"Key mau gue antar pulangnya?" ujar Gilang
Keyana masih diam, ia menunggu Arga mengatakan kalimat yang sama seperti Gilang katakan barusan juga.
"Pak Arga," kata Keyana berharap Arga mengajaknya pulang bersama.
Arga menatapnya sebentar selepas itu ia menatap datar Gilang, "Keyana pulang bareng gue, dia berangkat bareng gue jadi enggak mungkin kan kalau dia pulang bareng lo lang," ucapnya.
"Ok,"
"Sorry ya lang, gue pulang duluan ya." Gilang tersenyum ia tahu Arga sedang kesal kepadanya.Di perjalanan sedari tadi Arga hanya fokus menyetir tanpa berniat mengajak Keyana mengobrol entahlah perasaannya sedang tidak baik dan malam itupun Keyana tidak seperti biasanya dia juga hanya diam tanpa kata.
"Udah sampai,"
"Makasih Pak Arga,"
"Iya." baru saja Arga memutar balik arah motornya Keyana langsung mencegahnya."Kenapa?"
"Pak Arga yang kenapa dari tadi keliatannya kayak BT gitu?""Saya? Saya enggak kenapa-kenapa,"
"Bohong, udah deh Pak jujur aja kenapa sih dari tadi cemberut terus."Arga turun dari motornya berdiri di hadapan Keyana dan menatapnya seraya memegangi kedua bahu Keyana, "Saya baik-baik saja, sudah kan saya sudah jujur dan lebih baik kamu masuk ke rumah istirahat ini sudah larut malam," Keyana mengangguk patuh
Di kamarnya Keyana masih terpaku barusan Arga menyentuh kedua bahunya dan tindakan itu berhasil membuat jantungnya berdegup tak beraturan.
Malam ini sepertinya Keyana akan tidur dengan nyenyak di temani mimpi indahnya.
Arga yang masih di perjalanan menuju ke kontrakannya ia masih heran dengan sikapnya sendiri, kenapa ia harus merasa kesal melihat Gilang yang berusaha mendekati Keyana.
***
"Pak bukain gerbangnya,"
"Enggak, kamu udah telat."
"Yaelah telat 5 menit doang juga, bukain ya Mm.. Saya kasih 50 ribu deh gimana,"
"Enggak! Saya enggak akan ketipu sama kamu lagi,"
"Yah, Please."Siswa yang sedang bernegosiasi di depan gerbang sekolah dia Keyana ia kembali terlambat berangkat sekolah padahal semalam ia baru saja sedang merasakan mimpi indahnya tapi paginya bermasalah kembali.
Suara motor yang tak asing di pendengarannya berhasil mengalihkan pandangannya.
"Pak Arga,"
"Keyana, kamu telat?"
"Pak Arga juga telat,"Arga tersenyum kecut, "Pak tolong bukakan gerbangnya saya mau masuk," pinta Arga.
"Siap Pak,"
"Tunggu! Kenapa Pak Arga boleh masuk sedangkan saya enggak boleh?"Satpam tersenyum manis, "Pak Arga itu guru dia jauh lebih penting di bandingkan murid nakal seperti kamu," Keyana terkejut mendengar perkataan satpam sekolah barusan.
Gerbang di buka dan saat Arga memasukinya langkahnya terhenti melihat Keyana kembali entah mengapa perasaannya tak karuan kembali.
"Kamu enggak mau ikut masuk juga?"
"Eh! Boleh Pak?" Arga mengangguk."Tapi Pak, mohon maaf aturannya jika murid yang terlambat itu dilarang masuk," satpam sekolah mengingatkannya.
"Kalau murid yang terlambat berarti guru yang terlambat juga harusnya di larang masuk ke dalam sekolah kan?" ujar Arga.
"Tapi Pak peraturannya memang seperti itu kalau Pak Arga silahkan boleh masuk tapi untuk Murid satu ini maaf Pak enggak bisa," kata Satpam tidak bisa di ajak kerja sama.
"Biarkan dia masuk saya yang jadi jaminannya,"
"Maaf Pak saya enggak berani saya harus mematuhi peraturan di sekolah ini," Arga mengumpat di dalam hatinya.Arga menghela nafasnya, "Ok, kalau dia sebagai murid yang terlambat tidak di perbolehkan masuk ke dalam sekolah berarti saya selaku gurunya yang terlambat juga. Saya tidak akan masuk ke dalam, silahkan kunci gerbangnya kembali." ujar Arga ia menuntun motornya memutar arah.
Satpam sekolah terdiam ia mulai merasa bingung sedangkan Keyana ia berlari kecil mengikuti Arga.
"Pak Arga,"
"Kenapa?" Keyana gugup ia menatap Arga dengan tatapan kegugupannya.***
To be continued...
![](https://img.wattpad.com/cover/211727223-288-k652894.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweetie Teacher (END)
FantasíaArga Dwiyanto pemuda usia 24 tahun itu memulai kariernya dengan magang di salah satu sekolah sebagai seorang guru, dia pemuda yang memiliki kepribadian yang sangat baik. Bukan kepribadiannya saja yang baik tapi wajahnya pun sangat vibes positif sam...