matanya ke sembarang arah, malas mendengar ocehan satpam penjaga gerbang di pagi hari.


"Udah deh Pak jangan kebanyakan bicara saya mau masuk bukain gerbangnya," ujarnya ketus.

"Ya udah kali ini saya berbaik hati, saya bukain buat kamu."

Saat gerbang di buka Keyana masuk menyelonong tanpa mengatakan terimakasih, dengan santai ia berjalan di sepanjang koridor. Tidak perduli akan keterlambatannya sekarang biasanya ia akan lari dengan tergesah-gesah demi masuk kelas ya walaupun tetap saja terlambat.

Sampai di ambang pintu kelas ia mendapati Arga di dalam sana yang tengah duduk di meja guru.

"Key," lirih Aurel.

Semua mata menatapnya dengan santai Keyana berjalan lalu duduk di tempatnya.

"Kamu terlambat ini sudah jam berapa?"

"Jam 7.55 masih pagi," Keyana masih santai duduk di tempatnya.
"

Kamu--,"
"Bapak mau kasih saya hukuman?"


31 Siswa di dalam kelas menyaksikan bagaimana seorang Keyana berani melawan gurunya--yaitu Arga, jelas ini tindakan yang sangat tidak pantas untuk ditiru dan Keyana tahu itu.

"Kali ini saya tidak akan menghukum kamu, silahkan kerjakan tugas kamu seperti yang lainnya." Arga duduk kembali di kursinya.

Biasanya di jam pelajaran Arga tidak ada yang berani bertingkah hanya saja kali ini Arga lebih banyak diam dan sekarang sudah 20 menit di dalam kelasnya para siswa berseliweran mencari contekan bahkan ada beberapa yang sesekali bercanda dan Arga hanya diam seraya menatap fokus Keyana yang asyik dengan aktivitasnya.

Sikap Keyana sangat berubah apa karena kejadian kemarin Arga masih berdebat dengan benaknya.
Arga sendiri bingung bukankah ia sendiri yang meminta Keyana menjauh tapi sekarang dirinya sendiri yang galau gundala.

***

Siang ini Arga beranikan diri mengirim pesan pada Keyana awalnya ia ragu tapi hatinya menyuruh.

"Key,"

"Bagaimana kabar kamu?" Tidak ada balasan bahkan tidak terbaca sama sekali.


Arga beranikan diri berjalan di koridor sengaja karena ia ingin bertemu dengan Keyana. Ia  mencari gadis itu di kelas 12 IPS-B tidak ada, ia juga sengaja mampir ke kantin ia hanya mendapati Aurel dan Rangga tidak ada Keyana disana.

Langkahnya terhenti saat ia memandang ruangan yang sering ia kunjungi sekedar mecari buku atau membaca yaitu di ruang perpustakaan.

Disana ia mendapati seseorang yang ia cari Keyana yang sekarang tengah membenamkan wajahnya di meja bangku taman. Arga yakin gadis itu pasti sedang tidur. Ia masih memperhatikan dari jarak jauh, dugaannya salah gadis itu tengah menangis terlihat dari jari-jari tangannya yang sesekali mengusap pelupuk matanya.

"Susah banget sih buat move on."

Entah mengapa dada Arga terasa sesak melihat Keyana menangis, ia merasa Keyana menangis karena dirinya yang kemarin berhasil melukai hatinya. Sesungguhnya hati seorang perempuan itu sangat cepat rapuh jika ia tersakiti maka sakitnya sampai bisa ke uluh hati.


Tidak ada obat yang bisa menyembuhkan sakit hati kecuali berdoa kepada sang ilahi untuk meringankan sakitnya.

***

My Sweetie Teacher (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang