Bab 28 - Permintaan

206 13 0
                                    

Keyana berada di depan rumah kontrakan Arga ia mencoba menemui Arga, ia sudah benar-benar tidak bisa menahannya lagi Keyana harus tahu apa yang membuat Arga menjauhinya.

"Keyana kamu ngapain di sini?" kata Arga gugup.

"Ada yang mau aku tanyain sama Pak Arga," ucapnya menatap lurus sang pujaan hatinya.

"Kan bisa kamu tanyakan lewat kirim pesan aja enggak perlu sampai sini," ujar Arga.

"Pesan yang aku kirim aja enggak pernah di baca sama Pak Arga," katanya berhasil menohok Arga.

Arga terdiam ia harus bagaimana lagi dan akhirnya ia menyerah.

"Apa yang mau kamu tanyain?"
"Bisa enggak ngobrolnya jangan disini?" pinta Keyana.

Arga mengangguk ia menyalakan motornya dan membawa Keyana pergi dari rumah kontrakannya tak butuh waktu lama motor terhenti di sebuah taman yang tidak jauh dari rumah kontrakan Arga.

"Disini saja, cepat apa yang mau kamu tanyakan sama saya?"

"Kenapa Pak Arga selalu ngehindarin aku?" ujar Keyana seraya menundukkan kepalanya ia menangis sesenggukan, Arga tertegun melihat Keyana menangis.

Arga menghela nafasnya, "Saya sangat merasa bersalah sudah melakukan hal itu sama kamu, saya minta maaf." ujarnya dan benar saja tebakan Keyana, tentang kejadian di danau.

"Melakukan itu, maksudnya Pak Arga kejadian di danau."
"Iya, saya minta maaf sama kamu sudah lancang melakukannya." ujar Arga yang sebenarnya sedang merasa nervous.

Keyana juga ikut terdiam selepas itu ia berbicara kembali, "Aku juga minta maaf karena sudah sangat lancang, Pak Arga pasti sangat marah kan dengan tindakan yang aku lakuin saat itu harusnya aku enggak perlu membalasnya," katanya seraya menundukkan wajahnya.

"Kamu enggak salah saya yang salah."

Arga jadi kebingungan mengapa Keyana merasa bersalah harusnya disini yang paling marah adalah Keyana bukankah Arga sudah melakukan tindakan yang kurang ajar terhadapnya.

"Apa kamu enggak marah sama saya?"
"Kenapa harus marah?"
"Saya kan sudah kurang ajar sama kamu,"

Keyana menggelengkan kepalanya, "Enggak kok malahan aku suka. Eh!" Keyana menundukkan kepalanya lagi, ia merasa sudah gila karena sudah terlalu jujur kepada Arga.

Arga memeluk Keyana berhasil membuat sang empuh terkejut hebat.

"Maafkan saya." Keyana mengangguk membalas pelukan Arga.

Sebenarnya ada apa dengan Arga mengapa jadi orang yang begitu labil bukankah barusan ia mengatakan ia sudah bertindak kurang ajar dan sekarang ia berani memeluk Keyana.

"Pak Arga jangan menghindari aku lagi ya,"
"Iya, saya tidak akan menghindar lagi."

Keyana mengangkat wajahnya menatap Arga secara langsung ini untuk pertama kalinya ia bisa melihat wajah Arga dengan dekat.

"Pak Arga,"
"Iya kenapa?"
"Kenapa Pak Arga begitu tampan,"

Arga tersenyum, "Takdir," katanya berhasil membuat Keyana terkekeh.

"Pak Arga,"
"Iya,"
"Boleh minta sesuatu?"
"Apa itu? Apa saya harus memberikan bocoran jawaban soal ujian sekolah untuk kamu." ucapnya.

Keyana terkekeh, "Boleh enggak nanti sehabis ujian sekolah selesai. Sehari aja Pak Arga jalan sama aku." pintanya dan seketika Arga terdiam.

Keyana tersadar akan ucapannya ia langsung menarik jauh tubuhnya dari pelukan Arga, "Maaf Pak." sedetik kemudian Keyana berlari menjauh dari Arga ia merasa malu akan apa yang barusan ia minta pada Arga.

"Gila ya gue berani banget ngajak jalan Pak Arga, pastilah Pak Arga bakalan nolak." ujar Keyana yang masih berjalan kedepan tanpa melihat kebelakang.

Keyana bersyukur akhirnya hari ini perasaannya sudah membaik, pikirannya juga pasti akan lebih jadi lebih tenang setelah semuanya sudah terjelaskan.

Kejadian di danau adalah kejadian yang tak terduga sekalipun rasanya menyebalkan tapi memberikan efek kenangan tersendiri baginya keduanya, ia tidak akan pernah melupakan kejadian itu.

To be continued..

My Sweetie Teacher (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang