Bab 9 - Kembalinya Rindu

301 17 1
                                    

Rindu itu semakin menumpuk! Sekarang aku tahu bagaimana Rasanya merindu.

Drrtt... Drrtt...

Berkali-kali notifikasi di ponselnya siapa gerangan yang tidak mempunyai kerjaan menganggu belajarnya di kelas saat ini Arga tengah berada di kelasnya mendengarkan Dosen menjelaskan materi pembelajaran.

Batinnya mulai penasaran ia merogoh saku celananya mengeluarkan ponsel miliknya, ia membuka aplikasi warna hijau yang telah mendapatkan beberapa pesan dari Keyana.

"Apa kabar pak Arga, semoga kabarnya baik ya. Kabar Keyana juga baik kok,"
"Pak Arga pasti rindu Keyana ya? Maaf ya pak beberapa hari yang lalu Keyana enggak kirim kabar sama Pak Arga habisnya Keyana ngambek sama Pak Arga,"
"Ngambek Pak Arga enggak menepati janji!"
"Pak Arga bales!"
"Pak Arga enggak Rindu apa sama Keyana yang cantik dan imut ini?"

Arga melirik ke depan melihat Dosennya yang tengah menulis kalimat di papan dengan cepat Arga membalas pesan.

"Saya sedang kuliah!"

Beberapa detik kemudian.

"Semangat Pak Arga kalau sudah selesai jangan lupa kabari aku ya Pak." terukir senyum tipis dari bibir Arga ketika ia membaca pesan balasan dari Keyana.

Arga mematikan ponselnya, kembali fokus ke pembahasan materi.

***

Keyana yang sedari tadi senyum-senyum tidak jelas di living room seraya rebahan di sofa berhasil membuat Bryan penasaran.

"Key,"
"Hmm," jawabnya masih fokus ke layar ponselnya.
Bryan duduk di sebelah Keyana, "Lo masih waraskan?"
"Waraslah,"
"Dari tadi gue lihatin, lo kayak orang gila senyum-senyum sendiri," kata Bryan.

Keyana bangun dari rebahannya memukul keras lengan Bryan membuat sang empu mengeluh.

"Senyum itu ibadah Kak Bryan!"
"Iya gue tahu, tapi nggak usah mukul segala! Bar-bar banget si lo!" Keyana menjulurkan lidahnya meledak Bryan.

"Percuma nge-Gym tiap minggu kalau di pukul segitu aja sakit,"
"Mulut lo tuh ya,"
"Mmm!"

Bryan membekap mulut Keyana memberi pelajaran pada adiknya untuk tidak meremehkannya lagi.

"Aduh! Kak bibir gue bisa dower kalau lo bekap terus," teriak Keyana keras.
"Biarin!"

Keyana berdiri dari duduknya menendang tulang kering Bryan selepas puas ia berlari menaiki anak tangga mencoba kabur.

Bryan mengeram, "Aww! Key awas lo ya!"

Tapi jujur saja Bryan senang jika bisa bercanda bersama Keyana adiknya pasalnya Keyana selalu sendirian berteman kan ponsel jika di rumah itulah lah alasan kenapa Keyana malas di dalam rumah sebesar ini, tidak ada teman, tidak ada nyawa di dalamnya.

***

Pagi itu seperti awal mula Keyana telah bertengger di koridor sekolah menunggu kedatangan Arga, rindunya sudah menggebu-gebu kalau boleh ia minta Keyana ingin sekali memeluk Arga.

Halu sangat! Dari kejauhan Keyana bisa melihat Arga yang tengah berjalan di koridor seketika langkahnya terhenti melihat di kejauhan sana Keyana tengah tersenyum kepadanya bahkan sekarang muridnya itu tengah melambaikan tangannya.

"Ini masi pagi ya Allah,"

Arga memantapkan langkahnya berjalan kedepan dan sampai di depan muridnya itu menyapanya kembali seperti awal mula.

My Sweetie Teacher (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang