Sepanjang koridor kelas Keyana berbicara tanpa henti-hentinya berhasil membuat kuping Aurel risih parah, bosan mendengar nama Arga terus yang sahabatnya ceritakan. Makhluk apa yang Tuhan ciptakan sekarang ini.
“Key,”
“Kenapa?”
“Lo itu udah nyebut nama Pak Arga lebih dari 100 kali,” tuturnya.
Mata Keyana membulat tak percaya, “Masa?”
“Iya, lo ngomongin Pak Arga dari awal lo jemput gue sampai kita di ambang pintu kelas kita sendiri sekarang,” ujarnya.
“Masa sih,”
“Nggak pegel apa tuh bibir,”
“Nggak.”Didin salah satu siswa 12 IPA-A menghampiri mereka berdua yang masih berdiri di depan pintu kelas 12 IPS-B.
“Key, ini ada titipan surat dari Daniel,” katanya
“Temen lo itu ya nggak ada bosan-bosannya, nitip surat terus sama lo,” ujar Keyana kesal.
“Tau mau aja jadi kacungnya si Daniel,” celetuk Aurel.
“Daniel sahabat gue, udah ah gue mau cabut jangan lupa di baca,” ujarnya seraya pergi dari hadapan keduanya.Daniel cowok pintar, tampan, keren banyak cewek yang naksir kepadanya hanya saja Daniel selalu menutup hatinya karena dia sukanya sama Keyana bukan hanya tampan ia termasuk cowok pintar yang selalu ikut mewakili sekolahnya di berbagai lomba.
Keyana membuang surat itu ke tong sampah mata Aurel membulat sempurna melihat tindakan Keyana. Aurel mengambilnya ia menghampiri Keyana yang sekarang telah duduk di meja.
“Key wah parah lo nggak menghargai orang ih," ucapnya yang sekarang ikut duduk di sampingnya.
“Bukannya gue enggak menghargai cuman gue males aja baca pesan alay dari si kuda nil,” ucapnya sebal.
Keyana mengeluarkan ponselnya ia memasang port earphone ke sambungan port dalam ponselnya di pagi hari ini alangkah baiknya ia mendengarkan lagu dari Boyband korea BTS yang berjudul For You.
“Setidaknya lo baca dululah isinya habis itu lo mau buang ataupun bakar juga terserah lo,” titah Aurel yang baik hati.
Keyana mengurungkan niatnya yang akan memasang earphone ke telinganya ia mendesah pasrah, “Iya Aurel sayang taruh aja di meja nanti gue baca,” ujarnya seraya memasang earphone ketelinganya.
Aurel menaruh surat di meja ia mengeluarkan buku pelajaran Bahasa Indonesia, ia memeriksa catatannya. Aurel termasuk murid yang cukup pintar di kelasnya, ia juga sangat rajin dan teladan di bandingkan dengan Keyana yang malas-malasan. Lihat saja sekarang Keyana tengah memejamkan matanya seraya tiduran di meja sambil mendengarkan lagu lewat earphone.
“Key jangan tidur nanti Pak Riyan datang tahu rasa lo,” tidak ada respon sama sekali.
Prak.
Rangga melempar bolpoin kearah Aurel, “Ke kantin yuk gue lapar nih,”
“Males ah,”
“Gue traktir,”Aurel bersemangat 45 ia ke kantin bersama Rangga. Cowok satu-satunya yang bersahabat dengan Aurel dan Keyana hanya Rangga alasan karena Rangga adalah sesepuh Keyana lagi pula Rangga terbilang jarang ikut gabung dengan mereka hanya waktu senggang saja ia ikut bergabung.
“Saudara lo tuh ya bener-bener super malas banget,” ucap Rangga seraya memakan nasi gorengnya.
“Maklum Keyana lo kan tahu sendiri keadaan Keyana gimana dia jarang dapat perhatian dari orang tuanya makannya seenaknya kayak gitu sikapnya,” Aurel memberinya penjelasan kembali.
“Iya gue tahu kok." katanya.
Aurel dia tahu semua tentang keadaan Keyana yang sangat kurang perhatian, Keyana tidak seberuntung anak-anak lainnya dalam permasalahan kasih sayang orang tua. Aurel mencoba menjadi sahabat yang baik untuk Keyana karena dukungan orang-orang di sekitarnya mampu membangkitkan kebahagiaan untuk anak seperti Keyana.
Krringg... Bel menggema di seluruh koridor sekolah dan seseorang disini masih terjaga tidurnya mungkin karena earphone yang menyumpal telinganya.
Aurel dan Rangga yang baru saja sampai masuk di kelasnya tercengah mendapati Arga yang kini duduk di bangku milik Aurel, mengamati tidur Keyana yang begitu bangga.Semua siswa menatap lurus Keyana yang masih belum bangun dari tidurnya juga, Aurel berlari pelan hendak membangunkan namun di cegah Arga.
“Ssyutt.. biarkan saja,”
Suara bisik-bisik dan grasak-grusuk murid lain berhasil membangunkan tidur seorang Keyana, ia membuka matanya yang ia dapati adalah wajah Arga, ia rasa apakah dirinya sedang bermimpi atau berhalusinasi.
“Sudah tidurnya?”
Hhhahha.. Seluruh kelas tertawa kecuali Arga, Aurel dan Rangga yang hanya diam. Keyana kebingungan rasa malu bercampur emosi mendengar gelagar tawa itu. Kalau tidak ada Arga mungkin sekarang ia akan segera menyumpal mulut-mulut mereka yang berani menertawakannya.
“Sudah-sudah diam!”
Arga mengambil surat yang tergeletak di meja Keyana ia membawanya ke meja terdepan—Meja guru. Arga berdiri di depan menatap semua murid yang kini menatapnya balik.
“Hari ini Pak Riyan tidak bisa masuk dan sementara saya yang akan menggantikannya beliau di pelajaran pertama ini,” ujarnya memberitahu.
Keyana masih diam menggigit bibir bawahnya ia khawatir akan surat dari Daniel yang belum sempat ia baca.
“Keyana maju ke depan,”
“Saya Pak?”
“Iya memangnya ada murid lain yang namanya Keyana juga, maju ke depan cepat.”Keyana menatap Aurel sejenak yang di balas anggukan darinya, ia melangkah mantap maju ke depan menatap Arga sekarang.
Arga menyerahkan surat itu, “Baca,”
“Hah?”
“Baca,”
“Disini,”
“Iya emangnya kamu mau baca pas upacara bendera?” Keyana menggeleng cepat semua murid tertawa.“Ssyutt... jangan berisik sekarang baca,“
“Tapi Pak,”
“Keyana surat itu di buat untuk kamu, jadi sekarang kamu bacakan sekarang juga di depan teman-teman kamu biar yang lainnya juga ikut mendengarkan, hari ini kita akan belajar membuat surat,” ujar Arga.Keyana menghela nafasnya ia membuka perlahan amplop berwarna pink itu yang berisikan surat dari Daniel.
Dear Keyana.
Kamu seperti bidadari yang turun dari langit,
Aku Daniel selalu memujamu.
Aku tahu kamu tidak pernah mau membaca suratku karena bagimu aku ini seenggok benalu.
Kamu harus tahu benalu akan selalu melindungi tanamannya yang terlilit, begitupun juga dengan aku yang akan selalu melindungimu.Tunggu,
Aku mencintaimu Keyana Alaskah.
Dari Daniel pengagummu...Hhhaha... Sontak seisi kelas tertawa termasuk Arga ia benar-benar tidak tahan mendengar surat bucin yang Keyana bacakan barusan yang berhasil mengocok-ocok isi dalam perutnya.
Bukan hanya yang lain Keyana juga malu sangat malu membacakan surat dari Daniel untuknya, sudah ia tebak benar-benar—Alay dan Arga berhasil mempermalukannya di hadapan teman-teman sekelasnya.
Keyana menatap tajam Arga yang di balas senyum manis dan entah mengapa Keyana membalas senyuman itu, jujur saja ia tidak bisa marah pada Arga, ia tak mampu untuk marah kepada seseorang yang ia dicintainya.
Inilah cinta selalu berhasil membuat mata hati seseorang buta.
***
Tbc.
Lanjut nggak nih?
Mau lanjut, tinggalkan jejak ya 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweetie Teacher (END)
FantasyArga Dwiyanto pemuda usia 24 tahun itu memulai kariernya dengan magang di salah satu sekolah sebagai seorang guru, dia pemuda yang memiliki kepribadian yang sangat baik. Bukan kepribadiannya saja yang baik tapi wajahnya pun sangat vibes positif sam...