Bab 39 - Jerman in love

358 12 0
                                    

Setelah semalam menghabiskan waktu dengan party merayakan ulang tahun Keyana kini mereka berdua yaitu Arga dan Keyana tengah berkunjung ke Berlin pasalnya Keyana kuliah di kota Humburg meskipun udara dinginnya salju begitu sangat terasa sampai menusuk di tulang mereka tapi tetap saja keduanya memutuskan untuk berjalan berdua menikmati indahnya kota ini.

"Jadi kedua orang tua kamu sekarang dinas lagi ke New York?" tanya Arga seraya menggenggam erat tangan Keyana.

"Ya begitulah mereka sudah biasa pulang pergi luar negeri,"

"Kamu pasti ngerasain kesepian banget ya?"

Langkah Keyana terhenti saat pertanyaan itu Arga layangkan untuknya seharusnya pertanyaan itu tidak perlu ia jawabkan karena sudah terlihat jelas dari dulu keadaannya Keyana selalu merasakan kesepian lebih tepatnya kekurangan kasih sayang.

"Menurut kamu?"
"Kok malah balik nanya sih,"
"Ya enggak perlu di jelasin lagi juga dari dulu keadaannya enggak pernah berubah, enggak di Indonesia ataupun di Jerman bahkan sekarang disini jauh lebih parah keadaannya di bandingkan di Indonesia," tuturnya.

"Kenapa bisa begitu? Kamu enggak betah apa tinggal disini padahal kota disini keliatannya lebih tenang dan nyaman di bandingkan di Jakarta,"

"Aku jauh lebih nyaman di jakarta dari pada disini meskipun Papa sama Mama enggak ada di rumah setidaknya ada Kak Bryan di sana tapi disini aku sendirian," jawabnya dengan wajah sendunya yang berhasil membuat Arga merasa iba.

Seketika Arga memberikan pelukan hangatnya untuk wanita yang dicintainya ternyata benar sebaik-baiknya negara orang jauh lebih nyaman di negara sendiri.

"Kamu enggak usah khawatir setelah semua ini aku enggak akan biarin kamu kesepian lagi,"

"Aku enggak sabar nungguin dua tahun lagi biar kita bisa ketemu terus tanpa harus menahan rindu seperti ini," Arga terkekeh mendengarnya.

"Kamu yang sabar ya, kamu harus tetap semangat menyelesaikan kuliah kamu ini. Kamu tenang aja aku akan selalu menunggu kamu," Arga mencium dahi wanitanya.

Menikmati udara dingin sambil berpelukan memang sedikit memberikannya kehangatan, andai saja dunia tidak memisahkan mereka dengan jarak sejauh ini mungkin Keyana akan setiap hari berlari ke dalam pelukan pria yang dicintainya.

***

Yora menatap pria yang kini tengah menampilkan wajah sendunya siapa lagi kalau bukan Bisma yang tengah galau karena mengetahui jika hubungan Keyana dan pacarnya masih begitu sangat baik begitu munafik jika Bisma tidak mengharapkan hubungan keduanya berakhir.

"Ayolah brother jangan terus seperti ini Keyana berhak bahagia dengan kekasihnya," ujar Yora berbicara menggunakan bahasa Jerman nya.

"Aku hanya sedang menyesali kenapa aku datang terlambat dalam mengenalnya padahal kita satu negara," jawabnya.

"Kau pasti akan menemukan seseorang yang tepat mungkin itu bukan Keyana tapi pasti dia yang terbaik dari Tuhan," ujarnya seraya meminum jus alpukat nya.

Melihat Bisma seperti ini Yora bisa merasakan bagaimana cintanya pria itu pada Keyana tapi mau bagaimana lagi teman sekampus nya itu telah memiliki kekasih apalagi setahu dia, Keyana pun sangat mencintai pacarnya dan perasaannya itu tidak pernah berubah.

***

"Lagi bikin apa sih?" tanyanya pada Arga yang tengah fokus membuat boneka dari salju, mereka kini tengah di pinggiran jalan.

"Nah lihat sudah jadi ini kamu dan ini aku," tunjuk Arga pada dua boneka yang dia buat.

Keyana mengabadikan momen itu ia memotret kedua boneka salju yang dibuat Arga dan secara langsung ia langsung memposting nya di kanal sosial medianya.

"Kamu upload di instagram?"
"Iya lucu soalnya,"
"Jangan lupa tag aku,"
"Emangnya boleh tag kamu nanti semua orang tahu lho kalau kita,"
"Pacaran?"
"Iya,"
"Biarin aja semuanya tahu lagi pula ngapain sih terus di sembunyikan," seketika Keyana tersenyum mendengarnya ia langsung mentag akun instagram Arga.

Beberapa menit kemudian kolom komentar di postingannya menjadi ramai beberapa teman kampus dan juga teman alumni sekolahnya mengomentari postingannya dan yang menjadi bahan perhatian adalah Arga yang ia tag.

Tapi, memang sudah saatnya keduanya mempublikasikan hubungannya dari dulu hanya beberapa teman dekatnya saja yang mengetahui jika Keyana berpacaran dengan Arga mantan guru matematika di sekolahnya tapi sekarang semua orang telah mengetahui hubungannya dan hal itu semakin membuat Keyana yakin jika Arga benar-benar mencintainya.

"Ayo masuk di luar dingin,"

Mereka mampir ke salah satu kafe yang ada di dekat daerah itu, menikmati secangkir kopi pada udara dingin siang ini.

"Thank you," kata Keyana pada pelayan yang membawakan dua kopi pesanan mereka beserta dessertnya.

Drrt.. Drrt.. Keyana mengeluarkan ponselnya terdapat nama Bryan di ponselnya ia langsung mengangkat panggilan videonya.

"Hai Kak,"
"Hai.. Ehem kayaknya lagi ada yang pacaran nih," ujar Bryan dari balik layar.
"Iya dong emangnya lo nge-jomblo melulu," cibir Keyana.
"Kurang ajar lo Key,"
"Nih ada Arga," ia mengalihkan ponselnya pada Arga.
"Hai Bryan,"
"Hai ga, akhirnya lo bisa nyamperin ade gue juga ya,"
"Iya akhirnya bisa ke sampean,"
"Ya udah daripada gue jadi nyamuk dan gangguin orang yang lagi pacaran mendingan gue lanjut kerja," ujarnya beralibi.

"Huh bilang aja lo iri ya kan,"
"Terserah lo deh Key, have a fun ya kalian berdua dah bye,"
"Bye Kak love you."

Sambungan panggilannya terputus tiba-tiba Arga menampilkan senyum manisnya ia paling suka melihat Keyana yang usil pada Bryan tidak secara langsung ataupun video call kedua kakak beradik itu selalu bertingkah layaknya bocah bahkan di hadapannya.

To be continued..

My Sweetie Teacher (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang