Bab 31 - Insiden

318 14 0
                                    

Pagi itu Arga berangkat ke sekolah tempatnya mengajar dan tiga bulan lagi masa magangnya akan selesai, ia akan melanjutkan kembali perjalanan pendidikannya. Saat ia sedang berjalan di sepanjang koridor beberapa murid tengah mengobrol membicarakan salah satu murid yang mengalami kecelakaan.

"Kemarin siang sih kejadiannya,"
"Kasihan banget ya sampai harus di rawat di rumah sakit segala."

Entah mengapa pikiran Arga tertuju kepada Keyana bukakan kah gadis  itu pergi dengan membawa rasa kekecewaan setelah bertemu Arga, ia jadi khawatir akan Keyana yang sering berbuat nekad.

"Maaf siapa ya yang kecelakaan?" tanya Arga penasaran.
"Itu Pak murid kelas 12,"
"Kecelakaannya dimana?"
"Katanya sih masih dekat sekitar sekolahan sih Pak." Arga terdiam sejenak ia mengingat taman yang lokasinya memang masih dekat dengan sekolah.

Arga langsung berlari cepat mencari keberadaan Aurel dan Rangga saat ia mencari keberadaan mereka Arga tidak menemukan keberadaan keduanya, perasaannya semakin tak karuan bahkan suara lonceng berbunyi dengan keras menandakan jam pelajaran akan segera di mulai tapi ia hiraukan.

***

Nyeri begitu sangat menyengat di pinggangnya berhasil membuat keringat kecil di dahi mulus seorang Keyana ia terus meringis kesakitan menahan sakit di perutnya. Menstruasi berhasil membuatnya sampai masuk rumah sakit ini semua karena sikap berlebihan Bryan yang memaksanya untuk periksa ke rumah sakit.

"Gimana Key apa masih sakit?"
"Masih.. lagian lo ngapain sih lebay banget sampai bawa gue ke rumah sakit segala." ujarnya kesal.

"Gue khawatir sama lo, kalau nanti lo kenapa-kenapa gue juga yang kena omelan papa sama mama," kata Bryan ada benarnya juga.

"Thanks udah khawatir." Keyana masih menahan rasa nyerinya yang sekarang sedikit demi sedikit mulai mereda karena efek obat yang di berikan dokter padanya.

Rangga dan Aurel mereka masih berada di luar ruangan pasalnya mereka berdua berniat berangkat sekolah bersama bukannya ke sekolah justru saat sampai di rumah besar Keyana mereka berdua mendapati sebuah drama antara Keyana dan Bryan.

"Keadaan Keyana gimana ya, aurel lo pernah ngalamin kejadian kayak gini juga?" tanya Rangga.
"Pernah, tapi ya enggak separah ini sih."
"Gue baru tahu ternyata rasa sakitnya PMS kayak gitu ya pantesan aja cewek kalau lagi PMS bawaannya marah-marah mulu ternyata mereka lagi nahan sakit ya," ujar Rangga seraya mengigit jarinya.
"Ya begitulah."

Setengah jam kemudian Arga sampai di rumah sakit yang ia dapatkan informasinya dari pihak sekolah yang mengetahui tentang alasan Keyana tidak masuk sekolah. Di sepanjang koridor Arga tidak henti-hentinya terus memikirkan muridnya itu.

Sampai disana ia mendapati Rangga dan Aurel yang sedang menunggu di luar ruangan. Bukan hanya Arga kedua muridnya itu juga terkejut melihat kedatangan Arga yang terlihat tergesa-gesa.

"Pak Arga," kata keduanya yang merasa tak salah lihat.
"Keyana dimana?" katanya to the point.
Aurel langsung tergagap, "Di.. di dalam Pak,"
"Kalian enggak ikut masuk ke dalam?"
"Sebentar lagi mau masuk Pak," ujar Rangga.

Beberapa menit kemudian Bryan keluar dari ruangan dengan wajah yang biasa saja, ia merasa lelah bahkan ia langsung memutuskan untuk langsung berangkat ke kantor kembali dan menitipkan Keyana pada kedua sahabatnya tapi setelah melihat seseorang yang tidak asing di hadapannya.

"Anda bukannya guru di sekolahan Keyana kan?" tanya Bryan yang penasaran apa hal yang membuat gurunya Keyana sampai ke rumah sakit.

"Iya saya gurunya Keyana,"

"Ada hal apa anda sampai bisa kesini?" tanya Bryan yang berhasil membuat Aurel dan Rangga mengigit giginya sendiri.

"Saya di suruh kepala sekolah kesini untuk mengetahui apa alasan yang membuat Keyana tidak masuk kelas hari ini," dahi Bryan bergelombang bukankah ia sudah menghubungi pihak sekolah.

Bryan menatapnya datar, "Ada sedikit masalah, maaf saya buru-buru tidak bisa menjelaskan alasannya sekarang." ujar Bryan yang langsung pergi meninggalkan mereka yang masih terdiam masing-masing.

***

Keyana yang berada di dalam ruangan ia masih meringis menahan sakitnya saat pintu terbuka ia melihat Aurel dan Rangga bukan hanya mereka berdua tapi juga terdapat Arga di sana seseorang yang sudah membuatnya merasakan kekecewaan.

Rasa sakit PMS nya mengalahkan rasa sakit hatinya karena bagaimanapun juga Arga sudah memberikan janji kepalsuan untuknya, begitu mudahnya Arga memainkan perasaannya.

"Key gimana keadaan lo?"
"Gue udah ngerasa lebih baik kok rel," katanya.

Merasa keadaan sudah tidak memungkinkan Aurel dan Rangga memutuskan untuk memberikan kesempatan untuk Arga berbicara dengan Keyana, mereka yakin ada sesuatu yang ingin Arga sampaikan.

Kini mereka hanya berdua di ruangan Keyana masih terdiam ia enggan untuk berbicara begitupun juga dengan Arga ia yang merasa canggung harus memulai pembicaraan dari mana.

"Hiks!" Keyana tertunduk ia mulai menangis berhasil membuat Arga tertegun di buatnya.

"Maaf, maafkan saya.. Saya tidak bermaksud..,"

"Jahat.. Pak Arga jahat!" katanya dengan air mata yang terus mengalir membuat wajahnya semakin basah.

"Apa segitu tidak sukanya Pak Arga sama aku sampai-sampai Pak Arga terus-terusan menyakiti perasaan aku Pak."

Tidak hal yang bisa Arga ucapkan ia tak tega melihat gadis di hadapannya ini menangis, ia langsung memeluknya membawa ke dalam dekapannya walaupun Keyana sempat memberontak tapi akhirnya Keyana luluh menangis tersedu di pelukan Arga.

"Maaf.. maafkan saya,"
"Aku cinta sama Pak Arga tapi Pak Arga..," katanya dengan suara tercekatnya.

"Saya juga mencintai kamu," ucapnya yang berhasil membuat Keyana tercengang, ia masih terdiam di dalam dekapan Arga.

Apakah Keyana akan percaya dengan ucapan Arga barusan tapi ia khawatir pria itu memainkan perasaannya kembali.

To be continued..

My Sweetie Teacher (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang