Bab 34 - It's

263 13 0
                                    

Keyana masih memandang bingkai yang terpanjang berisikan dirinya dan Arga kemarin mereka sempatkan foto berdua dan hari itu ia langsung membingkainya. Keyana selalu berharap hari-harinya akan selalu bahagia tapi kenyataannya Jimin--Ayahnya yang di luar negeri langsung memintanya untuk melanjutkan pendidikan kuliahnya di luar negeri.

"Pak Arga kangen," kata pesan yang Keyana kirimkan.
"Mau ketemu?" balas pesan Arga.
"Ayo di cafe ya nanti aku sherlock alamatnya, dah see you..,"
"Oke."

Mereka bertemu di kafe yang sudah Keyana tentukan dan saat ini mereka berdua sedang menikmati secangkir kopi berbeda dengan Keyana yang memilih es kopi.

"Tumben paket Arga ngajakin ketemuan,"
"Kan tadi kamu bilang kangen dan saya rasa obat rasa kangen itu ya hanya dengan bertemu."

Meleleh sudah es batu yang berada di cangkir Keyana kalimat Arga berhasil membuat Keyana tersipu malu. Bagaimana jika suatu saat nanti ia mengungkapkan rasa rindunya sedangkan jarak mereka begitu jauh seketika bayangan itu terfikir dari pikirannya.

"Apa ada yang mau kamu sampaikan?"
"Kok Pak Arga tahu sih kalau aku mau nyampein sesuatu,"
"Perasaan saya bilang seperti itu,"

Keyana terdiam sejenak ia menghela nafasnya, "Papa nyuruh aku buat kuliah di luar negeri," ucapnya.

"Bagus dong,"
"Hah? bagus dari mana coba nanti kita bakalan tambah jauh padahal sekarang aku lagi bahagianya bisa sedekat ini sama orang yang aku cintai," tuturnya begitu jujur.

"Terus saya harus melarang kamu begitu, Keyana kamu disana kan mencari ilmu buat masa depan kamu juga nanti," ujar Arga yang sejujurnya, tidak senang mendengar Keyana akan kuliah di luar negeri.

"Masa depan aku cuma mau hidup bahagia bersama Pak Arga." Arga terkekeh mendengarnya, Keyana terlalu polos.

Arga harus bisa memahami pikiran Keyana bagaimanapun pikiran Keyana masih begitu terlalu bocah yang ia pikirkan hanya tentang perasaan senangnya saja. Meskipun ia juga pasti harus merasakan kehilangan.

"Keyana kamu harus turuti permintaan kedua orang tua kamu itu juga buat kebaikan kamu,"

Keyana tambah kesal, "Bagaimana dengan Pak Arga, apa Pak Arga mau mengakhiri hubungan ini terus cari cewek lain gitu." Arga menggelengkan kepalanya.

"Saya bakalan selalu nungguin kamu, saya janji." katanya seraya menggenggam kedua telapak tangan Keyana.

Keyana berhamburan dalam pelukan Arga, ia masih tidak menyangka Arga mau berjanji untuknya tapi tetap saja perasaannya masih menginginkan dirinya untuk tetap bersama Arga. Tapi, apa yang Arga ucapkan ada benarnya sudah saatnya ia berubah dan lebih fokus ke pendidikannya.

***

Bryan masih belum percaya Keyana akan menerima melanjutkan pendidikannya ke luar negeri, tapi apapun alasan Keyana Bryan yakin Keyana pasti bisa menjaga dirinya di sana.

"Kak, gue sebenarnya udah punya pacar" kata Keyana seraya mengamati brosur mengenai kampus mana yang akan ia ambil.

"Gue udah tahu,"
"Lo tau dari mana?"
"Dari HP lo,"
"Anjir! Lo beneran ya enggak ada sopannya ngepoin HP gue."
"Bodoamat!"

Yay, Bryan pernah tak sengaja membaca pesan balasan dari Arga walaupun hanya melihat dari layar ponselnya saja tapi ia sudah bisa menebak betul percakapan mereka melebihi batas wajar antara guru dan murid.

Keyana semakin kesal sepertinya ia harus memprivasi semua ponselnya, Bryan sudah mulai beralih profesi menjadi tukang kepo untuk Keyana.

Minggu depan Keyana akan segera berangkat ke luar negeri ke negara tujuannya yaitu Jerman sebelum, ia benar-benar pergi melanjutkan pendidikannya, ia ingin menghabiskan waktunya bersama Arga selama satu minggu full dan itu janji Arga untuknya seperti sekarang Arga sudah berada di depan rumahnya malam ini mereka akan ke sebuah tempat.

Bryan ikut menemani mereka pergi bukan hanya berdua Bryan pun ikut serta mereka berangkat menggunakan mobil Bryan.

Keyana yang duduk di jok belakang betapa bahagianya ia melihat dua orang yang ia sayangi berada dalam satu mobil dan berbincang bersama suasana seperti ini pasti sangat akan ia rindukan nanti.

Saat makan malam Bryan sengaja meninggalkan keduanya untuk menikmati kebersamaan bersama. Bryan sengaja memesan tempat makan untuk mereka di lantai atas yang di sediakan seperti roof top.

"Pak Arga lihat, bulannya..," kata Keyana menunjuk ke arah bulan.

"Indah ya," sahutnya yang lebih memilih melihat wajah Keyana di bandingkan melihat bulan, hal itu berhasil membuat sang empu bulshing.

"Aku enggak tahu nanti di sana bakalan bisa ngerasain kebahagiaan seperti ini apa enggak," ujar Keyana.

"Kamu pasti bahagia dan harus bahagia karena saya selalu ingin ngeliat kamu bahagia,"

"Gimana aku bisa bahagia kalau di sana aja enggak ada Pak Arga," matanya mulai memerah.

"Key mau ada saya atau tidak ada saya sekalipun, kamu harus tetap bahagia, janji ya." Keyana mengangguk.

Sebenarnya Arga sedikit khawatir dengan sikap Keyana yang masih terlalu labil usianya dengan Keyana terpaut cukup jauh di tambah dengan Keyana yang akan melanjutkan pendidikannya ke luar negeri, ia rasa apa dia mampu menunggunya sedangkan di usianya yang sekarang sudah sangat siap untuk menjalani sebuah rumah tangga.

To be continued...

My Sweetie Teacher (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang